Sabtu, 14 Maret 2015

analisa klorofil

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL DAN FITOKIMIA
ANALISA KLOROFIL












Oleh :
IMFRANTONI PURBA
05111003014







TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah klorofil diperkenalkan pada tahun 1818 dan pigmen tersebut diekstrak dari tanaman dengan menggunakan pelarut organik. Klorofil diartikan sebagai zat hijau daun, berasal dari bahasa yunani yaitu chloros yang artinya hijau dan phyllos yang artinya daun. Pada tumbuhan klorofil digunakan sebagai pigmen pemberi warna hijau. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya matahari menjadi tenaga kimia. Dengan proses fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu yg pertama memanfaatkan energy matahari, kedua memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan yang ketiga menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat, dan molekul organik lainnya. Pada klorofil terdapat rantai fitil yang apabila terkena air dengan katalisator kloroilase akan mengubah kloroil menjadi fitol. Fitol yaitu alcohol primer jenuh yang mempunyai daya afinitas yan kuat terhadap O2 dalam proses reduksi klorofil (Ai, 2011).
Klorofil menyebabkan cahaya berubah menjadi radiasi elektromagnetik pada spectrum kasat mata(visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melali fotosintesisi, sehingga fotosintesis disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar matahari dengan bentuk panjang gelombang antara 400 – 700 nm. Sebagian besar klorofil berada dalam dua bentuk yaitu klorofil a dan klorofil b. Klorofil a bersifat kurang polar dan berwarna biru hijau, sedangkan klorofil b bersifat polar dan berwarna kuning hijau (Setiari, 2009)
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk menganalisa kandungan klorofil pada beberapa sampel tumbuhan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.    Daun Sirih
Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari daun sirih menurut Mursito (2002) adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Division           : Magnoliosida
Ordo                : Piperales
Family             : Piperacecae
Genus              : Piper
Spesies            : P. Betle
Sirih merupakan tanaman tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya. Sirih tumbuh menjalar dan merambat pada batang pohon di sekelilingnya dengan daunnya yang berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh bersilang-seling, bertangkai, teksturnya agak kasar dan mengeluarkan bau jika diremas. Sirih memiliki batang berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulan dan berkerut. Sirih tumbuh di daerah tropis dengan ketiggian 300-1000 m di atas permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan air (Mursito, 2002)
Secara tradisional, daun sirih telah digunakan untuk menyembuhkan mata merah atau iritasi dengan merendam daun sirih dalam air mendidih di wadah dan digunakan setelah air agak dingin. Daun sirih juga digunakan untuk menghentikan perdarahan akibat mimisan dengan menggulung daun sirih menyerupai rokok dan ujungnya yang runcing dimasukkan ke dalam lubang hidung. Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana komponen utamanya terdiri atas fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvacol, eugenol, dan allilpyrocatechol. Selain minyak atsiri, daun sirih juga mengandung karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tannin, gula, pati dan asam amino.10 Kandungan eugenol dalam daun sirih mempunyai sifat antifungal. Daun sirih yang sudah dikenal sejak tahun 600 SM ini mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak digunakan sebagai antibakteri dan antijamur (Sastroamidjojo, 1997)

B.     Klorofil
Klorofil adalah pigmen bewarna hijau yang terdapat dalam kloroplas bersama sama dengan senyawa karoten dan xantofil pada semua makhluk hidup yang mampu melakukan fotosintesis. Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan menyerap cahaya merah biru dan ungu serta merefleksikan cahaya hijau yang memnyebabkan tumbuhan memperoleh cirri warnanya. Klorofil terdapat dalam koroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai enegi untuk reaksi-reaksi caaya dalam proses fotosintesi. Tanaman hijau memiliki klorofil dalam 2 bentuk yaitu klorofil a dan klorofil b. Koorofil a bersifat kurang polar dan bewarna biru hijau, sedangkan klorofil b bersifat polar dan bewarna kuning hijau. Klorofil bewarna hijau karena menyerap scara kuat daerah merah dan biru dari spketrum cahaya visibel. Klorofil juga mudah terdegradasi akibat paparan panas, cahaya, oksidator, dan kondisi pH lingkungan. Tiga reaksi yang menjelaskan degradasi pigmen klorofil, yaitu peofitinasi, pementukan klorofilid, dan oksidasi (Seafast, 2012).
Klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat dalam kloroplas. Kloroplas adalah organel sel tanaman yang mempunyai membran luar, membran dalam, ruang antar membran dan stroma. Permukaan membran internal yang disebut tilakoid akan membentuk kantong pipih dan pada posisi tertentu akan bertumpukan dengan rapi membentuk struktur yang disebut granum. Proses fotosintesis akan menghasilkan senyawa karbohidrat dengan bantuan cahaya matahari, unsur hara dari dalam tanah dan juga air. Karbohidrat yang dihasilkan dalam fotosintesis diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya. Klorofil menyerap cahaya yang berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible). Cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi tidak semua panjang gelombang diserap dengan baik oleh klorofil. Klorofil dapat menampung cahaya yang diserap oleh pigmen lainnya melalui fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis (Setiari, 2009).

III. METODELOGI PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1) Aquadest, 2) Aseton 80%, 3) Daun jambu biji, 4) Daun sirih, 5) Daun sirsak.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1) Beaker glass, 2) Corong, 3) Mortar, 4) Pipet volume, 5) Penjepit tabung, 6) Rak tabung reaksi, 7) Spektofotometer, 8) Tabung reaksi.

B. Cara Kerja
            Cara kerja dari praktikum ini adalah :
1.      Daun segar sebanyak 0,1 g dihaluskan dalam mortar yang diberi 0,01 L aseton 80%
2.      Hasil gerusan daun ditambahkan aseton hingga volume larutan menjadi 10 mL, kemudian disaring menggunakan kertas saring
3.      Filtrat yang diperoleh diukur absorbansinya pada panjang gelombang 663 dan 645 nm
Klorofil total (mg/L) = 20,2 A645 + A663













IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
            Hasil dari praktikum ini adalah :
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Sampel
Absorbansi Sampel
Total klorofil (mg/L)
645
663
Daun sirsak
0,855
1,547
18,818
Daun sirih
0,196
0,324
4,2832
Daun jambu biji
0,955
1,824
21,115


B. Pembahasan
Metode pengujian yang dilakukan pada praktikum ini adalah metode sptektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 645 nm dan 663 nm. Pemilihan panjang gelombang didasarkan pada sifat klorofil yang banyak menyerap sinardengan panjang gelombang 400 – 700 nm. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Secara kuantitaif, besarnya energi yang diserap olehzat akan identik dengan jumlah zat di dalam larutan tersebut. Pengujian klorofil pada daun sirih ini dilakukan dengan penambahan aseton dalam gerusan sampel daun berfungsi untuk pelarutan klorofil dan membentu melumatkan daun. Hasil uji total klorofil yang dilakukan pada praktikum ini menunjukkan bahwa daun jambu biji mengandung kandungan klorofil tertinggi dibandingkan dengan daun sirsak dan daun sirih. Nilai absorbansi yang diperoleh menunjukkan jumlah kadar klorofil yang terkandung di dalam sampel tersebut. Semakin besar nilai absorbansi yang diperoleh dari sampel maka akan semakin banyak juga kandungan klorofil total pada sampel daun. Daun jambu biji menunjukkan nilai absorbansi pada panjang gelombang 645 nm adalah 0,955 dan 663 nm adalah 1,824. Sampel dapat menunjukkan kandungan klorofinya dengan warnanya, semakin hijau larutan yang dihasilkan maka akan semakin tinggi pula kandungan klorofil yang diperoleh. Beberapa factor yang menyebabkan kandungan klorofil yang berbeda pada setiap daun disebabkan oleh faktor antara lain umur tanaman, umur daun, morfologi, serta faktor genetik. Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat dalam kloroplas. Energi  cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sitesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut stomata. Klorofil menyerap cahaya yang berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible). Cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi tidak semua panjang gelombang diserap dengan baik oleh klorofil.





















V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum analisa klorofil adalah :
1.      Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarana pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma.
2.      Panjang gelombang yang digunakan pada metode spektrofotometer sebesar 645 dan 663 nm.
3.      Kandungan klorofil paling banyak dimiliki oleh daun jambu biji dengan nilai 21,115 mg/L.
4.      Klorofil menyerap sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru.
5.      Kandungan klorofil yang terdapat pada tanaman dipengaruhi oleh umur tanaman, umur daun, morfologi, serta faktor genetik.












DAFTAR PUSTAKA
Ai, N.Song dan Y. Banyo.  2011.  Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman.  Jurnal Ilmiah Sains. 11(2) : 168-175.
Atni, M. H. B. M. 2010. Tinjauan Pustaka Daun Sirih. (online) (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19994/4/Chapter%20II.pdf, diakses pada 20 Oktober 2014).
Mursito, B. 2002. Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Malaria. PT. Penerbar Swadaya. Jakarta.
Sastroamidjojo, S. 1997. Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat. Jakarta.
Seafast. 2012. Pewarna Alami untuk Makanan : Hijau Klorofil. (online) (http://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-content/uploads/2013/03/09-hijau-klorofil.pdf, diakses pada tanggal 20 Oktober 2014).
Setiari, N., Nurchayati, Y. 2009. Eksplorasi Kandungan Klorofil pada Beberapa Sayuran Hijau sebagai Alternatif Bahan Dasar Food Supplement. BIOMA Vol. 11, No. 1, Hal 6-10.









LAMPIRAN


Perhitungan klorofil total :
a. Daun sirsak
Klorofil total   = (20.2  A645) + A663
                        = (20.2  0,855) + 1,547
                        = 18,818 mg/L
b. Daun sirih
Klorofil total   = (20.2  A645) + A663
                        = (20.2  0,196) + 0,324
                        = 4,2832 mg/L
c. Daun jambu biji
Klorofil total   = (20.2  A645) + A663
                        = (20.2  0,955) + 1,824
                        = 21,115 mg/L



Tidak ada komentar:

Posting Komentar