LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL DAN FITOKIMIA
ANALISA KLOROFIL
Oleh :
IMFRANTONI PURBA
05111003014
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2014
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah klorofil diperkenalkan pada tahun 1818 dan pigmen tersebut
diekstrak dari tanaman dengan menggunakan pelarut organik.
Klorofil diartikan sebagai zat hijau daun, berasal dari bahasa yunani yaitu
chloros yang artinya hijau dan phyllos yang artinya daun. Pada tumbuhan klorofil digunakan sebagai pigmen pemberi warna hijau.
Senyawa
ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan
mengubah tenaga cahaya matahari menjadi tenaga kimia. Dengan proses
fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu yg pertama
memanfaatkan energy matahari, kedua memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan
yang ketiga menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Dan
karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah
menjadi protein, lemak, asam nukleat, dan molekul organik lainnya. Pada
klorofil terdapat rantai fitil yang apabila terkena air dengan katalisator
kloroilase akan mengubah kloroil menjadi fitol. Fitol yaitu alcohol primer
jenuh yang mempunyai daya afinitas yan kuat terhadap O2 dalam proses
reduksi klorofil (Ai, 2011).
Klorofil
menyebabkan cahaya berubah menjadi radiasi elektromagnetik pada spectrum kasat
mata(visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat
mata dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak
diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung
energi cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melali
fotosintesisi, sehingga fotosintesis disebut sebagai pigmen pusat reaksi
fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar
matahari dengan bentuk panjang gelombang antara 400 – 700 nm. Sebagian besar klorofil berada dalam dua bentuk yaitu
klorofil a dan klorofil b. Klorofil a bersifat kurang polar dan berwarna biru
hijau, sedangkan klorofil b bersifat polar dan berwarna kuning hijau (Setiari, 2009)
B. Tujuan
Tujuan praktikum
ini adalah untuk menganalisa kandungan klorofil pada beberapa sampel tumbuhan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Daun Sirih
Klasifikasi
ilmiah atau taksonomi dari daun sirih menurut Mursito (2002) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliosida
Ordo : Piperales
Family : Piperacecae
Genus : Piper
Spesies : P. Betle
Sirih
merupakan tanaman tumbuhan obat yang sangat besar
manfaatnya. Sirih tumbuh menjalar
dan merambat pada batang pohon di sekelilingnya dengan daunnya yang berbentuk
jantung, berujung runcing, tumbuh bersilang-seling, bertangkai, teksturnya agak
kasar dan mengeluarkan bau jika diremas. Sirih memiliki batang berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulan dan berkerut.
Sirih tumbuh di daerah tropis dengan ketiggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan air
(Mursito, 2002)
Secara tradisional,
daun sirih telah digunakan untuk menyembuhkan mata merah atau iritasi dengan
merendam daun sirih dalam air mendidih di wadah dan digunakan setelah air agak
dingin. Daun sirih juga digunakan untuk menghentikan perdarahan akibat mimisan
dengan menggulung daun sirih menyerupai rokok dan ujungnya yang runcing
dimasukkan ke dalam lubang hidung. Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana
komponen utamanya terdiri atas fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol,
kavibetol, karvacol, eugenol, dan allilpyrocatechol. Selain minyak atsiri, daun
sirih juga mengandung karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C,
tannin, gula, pati dan asam amino.10 Kandungan eugenol dalam daun sirih
mempunyai sifat antifungal. Daun sirih yang sudah dikenal sejak tahun 600 SM
ini mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak
digunakan sebagai antibakteri dan antijamur (Sastroamidjojo, 1997)
B.
Klorofil
Klorofil adalah pigmen bewarna hijau yang
terdapat dalam kloroplas bersama sama dengan senyawa
karoten dan xantofil pada semua makhluk hidup yang mampu melakukan
fotosintesis. Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang
terdapat dalam tumbuhan menyerap cahaya merah biru dan ungu serta merefleksikan
cahaya hijau yang memnyebabkan tumbuhan memperoleh cirri warnanya. Klorofil
terdapat dalam koroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai enegi
untuk reaksi-reaksi caaya dalam proses fotosintesi. Tanaman hijau memiliki klorofil dalam 2 bentuk yaitu
klorofil a dan klorofil b. Koorofil a bersifat kurang polar dan bewarna biru
hijau, sedangkan klorofil b bersifat polar dan bewarna kuning hijau. Klorofil
bewarna hijau karena menyerap scara kuat daerah merah dan biru dari spketrum
cahaya visibel. Klorofil juga mudah terdegradasi akibat paparan panas, cahaya,
oksidator, dan kondisi pH lingkungan. Tiga reaksi yang menjelaskan degradasi
pigmen klorofil, yaitu peofitinasi, pementukan klorofilid, dan oksidasi
(Seafast, 2012).
Klorofil merupakan
faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Klorofil merupakan pigmen utama
yang terdapat dalam kloroplas. Kloroplas adalah organel sel tanaman yang
mempunyai membran luar, membran dalam, ruang antar membran dan stroma.
Permukaan membran internal yang disebut tilakoid akan membentuk kantong pipih
dan pada posisi tertentu akan bertumpukan dengan rapi membentuk struktur yang
disebut granum. Proses
fotosintesis akan menghasilkan senyawa karbohidrat dengan bantuan cahaya
matahari, unsur hara dari dalam tanah dan juga air.
Karbohidrat yang dihasilkan dalam fotosintesis diubah menjadi protein, lemak,
asam nukleat dan molekul organik lainnya. Klorofil menyerap cahaya yang berupa
radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible). Cahaya matahari
mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi
tidak semua panjang gelombang diserap dengan baik oleh klorofil. Klorofil dapat
menampung cahaya yang diserap oleh pigmen lainnya melalui fotosintesis,
sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis (Setiari, 2009).
III. METODELOGI PRAKTIKUM
A.
Bahan dan Alat
Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1) Aquadest, 2) Aseton 80%, 3) Daun jambu biji, 4) Daun sirih, 5) Daun sirsak.
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1) Beaker glass, 2) Corong, 3) Mortar, 4) Pipet volume, 5) Penjepit tabung, 6) Rak tabung reaksi, 7) Spektofotometer, 8) Tabung reaksi.
B. Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini adalah
:
1. Daun
segar sebanyak 0,1 g dihaluskan dalam mortar yang diberi 0,01 L aseton 80%
2. Hasil
gerusan daun ditambahkan aseton hingga volume larutan menjadi 10 mL, kemudian
disaring menggunakan kertas saring
3. Filtrat
yang diperoleh diukur absorbansinya pada panjang gelombang 663 dan 645 nm
Klorofil total (mg/L) = 20,2 A645 +
A663
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil dari
praktikum ini adalah :
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Sampel
|
Absorbansi Sampel
|
Total klorofil (mg/L)
|
|
645
|
663
|
||
Daun sirsak
|
0,855
|
1,547
|
18,818
|
Daun sirih
|
0,196
|
0,324
|
4,2832
|
Daun jambu biji
|
0,955
|
1,824
|
21,115
|
B.
Pembahasan
Metode
pengujian yang dilakukan pada praktikum ini adalah metode sptektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 645 nm dan 663 nm. Pemilihan
panjang gelombang didasarkan
pada sifat klorofil yang banyak menyerap sinardengan panjang gelombang 400 –
700 nm. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu. Secara kuantitaif, besarnya energi yang diserap olehzat
akan identik dengan jumlah zat di dalam larutan tersebut. Pengujian klorofil
pada daun sirih ini dilakukan
dengan penambahan aseton dalam gerusan sampel daun berfungsi untuk pelarutan
klorofil dan membentu melumatkan daun. Hasil uji total klorofil yang dilakukan pada praktikum ini menunjukkan bahwa daun jambu biji
mengandung kandungan klorofil tertinggi dibandingkan
dengan daun sirsak dan daun sirih. Nilai
absorbansi yang diperoleh menunjukkan jumlah kadar klorofil yang terkandung di dalam sampel tersebut. Semakin besar nilai absorbansi yang
diperoleh dari sampel maka akan
semakin banyak juga kandungan klorofil total pada sampel daun. Daun jambu biji menunjukkan nilai absorbansi pada
panjang gelombang 645 nm adalah 0,955 dan 663 nm adalah 1,824.
Sampel dapat menunjukkan kandungan
klorofinya dengan warnanya, semakin
hijau larutan yang dihasilkan maka akan semakin tinggi pula kandungan klorofil
yang diperoleh. Beberapa factor yang menyebabkan kandungan klorofil yang berbeda pada setiap daun disebabkan
oleh faktor antara lain umur tanaman, umur daun, morfologi, serta faktor
genetik. Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di
dalam kloroplas. Klorofil merupakan
faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Klorofil merupakan pigmen utama
yang terdapat dalam kloroplas.
Energi cahaya yang diserap klorofil
inilah yang menggerakkan sitesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas
ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian
dalam daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui
pori mikroskopik yang di sebut stomata. Klorofil
menyerap cahaya yang berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata
(visible). Cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari
merah sampai violet, tetapi tidak semua panjang gelombang diserap dengan baik
oleh klorofil.
V.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat
dari praktikum analisa klorofil adalah :
1.
Spektrofotometri
merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarana pada panjang gelombang spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma.
2.
Panjang gelombang yang digunakan pada
metode spektrofotometer sebesar 645 dan 663 nm.
3.
Kandungan klorofil paling banyak
dimiliki oleh daun jambu biji
dengan nilai 21,115
mg/L.
4.
Klorofil menyerap sinar dengan panjang
gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru.
5.
Kandungan
klorofil yang terdapat pada tanaman dipengaruhi oleh umur tanaman, umur daun,
morfologi, serta faktor genetik.
DAFTAR
PUSTAKA
Ai, N.Song dan Y. Banyo.
2011. Konsentrasi Klorofil Daun
Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman.
Jurnal
Ilmiah Sains. 11(2) : 168-175.
Atni, M. H. B. M. 2010.
Tinjauan Pustaka Daun Sirih. (online) (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19994/4/Chapter%20II.pdf, diakses pada 20 Oktober
2014).
Mursito, B. 2002. Ramuan
Tradisional Untuk Penyakit Malaria. PT. Penerbar Swadaya. Jakarta.
Sastroamidjojo,
S. 1997. Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat.
Jakarta.
Seafast. 2012. Pewarna Alami untuk Makanan : Hijau
Klorofil. (online) (http://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-content/uploads/2013/03/09-hijau-klorofil.pdf, diakses pada tanggal 20 Oktober 2014).
Setiari, N., Nurchayati, Y. 2009. Eksplorasi Kandungan
Klorofil pada Beberapa Sayuran Hijau sebagai Alternatif Bahan Dasar Food
Supplement. BIOMA Vol. 11, No. 1, Hal 6-10.
LAMPIRAN
Perhitungan
klorofil total :
a. Daun sirsak
Klorofil total = (20.2
A645) + A663
=
(20.2
0,855) + 1,547
= 18,818 mg/L
b. Daun sirih
Klorofil total = (20.2
A645) + A663
=
(20.2
0,196) + 0,324
= 4,2832 mg/L
c. Daun jambu biji
Klorofil total = (20.2
A645) + A663
=
(20.2
0,955) + 1,824
= 21,115 mg/L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar