LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM SATUAN OPERASI
VISKOSITAS
(KEKENTALAN)
Oleh :
IMFRANTONI
PURBA
05111003014
KELOMPOK 3
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap
zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat
cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat
lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu
kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai
peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam
fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap
yang lain.
Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter ( Lutfy, 2007).
Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter ( Lutfy, 2007).
Apabila zat cair tidak kental maka
koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang
menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang
menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding
dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua
dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran
ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan
alirannya tidak terlalu cepat (Sudarjo,
2008).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan
yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak
didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat
kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah
benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang
berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair (Martoharsono, 2006).
Viskositas menentukan
kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material.
Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir.
Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul
dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas
yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara
molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul. Viskositas
dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo,
2009).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).
Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).
Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk menyelidiki angka kental
relatif suatu zat cair dengan cara menggunakan air.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
- Pengertian
Viskositas (kekentalan) dapat
dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu fluida. Karena adanya viskositas
ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida diatasnya lapisan lain
haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k, lapisan zat cair dapat
bergerak dengan kecepatan v, yang harganya semakin mengecil untuk lapisan dasar
sehingga timbul gradien kecepatan. Baik zat cair maupun gas mempunyai
viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) dari pada gas tidak kental (Mobile ) (Martoharsono, 2006).
Suatu
jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran
viskos sebagai geseran dalam
(viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan
gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan
antara tegangan geser (s)
dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak
seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan
beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas
yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka
fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang saling
bergeseran. Setiap lapisan
tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling
bawah sama dengan nol, maka kecepatan
geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap
dengan tidak adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006).
Lapisan-lapisan gas atau zat cair
yang mengalir saling berdesakan karena itu terdapat gaya gesek yang bersifat
menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair. Gaya gesek
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus: G = Å‹ A . (Ginting, 2011).
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan
non newtonian.
1. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah
cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya gaya irisan, ini adalah
aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air, minyak, sirup, gelatin, dan
lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas berbanding lurus dengan
shear stresss secara proporsional dan viskositasnya merupakan slope atau
kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam
kisaran aliran laminar (aliran streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi disebut “Viscous”
dan yang viskositasnya rendah disebut “Mobile” (Dogra, 2006).
2. Cairan Non-Newtonian
Yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan
dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.
B. Metode Penentuan Kekentalan
Untuk
menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara :
1. Cara Ostwalt /
Kapiler
Viskositas dari cairan yang
ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk
lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer
Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan
bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2
tanda tersebut (Lutfy, 2007).
Berdasarkan hukum Heagen
Poiseuille.
Å‹ = Î P r4t
8 VL
Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi
kecepatan
dalam arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar
perdetik.(Sarojo, 2006)
dalam arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar
perdetik.(Sarojo, 2006)
2. Cara Hopper
Berdasarkan hukum Stokes pada
kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca )
melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya
bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat
kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan
gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas
sepanjang tegangan yang diberikan. Tegangan tidak bergantung pada regangan geser
tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan
juga disebut laju regangan ( D. Young , 2009).
Laju perubahan regangan
geser = laju regangan =
Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η (
eta ), sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan :
η = Tegangan
geser
Laju regangan
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida
kental, walaupun ketika itu hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada
sebuah bola tertentu di dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan
kecepatan relatifnya. Bila fluida
sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila
sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan
berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan
terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat
sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola menghadap
kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008).
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum
viskositas (kekentalan) terlaksana pada hari Kamis, tanggal 20 Maret 2012 dimulai pada pukul 13.00 sampai dengan 15.00, di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
B.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum ini
adalah ; 1) bandul, 2) beaker gelas, dan 3) viscotester.
Bahan yang digunakan yaitu 1) aquadest, 2) kecap manis, 3) minyak
sayur, dan 4) susu kental manis.
C.
Cara Kerja
Cara
kerja yang harus dilakukan pada praktikum viskositas (kekentalan) ini adalah
dengan cara:
1.
Pertama ditentukan terlebih dahulu
kerapatan sample dengan
piknometer.
2.
Alat dibersihkan betul dengan
asam pencuci dan dikeringkan.
3.
Masukkan sample yang akan
ditentukan viskositasnya dalam wadah
sampel
viskotester.
4.
Hasil pengukuran viskotester terhadap sample dicatat.
5.
Analisa data dengan menggunakan
perhitungan ketidakpastian pengukuran dalam percobaan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah :
No. Kelompok Bahan Viskositas (dPas)
|
1. I
dan II Kecap
manis 195
2. III dan IV Minyak Goreng 0,39
3.
IV dan V
Susu Kental Manis 280
|
B.
Pembahasan
Praktikum mengenai viskositas atau pengukuran kekentalan suatu cairan. Pada praktikum
ini bahan yang digunakan yaitu kecap manis, susu kental manis dan minyak
goreng. Sebelum dilakukan pengukuran viskositas atau kekentalan zat tersebut, terlebih dahulu ditentukan rapatan masing-masing
sample dengan menggunakan piknometer untuk menentukan berat jenis larutan
tersebut, sebelumnya telah disesuaikan
keadaan suhunya pada piknometer .
Alat yang kita gunakan didalam pengukuran
kekentalan suatu sample yaitu Viskotester. Viskotester ini memiliki tiga bandul
yang dimasukkan kedalam sample yang ukuran ketiga bandul tersebut berbeda-beda, semakin besar bandul yang kita
gunakan maka semakin besar
kekentalan dan semakin kecil bandul maka semakin kecil kekentalan suatu sample, pada praktikum ini kita hanya memakai bandul II (sedang) dan bandul III (besar). Perputaran bandul harus
benar-benar berputar dan tidak boleh mengenai atau menyentuh dinding tabung karena hal ini sangat mempengaruhi hasil dan
sangat diharapkan ketelitian praktikan
dalam membaca skala pengukuran viskotester, sesaat sebelum melakukan percobaan selanjutnya, harus dipastikan bahwa
alat-alat yang digunakan dalam keadaan bersih alat dibersihkan dengan asam pencuci dan kemudian
dikeringkan, ketiga larutan, yaitu aquadest, larutan sample atau sirup merah dan
sirup hijau yang akan ditentukan viskositas atau kekentalannya dimasukkan
kedalam alat viscometer ostwalt. Dari ketiga bahan tersebut, tiap
bahan memiliki masing-masing nilai viskositas yang berbeda. Sebelumnya telah
dijelaskan bahwa viskositas merupakan sebuah ukuran penolakan sebuah fluida
terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear, atau sifat kekentalan yang
disebabkan karena gesekan oleh satu bagian pada zat cair terhadap bagian
lainnya. Viskositas fluida
menunjukkan bagaimana gerakan zat padat di dalam fluida tersebut, semakin besar
viskositasnya maka semakin susah suatu
zat padat bergerak di dalamnya. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan
diketahui sebuah benda dimasukkan ke dalam masing-masing cairan atau larutan
yaitu kecap manis, minyak goreng, dan susu kental manis dimana jumlah setiap bahan memiliki nilai yang sama. Dari data yang
didapat tersebut kita dapat mengetahui bahwa kekentalan dari tiap zat berbeda.
Perbedaan kekentalan tiap bahan ditunjukan dengan data yang diperoleh yaitu pada bahan pertama yang di uji oleh kelompok I dan kelompok II yaitu dengan bahan kecap manis kekentalan yang diperoleh sebesar 195 dPas, pengujian yang selanjutnya yaitu yang dilakukan oleh kelompok III dan kelompok IV dengan bahan minyak goreng dengan kekentalan yang diperoleh sebesar 0,39 dPas, pada bahan terakhir/ketiga yaitu yang dilakukan oleh kelompok V dan VI yaitu susu kental manis diperoleh kekentalannya sebesar 280 dPas. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa, kecap manis, minyak goreng dan susu kental manis, memiliki perbedaan voiskositas hal tersebut membuktikan bahwa, setiap larutan itu memiliki perbedaan viskositas. Sample yang memiliki viskositas yang paling besar yaitu terdapat pada susu kental manis, hal inilah yang membuktikan bahwa susu kental manis lebih kental dari sample lainnya.
Perbedaan kekentalan tiap bahan ditunjukan dengan data yang diperoleh yaitu pada bahan pertama yang di uji oleh kelompok I dan kelompok II yaitu dengan bahan kecap manis kekentalan yang diperoleh sebesar 195 dPas, pengujian yang selanjutnya yaitu yang dilakukan oleh kelompok III dan kelompok IV dengan bahan minyak goreng dengan kekentalan yang diperoleh sebesar 0,39 dPas, pada bahan terakhir/ketiga yaitu yang dilakukan oleh kelompok V dan VI yaitu susu kental manis diperoleh kekentalannya sebesar 280 dPas. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa, kecap manis, minyak goreng dan susu kental manis, memiliki perbedaan voiskositas hal tersebut membuktikan bahwa, setiap larutan itu memiliki perbedaan viskositas. Sample yang memiliki viskositas yang paling besar yaitu terdapat pada susu kental manis, hal inilah yang membuktikan bahwa susu kental manis lebih kental dari sample lainnya.
V. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum
yang telah kita lakukan, dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam
suatu fluida, karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu
lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya.
2. Suatu percobaan dapat melakukan kesalahan baik kesalahan yang
sengaja maupun tidak sengaja, seperti saat menggunakan stopwatch.
3. Pengukuran viskositas dapat dilakukan dengan dua metode yaitu dengan metode Ostwald
dan metode Hoppler.
4. Kekentalan suatu zat dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi, tekanan, dan berat
molekul.
5.
Semakin kental suatu larutan yang digunakan, maka semakin besar nilai viskositasnya.
6. Setiap larutan memiliki viskositas
(kekentalan) yang berbeda-beda.
7. Sample yang memiliki viskositas
yang paling besar yaitu terdapat pada susu kental manis.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W.. 2006. Kimia Fisika Jilid II Edisi IV. Jakarta. Erlangga.
Chang, Raymond 2007. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Erlangga. Jakarta.
Chang, Raymond 2007. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Erlangga. Jakarta.
Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Malang.
D . Young, Hugh. 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.
Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. LDB UNSRI. Indralaya.
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika . Erlangga.
Jakarta.
Lutfy, Stokes.
2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.
Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba
Teknika. Jakarta. Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya.
Inderalaya.
Sumarna, Omay. 2006. Kimia Organik I Untuk
Umum. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar