LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL DAN FITOKIMIA
ANALISA TOTAL KAROTEN
Oleh :
IMFRANTONI PURBA
05111003014
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2014
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Senyawa
β-karoten adalah antioksidan merupakan provitamin A yang
apabila dalam tubuh berubah menjadi vitamin A. Beta-karoten merupakan salah satu karotenoid yang secara alami membentuk pigmen
kunig, oranye, dan merah pada buah dan sayuran. Sebagian besar sumber
vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam bahan-bahan nabati. Tubuh
manusia mempunyai kemampuan mengubah sejumlah besar karoten menjadi vitamin A. Karotenoid banyak dimanfaatkan dalam bidang farmasi dan
pangan karena aktivitas vitamin A yang tinggi dan kemampuannya sebagai pewarna.
Senaywa β-karoten memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi sehingga banyak
dimanfaatkan untuk fortifikasi pada bahan pangan. Sayuran dan
buah-buahan yang berwarna hijau atau kuning biasanya banyak mengandung karoten.
Semakin hijau daun tersebut semakin tinggi kadar karotennya. Sumber β-karoten dapat diperoleh dari buah, sayuran, dan
mikroalga. Selain itu, β-karoten juga dapat ditemukan pada daun-daunan. Senyawa
β-karoten memiliki banyak ikatan rangkap pada struktur kimianya, keadaan
tersebut mengakibatkan karoten tidak stabil dan mudah mengalami perubahan yang
engarah pada kerusakan. Kerusakan β-karoten dapat disebabkan oleh panas,
oksidasi, dan isomerasi (Syahputra, 2005).
Menurut
Ardiansah (2007), beta karoten merupakan antioksidasi yang cukup kuat yang
secara teoritis juga dapat melindungi oksidasi LDL(Low density lipoprotein
serum). Karotenoid merupakan antioksidan yang sangat potensial dalam melindungi
membran lipid terhadap peroksidasi. Konsumsi makanan yang mengandung banyak
karotenoid lebih efektif dapat mencegah kerusakan kolesterol serum dibandingkan
dengan vitamin E. Di samping itu juga, karotenoid yang berasal dari sumber alam
lebih aman dibandingkan dengan karotenoid sintetik.
B. Tujuan
Tujuan praktikum
ini adalah untuk menganalisa kandungan klorofil pada beberapa sampel tumbuhan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Daun Sirih
Klasifikasi
ilmiah atau taksonomi dari daun sirih menurut Mursito (2002) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliosida
Ordo : Piperales
Family : Piperacecae
Genus : Piper
Spesies : P. Betle
Sirih
merupakan tanaman tumbuhan obat yang sangat besar
manfaatnya. Sirih tumbuh menjalar
dan merambat pada batang pohon di sekelilingnya dengan daunnya yang berbentuk
jantung, berujung runcing, tumbuh bersilang-seling, bertangkai, teksturnya agak
kasar dan mengeluarkan bau jika diremas. Sirih memiliki batang berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulan dan berkerut.
Sirih tumbuh di daerah tropis dengan ketiggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan air
(Mursito, 2002)
Secara tradisional,
daun sirih telah digunakan untuk menyembuhkan mata merah atau iritasi dengan
merendam daun sirih dalam air mendidih di wadah dan digunakan setelah air agak
dingin. Daun sirih juga digunakan untuk menghentikan perdarahan akibat mimisan
dengan menggulung daun sirih menyerupai rokok dan ujungnya yang runcing
dimasukkan ke dalam lubang hidung. Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana
komponen utamanya terdiri atas fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol,
kavibetol, karvacol, eugenol, dan allilpyrocatechol. Selain minyak atsiri, daun
sirih juga mengandung karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C,
tannin, gula, pati dan asam amino.10 Kandungan eugenol dalam daun sirih
mempunyai sifat antifungal. Daun sirih yang sudah dikenal sejak tahun 600 SM
ini mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak
digunakan sebagai antibakteri dan antijamur (Sastroamidjojo, 1997)
B. Karotenoid
Karotenoid adalah golongan senyawa kimia organik bernutrisi yang
terdapat pada pigmen alami tumbuhan dan hewan. Berdasarkan struktur kimianya,
karotenoid masuk ke dalam golongan terpenoid. Karotenoid merupakan zat yang
menyebabkan warna merah, kuning, oranye, dan hijau tua pada buah dan sayuran.
Peran penting karotenoid adalah sebagai agen antioksidan dan dalam sistem
fotosintesis. Selain itu, karotenoid juga dapat diubah menjadi vitamin
esensial. Karotenoid adalah pigmen (pewarna alami) organik
yang terjadi secara alamiah dalam tumbuhan dan organisme berfotosintesis
lainnya seperti ganggang, beberapa jenis fungi dan beberapa bakteri. Sekarang terdapat 600 karotenoid yang
dikenal, mereka dibagi menjadi dua kelas, xanthophylls dan karoten. Karotenoid
alami (juga dikenal sebagai ekstrak karoten) yang secara alami dapat memberikan
pigmen warna pada berbagai tumbuhan termasuk buah-buahan dan sayuran.
Karotenoid merupakan suatu zat alami yang sangat penting dan mempunyai sifat
larut dalam lemak atau pelarut organik tetapi tidak larut dalam air yang
merupakan suatu kelompok pigmen berwarna orange, merah atau kuning (Kurniawan, 2010).
Karotenoid
adalah pigmen organik yang ditemukan dalam kloroplas dan kromoplas tumbuhan dan
kelompok organisme lainnya seperti alga, sejumlah bakteri (fotosintentik maupun
tidak), dan beberapa fungi (non-fotosintetik). Karotenoid dapat diproduksi oleh
semua organisme tersebut dari lipid dan molekul-molekul penyusun metabolit
organik dasar. Organisme heterotrof sepenuhnya, seperti hewan, juga
memanfaatkan karotenoid dan memperolehnya dari makanan yang dikonsumsinya. Karotenoid
termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai panjang dengan 40 atom
karbon, yang dibentuk dari empat unit terpena (masing-masing terdiri dari 10
atom karbon). Secara struktural, karotenoid berbentuk rantai hidrokarbon
poliena yang kadang-kadang di bagian ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin
memiliki atom oksigen. Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks
-oid, dan berarti "senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan
karotena" (Ikawati, 2005).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Bahan dan Alat
Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1) Aquadest, 2) Aseton 80%, 3) Daun jambu biji, 4) Daun sirih, 5) Daun sirsak.
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1) Beaker glass, 2) Corong, 3) Mortar, 4) Pipet volume, 5) Penjepit tabung, 6) Rak tabung reaksi, 7) Spektofotometer, 8) Tabung reaksi.
B. Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini adalah
:
1. Daun
segar sebanyak 0,1 g dihaluskan dalam mortar yang diberi 0,01 L aseton 80%
2. Hasil
gerusan daun ditambahkan aseton hingga volume larutan menjadi 10 mL, kemudian
disaring menggunakan kertas saring
3. Filtrat
yang diperoleh diukur absorbansinya pada panjang gelombang 480, 663 dan 645 nm
Karotenoid daun jambu biji =
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil dari
praktikum ini adalah :
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Sampel
|
Absorbansi Sampel
|
Total karoten
(mg/L)
|
||
480
|
645
|
663
|
||
Daun sirsak
|
1,635
|
0,855
|
1,547
|
0,324
|
Daun sirih
|
0,575
|
0,196
|
0,324
|
0,056
|
Daun jambu biji
|
1,580
|
0.955
|
1.824
|
0,383
|
B.
Pembahasan
Analisa total karotenoid dilakukan dengan metode spektrofotometri sama
seperti analisa yang digunakan
untuk anlisa kualitatif klorofil. Prinsip dari metode
spektrofotometri adalah mengukur klorofil berdasarkan serapan dari spektrum
warna pada panjang gelombang tertentu. Perbedaan pengukuran karotenoid dengan
klorofil hanya terdapat pada panjang gelombang yang digunakan pada metode
spektofotometri. Panjang gelombang yang digunakan dalam analisa karoten dengan
metode spektrofotometri ini yaitu 480 nm, 645 nm dan 663 nm. Karotenoid umumnya larut
dalam lemak bersifat non-polar sehingga akan terlarut dengan sangat baik bila
dilarutkan dengan larutan yang bersifat non-polar juga.
Karotenoid
merupakan suatu zat alami yang sangat penting dan mempunyai sifat larut dalam
lemak atau pelarut organik tetapi tidak larut didalam air yang merupakan suatu
kelompok pigmen berwarna oranye, merah, atau kuning. Karotenoid
memiliki fungsi biologis yang sangat penting sebagai antioksidan dan
imunostimulator yang dapat mencegah penyakit, anti inflamasi, anti stress, anti
penuaan dini. Senyawa karotenoid ditemukan tersebar luas dalam tanaman (di dalam
kloroplas dan kromoplas) dan buah-buahan serta tidak diproduksi oleh tubuh
manusia. Daun juga mengandung senyawa
karotenoid walaupun bewarna hijau. Pada tumbuhan tingkat tinggi, kloroplas
terutama terdapat pada jaringan parenkim palisade dan parenkim spons daun. Dalam
kloroplas, pigmen utama klorofil serta karotenoid dan zantofil terdapat pada
membran tilakoid. Inilah yang mengapa di dalam daun terdapat karotenoid.
Hasil
praktikum menunjukkan bahwa daun
jambu biji memiliki kandungan
karotenoid tertinggi diantara yang lain. Hal ini berhubungan dengan nilai total
klorofil daun jambu biji yang juga tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya.
Total karoten yang terkandung pada sampel jambu biji yaitu sebesar 0,383 mg/L.
Nilai karoten pada bahan bebanding lurus dengan jumlah klorofilnya. Semakin tinggi nilai klorofil suatu sampel maka akan
semakin tinggi juga nilai karotenoidnya. Hal ini disebabkan karena di dalam
kloroplas terdapat senyawa klorofil dan karotenoid, maka apabila total klorofil
tinggi maka total karotenoid juga tinggi.
V.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang didapat dari praktikum analisa klorofil adalah :
1.
Karotenoid umumnya larut dalam lemak
bersifat non-polar sehingga akan terlarut dengan sangat baik bila dilarutkan
dengan larutan yang bersifat non-polar.
2.
Kandungan
total klorofil sampel berbanding lurus dengan kandungan total karotenoid
sampel.
3.
Pengukuran karotenoid dengan
spektofotometer dilakukan dengan menggunakan panjang gelombang 480, 645, dan 663 nm.
4.
Kandungan total karotenoid tertinggi terdapat pada sampel
daun jambu biji.
5.
Semakin tinggi kandungan klorofil yang
terdapat pada sampel semakin tinggi juga kandungan karotennya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ardiansyah, 2007. Antioksidan dan Peranannya Bagi Kesehatan. Available
from:URL: http://www.iptek.net
Ikawati, R. 2005. Optimasi
Kondisi Ekstraksi Karotenoid Wortel (Daucus
carota L.) menggunakan Response
Surface Methodology (RSM). Jurnal Teknologi Pertanian 1(1): 14-22, Agustus
2005.
Kurniawan, M., Izzati, M.,
Nurchayati,Y. 2010. Kandungan Klorofil, Karotenoid, dan Vitamin C pada Beberapa
Spesies Tumbuhan Akautik. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1,
Maret 2010.
Mursito, B. 2002. Ramuan
Tradisonal Untuk Penyakit Malaria. PT. Penerbar Swadaya. Jakarta.
Sastroamidjojo,
S. 1997. Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat.
Jakarta.
Syahputra, M. R., Karwur,F. F.,
Limantara, L. 2005. Analisa Komposisi dan Kandungan Karotenoid Total dan
Vitamin A Fraksi Cair dan Padat Minyak Sawit Kasar (CPO) Menggunakan KCKT
Detektor PDA. Jurnal Natur Indonesia 10(2), April 2008:89-97.
LAMPIRAN
Perhitungan total karotenoid :
1) Karotenoid
daun sirsak =
=
= 0,324
mg/L
2) Karotenoid
daun sirih =
=
= 0,056 mg/L
3) Karotenoid
daun jambu biji =
=
= 0,383 mg/L