Oleh : IMFRANTONI PURBA
O5111003014
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
A. PENDAHULUAN
Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk (Satuhu, 2004). Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian sangat penting untuk klasifikasi standar bentuk dan ukuran.oleh karena itu dibuatlah suatu standar yang telah disepakati bersama untuk mempermudah penanganan dan pengolahan produk tersebut. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu: bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda geometri tertentu (Silaban,2011).
Karakteristik fisik hasil pertanian akan mempengaruhi bentuk dan ukuran berat atau volume.Konsumen tertentu memiliki penerimaan (aseptabilitas) tertentu mempertimbangkan karakteristik fisik. Bentuk dan ukuran berat dan warna yang seragam menjadi pilihan konsumen. Untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan tentang karakteristik watak atau sifat teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis (Ishak, 2009).
Sayuran dan buah-buahan sebagai tanaman hortikultura memiliki umur kurang dari satu tahun dan merupakan tanaman musiman yang mempunyai arti penting dalam menambah variasi pada makanan, disamping kontribusi sebagai mineral (B1, Ca dan Fe) dan vitamin (A dan C). Warnanya ditentukan oleh kandungan zat warna yang disebut khlorofil, karotenoid dan flavonoid. Warna tersebut dapat dijadikan indikasi kesegaran dalam konsumsi (Winarno, 2004).
Kedua bahan pangan tersebut memiliki beberapa sifat yang sama, yaitu mudah rusak karena mempunyai tekstur lunak, kadar air (KA) tinggi, adanya komponen zat-zat dan enzim yang masih aktif. Hal tersebut di indikasikan oleh adanya perubahan-perubahan fisiologis secara spontan yang disertai perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi maka dari itu, perlu diketahui cara-cara penanganan untuk mempertahankan mutunya melalui proses pengolahan lebih lanjut (Fitriani, 2011). Tidak semua bagian sayuran dan buah-buahan dapat dimakan untuk memperhitungkan jumlah bagian yang termakan dan yang terbuang dari sayuran dan buah-buahan perlu diketahui jumlah bagian yang biasa dimakan (edible portion) dari sayuran dan buah-buahan tersebut (Syarief, 1988).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:1) beaker gelas, 2) buret , 3) penggaris, 4) pisau, 5) spatula, 6)timbangan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1) anggur, 2) apel, 3) aquadest, 4), bayam 5) bengkoang, 6) buncis, 7) kangkung, 8) kentang, 9) sawo, 10) tepung terigu, 11) timun, 12) ubi kayu, 13) wortel.
D. CARA KERJA
Cara kerja pada praktikum tegangan permukaan adalah dengan:
Edibel portion buah dan sayur
Cara kerja pada praktikum ini yaitu
Terlebih dahulu masing-masing jenis bahan ditimbang
Bagian buah dan sayuran yang biasa dimakan dan yang tidak biasa dimakan dipisahkan
Bagian buah dan sayuran yang dapat dimakan tersebut ditimbang
Nyatakan persen dalam berat utuh
Tepung-tepungan
Cara kerja pada praktikum ini yaitu
Timbang tepung terigu sebanyak 25 gr dan dimasukkan kedalam beaker gelas
Teteskan air pada tepung dengan buret secara perlahan-lahan
Aduk tepung tersebut dengan spatula sambil air dari buret menetes
Aduk sampai benar-benar lengket/semua tepungnya disatukan
Catat berapa banyak air yang digunakan/diserap tepung
Hitung daya serap tepung
Umbi-umbian
Cara kerja pada praktikum ini yaitu :
Berat
Terlebih dahulu semua jenis umbi-umbian ditimbang untuk diketahui kisaran beratnya
Warna
Setiapo jenis umbia-umbian dicatat warna kulit dan dagingnya
Ukuran
Kebulatan dan kebundaran masing-masing umbia-umbian diukur dengan penggaris lalu dicatat hasil yang diperoleh
Pencoklatan
Setelah di potong amati beberapa menit kemudian apakah terjadi pencoklatan pada bagian yang dipotong
A. Hasil
Hasil dari praktikum pengetahuan bahan tentang sifat fisik hasil pangan adalah sebagai berikut:
Tabel
No Nama Berat sebelumnya (gr) Berat sesudahnya (gr) Edible portion (%)
1 Anggur 50 gr 48 gr 96 %
2 Apel 140 gr 110 gr 78,5 %
3 Bayam 440 gr 340 gr 77,2 %
4 Buncis 30 gr 27 gr 90 %
5 Kangkung 260 gr 210 gr 80,7 %
6 Kentang 130 gr 110 gr 84,6 %
7 Sawo 50 gr 40 gr 80 %
8 Timun 160 gr 130 gr 81,25 %
9 Wortel 50 gr 25 gr 50 %
Tabel tepung-tepungan kelompok
Kelompok mL aquadest Daya serap
1 14,5 58 %
2 14 56%
3 14,7 58,8%
Tabel umbi-umbian
No Jenis umbi Berat Warna Ukuran Pencoklatan
Kulit Daging Kebulatan Kebundaran
1 Bengkuang 160 gr Putih Putih 0,76 0,92 tidak
2 Bengkuang 300 gr Putih Putih 0,75 0,90 tidak
3 Kentang 130 gr Coklat Kuning 0,76 0,89 ya
4 Ubi jalar 50 gr Ungu Kuning 0,67 0,61 ya
5 Ubi kayu 450 gr Cokelat Putih 0,72 0,89 tidak
6 Wortel 50 gr Orange Orange 0,85 0,63 tidak
Perhitungan kelompok 3
Edible portion
Rumus : Ep = (berat yang dapat dimakan)/(berat mula-mula) ×100%
Ep Anggur = (48 gr)/(50 gr) 100% =96%
Ep kangkung = (210 gr)/(260 gr) 100% =80,7%
Ep Bayam = (340 gr)/(440 gr) ×100% = =77,2%
Daya serap air
Rumus daya serap air = (mL air)/(gr terigu) ×100%
Daya serap air = (14,7 mL)/(25 gr) ×100% =58,8%
Kebundaran dan kebulatan
Rumus kebundaran = Rn = (luas bundaran terkecil yang dapat meliputi seluruh proyeksi)/(luas proyeksi terbesar)
Luas lingkaran = πr3
Rumus kebulatan = ∛(abc/a)
a = diameter bundaran terpanjang
b = diameter bundaran terkecil
c = jarak dari pusat bundaran terkecil
Ubi Bengkuang
Luas terkecil
L = πr2
L = (3,14) × (2,1)2
L = 14 Luas terkecil
L = πr2
L = (3,14) × (3,05)2
L = 29,2
Luas terbesar
L = πr2
L = (3,14) × (2,3)2
L = 16,6 Luas terbesar
L = πr2
L = (3,14) × (2,1)2
L = 32,1
Rn ubi = 14,9/16,6=0,89
Sp ubi = ∛(4,6 ×4,2 ×1,9)/4,6= ∛36,70/4,6 =0,72
Rn bengkuang = 29,2/32,1=0,9
Sp bengkuang = ∛(6,4 ×6,1 ×2,9)/6,4= ∛113,21/6,4=0,75
F. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu : Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian sangat penting untuk klasifikasi standar bentuk dan ukuran untuk mempermudah penanganan dan pengolahan produk tersebut. Semakin sedikit bagian buah dan sayur yang dibuang semakin tinggi edible portion nya ( bagian yang bisa dimakan). Pada jenis buah diperoleh edible portion yang besar dibandingkan dengan edible portion yang diperoleh dari sayuran Nilai kebundaran maksimal 1, nilai kebundaran paling tinggi diperoleh pada bengkuang yaitu sebesar 0,9. Pencoklatan pada kentang dan ubi jalar setelah dikupas disebabkan oleh pengaruh aktivitas enzim Polypenol Oxidase (PPO), yang bereaksi dengan oksigen membentuk Gugus O-kuinon, inilah yang membentuk warna coklat. Kemampuan daya serap air pada tepung berkurang apabila kadar air dalam tepung (moisture) terlalu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, Dini. Laporan Praktikum 1 – karakteristik Fisik. 2011.(online)
Ishak, 2009. Penuntun Praktikum Aplikasi Perubahan Kimia Pangan, Tim Asisten, Makassar. Satuhu, 2004. Penanganan dan Pengolahan Pangan, Penebar Swadaya, Jakarta.
Silaban, Jansen Bernard. Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian. 2011. (online).
Syarief R. dan A. Irawati, 1988, Pengetahuan Bahan untuk Industri Pertanian, Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta
Winarno, 2004. Kimia Pangan dan Gizi, Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar