LAPORAN
TETAP
PRAKTIKUM
FITOKIMIA
ANALISA
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
Oleh
IMFRANTONI
PURBA
05111003014
TEKNOLOGI
HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antioksidan merupakan
senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas
dan molekul yang sangat reaktif. Radikal bebas dapat dihasilkan oleh tubuh
secara alami misalnya pada proses pernafasan. Radikal bebas merupakan salah
satu bentuk senyawa oksigen reaktif, yang secara umum diketahui sebagai senyawa
yang memiliki electron yang tidak berpasangan. Tingginya kadar radikal bebas
dalam tubuh dapat memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif. Radikal bebas
terdiri dari berbagai macam spesies oksigen reaktif yang mampu menyerang
membrane lipid, asam nukleat, protein dan enzim. Hal ini dapat menghancurkan
struktur sel-sel tubuh serta mengubah ukuran dan bentuknya. Kerusakan sel-sel
tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan. Tubuh
manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga
jika terjadi paparan radikal bebas berlebih maka tubuh membutuhkan antioksidan
yang berasal dari luar tubuh (Rohmatussolihat, 2009).
Sumber-sumber antioksidan dapat berupa
antioksidan sintetik maupun antioksidan alami. Tetapi saat ini penggunaan
antioksidan sintetik mulai dibatasi karena ternyata dari hasil penelitian yang
telah dilakukan bahwa antioksidan sintetik seperti BHT (Butylated Hydroxy
Toluena) ternyata dapat meracuni binatang percobaan dan bersifat
karsinogenik. Oleh karena itu industri makanan dan obat-obatan beralih
mengembangkan antioksidan alami dan mencari sumber-sumber antioksidan alami
baru. Adanya kekhawatiran akan kemungkinan efek samping dari antioksidan
sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat
dibutuhkan. Antioksidan yang paling banyak dianalisa adalah beta karoten,
vitamin C, vitamin E, asam fenolik, selenium, klorofil, karotenoid, flavonoid,
glutation, likopen, dan melatonin (Siburian, 2008).
B.
Tujuan
Tujuan praktikum adalah
mengetahui ada tidaknya komponen bioaktif pada sampel uji.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Antioksidan
Antioksidan adalah zat
yang sangat berguna bagi tubuh karean antioksidan dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal
bebas di dalam tbuh yang terbentuk pada saat proses metabolisme oksidatif,
yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolic yang terjadi di dalam
tubuh. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan
elektron yang dimiliki radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai
dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif. Senyawa
kimia dan reaksi yang dapat menghasilkan spesies oksigen yang potensial
bersifat toksik dapat dinamakan pro-oksidan. Sebaliknya, senyawa dan reaksi
yang mengeluarkan spesies oksigen tersebut, menekan pembentukannya atau melawan
kerjanya disebut antioksidan. Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal
dari senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen makanan,
senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan,
dan senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke makanan
sebagai bahan tambahan pangan (Rohmatussolihat, 2009).
Antioksidan
dapat digolongkan menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim
meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase.
Antioksidan vitamin meliputi alfa tokoferol (vitamin E), beta karoten (pro
vitamin A), dan asam askorbat (vitamin C) (Rohmatussolihat, 2009).
B.
Mangga (Magnifera indica)
Klasifikasikan
tanaman mangga menurut Tjitrosoepomo (2002) yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera Indica
Mangga
merupakan buah khas daerah tropis. Mangga (Magnifera indica) mengandung vitamin
A, B, C karoten, niacin, riboflavin. Buah mangga termasuk pemasok antioksidan
beta-karoten sekaligus penyedia provitamin A yang unggul. Mangga adalah sumber penting
beta-karoten, salah satu jenis karotenoid (pigmen tanaman yang berwarna kuning
hingga merah) yang memiliki aktivitas provitamin A. Artinya, ketika dikonsumsi,
beta-karoten dalam mangga akan diubah menjadi vitamin A. Di samping
beraktivitas provitamin A, beta-karoten mempunyai aktivitas antioksidan. Mangga
juga mengandung senyawa bioflavonoid yang tinggi dapat berfungsi sebagai
antioksidan yang dapat mencegah kanker. Mangga mengandung asam galat yang baik
bagi saluran pencernaan (Wulandari et al., 2010).
C.
Jeruk (Citrus sinensis L.)
Klasifikasi
tanaman jeruk menurut Tjitrosoepomo (2002) yaitu sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas :
Dicotiledonae
Ordo :
Sapindales
Famili :
Rutaceae
Genus :
Citrus
Species :
Citrus sinensis L.
Buah jeruk mempunyai
nilai gizi yang cukup tinggi, banyak mengandung vitamin C untuk mencegah
penyakit sariawan dan menambah selera makan. Selain vitamin C, buah jeruk
mengandung vitamin dan mineral lainnya yang berguna untuk kesehatan. Buah jeruk
juga merupakan sumber yang baik dari asam amino, beta karoten, asam folat,
pektin, kalium, kalsium, zat besi, yodium, fosfor, mangan, sodium, klorin dan
seng. Kombinasi dari tingginya jumlah anti oksidan (vitamin C) dan flavonoid
dalam buah jeruk membuatnya salah satu buah terbaik dalam membantu untuk
menjaga kesehatan yang optimal serta memperkuat daya tahan tubuh. Sari buah
jeruk mengandung 40-70 mg vitamin C per 100 g bahan, tergantung jenisnya. Makin
tua buah jeruk, kandungan vitamin C-nya juga akan berkurang. Vitamin C terdapat
dalam sari buah, daging dan kulit, terutama pada lapisan terluar kulit buah
(Siburian, 2008).
D.
Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Klasifikasi tanaman
jambu biji menurut Tjitrosoepomo (2002) yaitu sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi : Agiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Myrtales
Family :
Myrtaceae
Genus :
Psidium
Spesies :
Psidium guajava L.
Tumbuhan
jambu biji termasuk jenis perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10m, percabangan
banyak. Buah jambu biji mengandung beberapa zat kimia, seperti kuersetin,
gajaverin, asam galat, leukosianidin, dan asam elagat. Kuersetin merupakan
senyawa falvonoid dari kelompok flavonol. Aktivitas antioksidan kuersetin lebih
kuat dibandingkan dengan mirisetin, leutolin, vitamin C, dan vitamin E.
Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan ( Cahanar,
2006)
Kandungan vitamin C
yang tinggi serta senyawa flavonoid membuat jambu biji memiliki sifat
antioksidan yang kuat yang mampu menghambat produksi nitrosamin, zat pemicu
kanker. Vitamin C yang cukup dalam darah juga mendorong kerja selenium dalam
menghambat sel kanker, terutama kanker paru-paru, prostat, payudara, dan usus
besar. Likopen dalam jambu merah mampu menghambat oksidasi lemak sehingga
mencegah kanker (Rahmat, 2007).
III. METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 30 September 2014, pukul 10.00 WIB
sampai selesai di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya.
B.
Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum uji kualitatif fitokimia, antara lain: 1) Beaker glass,
2) Penganas air, 3) Penjepit tabung reaksi, 4) Pipet tetes, 5) Pipet ukur, 6) Rak
tabung reaksi, 7) Spektrofotometer, 8)Tabung reaksi, 9) Vortex.
Bahan yang digunakan dalam praktikum uji kualitatif
fitokimia, antara lain: 1) Aquadest, 2) DPPH, 3) Jus berbagai merek, 4) Metanol.
C. Cara Kerja
Cara
kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
1. Sebanyak
5 ml sampel uji diencerkan hingga mencapai 50 ml.
2. Larutan
sampel dibuat menjadi 4 seri pengenceran, yaitu 0,5,10, dan 15
3. Masing-masing
seri pengenceran diambil 1 ml dan diberi tambahan 7 ml methanol
4. Selanjutnya
dilakukan penambahan 2 ml larutan DPPH
5. Absorbansi
larutan diukur pada panjang gelombang 517 nm
6. Hasil
peneraan spektrofotometer pada menit ke 30 dicatat
7. Kapasitas
antioksidan sampel dihitung dengan rumus:
8. Nilai
IC50 ditentukan dengan kurba standar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Sampel
|
Pengenceran
|
Abs.
Sampel
|
Abs.
Blanko
|
Kapasitas
Antioksidan (%)
|
Nilai
IC50
|
Jus Mangga
|
0
5
10
15
|
0.030
0.037
0.106
0.066
|
1.051
|
97.145%
96.479%
89.914%
93.720%
|
0.906
|
Jus Jeruk
|
0
5
10
15
|
0.082
0.124
0.234
0.213
|
92.197%
88.201%
77.735%
79.733%
|
0.244
|
|
Jus Jambu Biji
|
0
5
10
15
|
0.056
0.067
0.190
0.157
|
94.671%
93.625%
81.921%
85.061%
|
0.357
|
B. Pembahasan
Antioksidan adalah
senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan di dalam
tubuh. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi,
dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Antioksidan
menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki
radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal
bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif. Antioksidan sangat penting
karena berkaitan dengan fungsinya sistem imunisasi tubuh. Kondisi tersebut
terutama untuk menjaga integritas dan berfungsi membran lipid, serta untuk
melindungi sel-sel badan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh radikal
bebas.
IC50 merupakan
konsentrasi dari antioksidan yang dapat meredam atau menghambat 50% radikal
bebas. Besarnya aktivitas antioksidan ditandai dengan besarnya nilai IC50,
yaitu konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50% radikal
bebas DPPH. Semakin kecil nilai IC50 maka semakin besar aktivitas penangkal
radikal bebas DPPH. Antioksidan kuat memiliki senyawa alfatokoferol dengan
nilai IC50 atau setara dengan angka 5,1 ppm. Antioksidan sedang memiliki nilai
senyawa IC50 sebesar 48.6 ppm. Pengukuran aktivitas antioksidan yang dilakukan
pada praktikum ini adalah metode DPPH. DPPH berperan sebagai elektron scavenger
(penangkap elektron) atau hydrogen radical scavenger (pengankap radikal hidrogen
bebas). Suatu senyawa dinyatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai
IC50 kurang dari 50, kuat (50-100), sedang (100-150), dan lemah (151-200).
Kekuatan itu dianalisis dengan metode DPPH (2,2-diphenil-1- picrylhydrazil
radical).
Metode pengujian dilakukan
dengan metode uji DPPH menggunakan 2,2 difenil-1-pikrilhidrazil yang merupakan
sebagai sumber radikal bebas. Metode uji DPPH adalah metode yang paling cocok
digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan bagi komponen antioksidan yang
bersifat polar, hal itu disebabkan karena kristal DPPH hanya dapat larut dan
memberikan absorbansi maksimum pada pelarut etanol ataupun metanol. Reaksi yang
terjadi pada saat pencampuran zat antioksidan dengan DPPH yaitu terjadinya penetralan radikal bebas
yang dihasilkan oleh DPPH. Pengukuran dilakukan dengan inkubasi DPPH dengan
sampel jus selama 30 menit sehingga menghasilkan larutan bewarna kuning dan dilakukan pengukuran panjang gelombang
pada 517 nm.
Perhitungan IC50 memerlukan
persamaan kurva standar dari % inhibisi dengan sumbu y dan konsentrasi fraksi
antioksidan sebagai sumbu x. IC50 dihitung dengan cara memasukkan nilai 50% ke
dalam persamaan kurva standar sebagai sumbu y kemudian dihitung dengan nilai x
sebagai IC50. Semakin kecil nilai IC50 menunjukkan semakin tinggi aktivitas
antioksidannya. Hasil dari pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa jus jeruk memiliki konsentrasi
antioksidan yang paling tinggi yaitu nilai IC50nya adalah 0.244, diikuti oleh
jus jambu biji dengan nilai IC50nya adalah 0.357 dan jus mangga dengan nilai IC50nya
adalah 0.906.
V.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum
ini adalah:
1.
Antioksidan meupakan senyawa yang dapat
menghambat reaksi oksidasi.
2.
Nilai IC50 ditentukan dengan persamaan
regresi linier.
3.
IC50 merupakan konsentrasi dari
antioksidan yang dapat meredam atau menghambat 50% radikal bebas.
4.
Semakin rendah nilai IC50 maka akan
semakin besar nilai antioksidannya.
5.
Sampel yang memiliki nilai antioksidan
yang paling tinggi yaitu jus jeruk, ditandai dengan nilai IC50 nya yang paling
rendah.
6.
Sampel yang memiliki nilai antioksidan
yang paling rendah yaitu jus mangga ditandai dengan besarnya nilai IC50 nya.
DAFTAR
PUSTAKA
Afizia, W. M. 2010. Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Dalam
Pengobatan Penyakit MAS (Motile Aeromonads Septicaemia) Pada Benih Gurami.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran. Bandung.
Cahanar dan Suhanda. 2006. Makanan Sehat Hidup. Jakarta. PT. Kompas
Media Nusantara.
Rahmat. 2007. Eksplorasi Variasi Jambu Biji (Psidium guajava L.) di Beberapa Distrik
Di Kabupaten Manokwari. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universita Negeri Papua. Manokwari.
Rohmatussolihat. 2009. Antioksidan dan Penyelamat Sel-sel Tubuh
Manusia. Biotrends Vol.4 No. 1
Tahun 2009.
Siburian, R. 2008. Isolasi dan Identifikasi Komponen Utama Minyak Atsiri dari Kulit Buah
Jeruk Manis (Citrus sinensis L.) asal Timor, Nusa Tenggara Timur. Jurnal
Natur Indonesia 1(1), Oktober 2008:8-13 ISSN 1410-9379, Keputusan Akreditasi
No. 55/DIKTI/Kep.2005.
Tjitrosoepomo,
G. 2002. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM Press. Yogyakarta.
Wulandari, E., Putranto, W. S. 2010. Karakteristik Strirred Yogurt Mangga
(Magnifera indica) dan Apel (Malus domestica)Selama Penyimpanan. Jurnal
Ilmu Ternak, Juni 2010, VOL. 10 NO. 1,14-16. Universitas Padjajaran. Bandung.
LAMPIRAN
Sampel
|
Pengenceran
|
Konsentrasi
|
Abs.
Sampel
|
Abs.
Blanko
|
Kapasitas Antioksidan
|
IC50
|
Kel 1
|
0
|
0.1
|
0.03
|
1.051
|
97.14558
|
0.906
|
|
5
|
0.02
|
0.037
|
1.051
|
96.47954
|
|
|
10
|
0.004
|
0.106
|
1.051
|
89.91437
|
|
|
15
|
0.0008
|
0.066
|
1.051
|
93.72027
|
|
kel 2
|
0
|
0.1
|
0.082
|
1.051
|
92.19791
|
0.244
|
|
5
|
0.02
|
0.124
|
1.051
|
88.20171
|
|
|
10
|
0.004
|
0.234
|
1.051
|
77.73549
|
|
|
15
|
0.0008
|
0.213
|
1.051
|
79.73359
|
|
kel 3
|
0
|
0.1
|
0.056
|
1.051
|
94.67174
|
0.357
|
|
5
|
0.02
|
0.067
|
1.051
|
93.62512
|
|
|
10
|
0.004
|
0.19
|
1.051
|
81.92198
|
|
|
15
|
0.0008
|
0.157
|
1.051
|
85.06185
|
Kapasitas Antioksidan (Kelompok 2)
Perhitungan
IC50 Kelompok 2
y
= 125.2x + 80.55
50
= 125.2x + 80.55
GRAFIK KELOMPOK 1
GRAFIK KELOMPOK 2
GRAFIK KELOMPOK 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar