Sabtu, 14 Maret 2015

analisz aktivitas antioksidan

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM FITOKIMIA
ANALISA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN








Oleh
IMFRANTONI PURBA
05111003014







TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
I.  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Radikal bebas dapat dihasilkan oleh tubuh secara alami misalnya pada proses pernafasan. Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif, yang secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki electron yang tidak berpasangan. Tingginya kadar radikal bebas dalam tubuh dapat memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif. Radikal bebas terdiri dari berbagai macam spesies oksigen reaktif yang mampu menyerang membrane lipid, asam nukleat, protein dan enzim. Hal ini dapat menghancurkan struktur sel-sel tubuh serta mengubah ukuran dan bentuknya. Kerusakan sel-sel tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan. Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal bebas berlebih maka tubuh membutuhkan antioksidan yang berasal dari luar tubuh (Rohmatussolihat, 2009).
 Sumber-sumber antioksidan dapat berupa antioksidan sintetik maupun antioksidan alami. Tetapi saat ini penggunaan antioksidan sintetik mulai dibatasi karena ternyata dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa antioksidan sintetik seperti BHT (Butylated Hydroxy Toluena) ternyata dapat meracuni binatang percobaan dan bersifat karsinogenik. Oleh karena itu industri makanan dan obat-obatan beralih mengembangkan antioksidan alami dan mencari sumber-sumber antioksidan alami baru. Adanya kekhawatiran akan kemungkinan efek samping dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan. Antioksidan yang paling banyak dianalisa adalah beta karoten, vitamin C, vitamin E, asam fenolik, selenium, klorofil, karotenoid, flavonoid, glutation, likopen, dan melatonin (Siburian, 2008).

B. Tujuan
Tujuan praktikum adalah mengetahui ada tidaknya komponen bioaktif pada sampel uji.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.    Antioksidan
Antioksidan adalah zat yang sangat berguna bagi tubuh karean antioksidan  dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas di dalam tbuh yang terbentuk pada saat proses metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolic yang terjadi di dalam tubuh. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif. Senyawa kimia dan reaksi yang dapat menghasilkan spesies oksigen yang potensial bersifat toksik dapat dinamakan pro-oksidan. Sebaliknya, senyawa dan reaksi yang mengeluarkan spesies oksigen tersebut, menekan pembentukannya atau melawan kerjanya disebut antioksidan. Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen makanan, senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan, dan senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke makanan sebagai bahan tambahan pangan (Rohmatussolihat, 2009).
Antioksidan dapat digolongkan menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase. Antioksidan vitamin meliputi alfa tokoferol (vitamin E), beta karoten (pro vitamin A), dan asam askorbat (vitamin C) (Rohmatussolihat, 2009).

B. Mangga (Magnifera indica)
Klasifikasikan tanaman mangga menurut Tjitrosoepomo (2002) yaitu sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi       : Angiospermae
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Sapindales
Famili              : Anacardiaceae
Genus              : Mangifera
Species            : Mangifera Indica
Mangga merupakan buah khas daerah tropis. Mangga (Magnifera indica) mengandung vitamin A, B, C karoten, niacin, riboflavin. Buah mangga termasuk pemasok antioksidan beta-karoten sekaligus penyedia provitamin A yang unggul. Mangga adalah sumber penting beta-karoten, salah satu jenis karotenoid (pigmen tanaman yang berwarna kuning hingga merah) yang memiliki aktivitas provitamin A. Artinya, ketika dikonsumsi, beta-karoten dalam mangga akan diubah menjadi vitamin A. Di samping beraktivitas provitamin A, beta-karoten mempunyai aktivitas antioksidan. Mangga juga mengandung senyawa bioflavonoid yang tinggi dapat berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah kanker. Mangga mengandung asam galat yang baik bagi saluran pencernaan (Wulandari et al., 2010).

C. Jeruk (Citrus sinensis L.)
Klasifikasi tanaman jeruk menurut Tjitrosoepomo (2002) yaitu sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi       : Angiospermae
Kelas               : Dicotiledonae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Rutaceae
Genus              : Citrus
Species            : Citrus sinensis L.
Buah jeruk mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, banyak mengandung vitamin C untuk mencegah penyakit sariawan dan menambah selera makan. Selain vitamin C, buah jeruk mengandung vitamin dan mineral lainnya yang berguna untuk kesehatan. Buah jeruk juga merupakan sumber yang baik dari asam amino, beta karoten, asam folat, pektin, kalium, kalsium, zat besi, yodium, fosfor, mangan, sodium, klorin dan seng. Kombinasi dari tingginya jumlah anti oksidan (vitamin C) dan flavonoid dalam buah jeruk membuatnya salah satu buah terbaik dalam membantu untuk menjaga kesehatan yang optimal serta memperkuat daya tahan tubuh. Sari buah jeruk mengandung 40-70 mg vitamin C per 100 g bahan, tergantung jenisnya. Makin tua buah jeruk, kandungan vitamin C-nya juga akan berkurang. Vitamin C terdapat dalam sari buah, daging dan kulit, terutama pada lapisan terluar kulit buah (Siburian, 2008).

D. Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Klasifikasi tanaman jambu biji menurut Tjitrosoepomo (2002) yaitu sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Agiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Myrtales
Family             : Myrtaceae
Genus              : Psidium
Spesies            : Psidium guajava L.
            Tumbuhan jambu biji termasuk jenis perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10m, percabangan banyak. Buah jambu biji mengandung beberapa zat kimia, seperti kuersetin, gajaverin, asam galat, leukosianidin, dan asam elagat. Kuersetin merupakan senyawa falvonoid dari kelompok flavonol. Aktivitas antioksidan kuersetin lebih kuat dibandingkan dengan mirisetin, leutolin, vitamin C, dan vitamin E. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan ( Cahanar, 2006)
Kandungan vitamin C yang tinggi serta senyawa flavonoid membuat jambu biji memiliki sifat antioksidan yang kuat yang mampu menghambat produksi nitrosamin, zat pemicu kanker. Vitamin C yang cukup dalam darah juga mendorong kerja selenium dalam menghambat sel kanker, terutama kanker paru-paru, prostat, payudara, dan usus besar. Likopen dalam jambu merah mampu menghambat oksidasi lemak sehingga mencegah kanker (Rahmat, 2007).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 30 September 2014, pukul 10.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.

B. Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan pada praktikum uji kualitatif fitokimia, antara lain: 1) Beaker glass, 2) Penganas air, 3) Penjepit tabung reaksi, 4) Pipet tetes, 5) Pipet ukur, 6) Rak tabung reaksi, 7) Spektrofotometer, 8)Tabung reaksi, 9) Vortex.
            Bahan yang digunakan dalam praktikum uji kualitatif fitokimia, antara lain: 1) Aquadest, 2) DPPH, 3) Jus berbagai merek, 4) Metanol.

C.  Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
1.      Sebanyak 5 ml sampel uji diencerkan hingga mencapai 50 ml.
2.      Larutan sampel dibuat menjadi 4 seri pengenceran, yaitu 0,5,10, dan 15
3.      Masing-masing seri pengenceran diambil 1 ml dan diberi tambahan 7 ml methanol
4.      Selanjutnya dilakukan penambahan 2 ml larutan DPPH
5.      Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 517 nm
6.      Hasil peneraan spektrofotometer pada menit ke 30 dicatat
7.      Kapasitas antioksidan sampel dihitung dengan rumus:
8.      Nilai IC50 ditentukan dengan kurba standar.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Sampel
Pengenceran
Abs.
Sampel
Abs.
 Blanko
Kapasitas
Antioksidan (%)
Nilai
IC50
Jus Mangga
0
5
10
15
0.030
0.037
0.106
0.066
1.051
97.145%
96.479%
89.914%
93.720%
0.906
Jus Jeruk
0
5
10
15
0.082
0.124
0.234
0.213
92.197%
88.201%
77.735%
79.733%
0.244
Jus Jambu Biji
0
5
10
15
0.056
0.067
0.190
0.157
94.671%
93.625%
81.921%
85.061%
0.357


B. Pembahasan
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan di dalam tubuh. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif. Antioksidan sangat penting karena berkaitan dengan fungsinya sistem imunisasi tubuh. Kondisi tersebut terutama untuk menjaga integritas dan berfungsi membran lipid, serta untuk melindungi sel-sel badan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas.
IC50 merupakan konsentrasi dari antioksidan yang dapat meredam atau menghambat 50% radikal bebas. Besarnya aktivitas antioksidan ditandai dengan besarnya nilai IC50, yaitu konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50% radikal bebas DPPH. Semakin kecil nilai IC50 maka semakin besar aktivitas penangkal radikal bebas DPPH. Antioksidan kuat memiliki senyawa alfatokoferol dengan nilai IC50 atau setara dengan angka 5,1 ppm. Antioksidan sedang memiliki nilai senyawa IC50 sebesar 48.6 ppm. Pengukuran aktivitas antioksidan yang dilakukan pada praktikum ini adalah metode DPPH. DPPH berperan sebagai elektron scavenger (penangkap elektron) atau hydrogen radical scavenger (pengankap radikal hidrogen bebas). Suatu senyawa dinyatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50, kuat (50-100), sedang (100-150), dan lemah (151-200). Kekuatan itu dianalisis dengan metode DPPH (2,2-diphenil-1- picrylhydrazil radical).
Metode pengujian dilakukan dengan metode uji DPPH menggunakan 2,2 difenil-1-pikrilhidrazil yang merupakan sebagai sumber radikal bebas. Metode uji DPPH adalah metode yang paling cocok digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan bagi komponen antioksidan yang bersifat polar, hal itu disebabkan karena kristal DPPH hanya dapat larut dan memberikan absorbansi maksimum pada pelarut etanol ataupun metanol. Reaksi yang terjadi pada saat pencampuran zat antioksidan dengan DPPH  yaitu terjadinya penetralan radikal bebas yang dihasilkan oleh DPPH. Pengukuran dilakukan dengan inkubasi DPPH dengan sampel jus selama 30 menit sehingga menghasilkan larutan bewarna kuning  dan dilakukan pengukuran panjang gelombang pada 517 nm.
Perhitungan IC50 memerlukan persamaan kurva standar dari % inhibisi dengan sumbu y dan konsentrasi fraksi antioksidan sebagai sumbu x. IC50 dihitung dengan cara memasukkan nilai 50% ke dalam persamaan kurva standar sebagai sumbu y kemudian dihitung dengan nilai x sebagai IC50. Semakin kecil nilai IC50 menunjukkan semakin tinggi aktivitas antioksidannya. Hasil dari pengujian yang telah dilakukan  menunjukkan  bahwa jus jeruk memiliki konsentrasi antioksidan yang paling tinggi yaitu nilai IC50nya adalah 0.244, diikuti oleh jus jambu biji dengan nilai IC50nya adalah 0.357 dan jus mangga dengan nilai IC50nya adalah 0.906.






V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
1.      Antioksidan meupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi.
2.      Nilai IC50 ditentukan dengan persamaan regresi linier.
3.      IC50 merupakan konsentrasi dari antioksidan yang dapat meredam atau menghambat 50% radikal bebas.
4.      Semakin rendah nilai IC50 maka akan semakin besar nilai antioksidannya.
5.      Sampel yang memiliki nilai antioksidan yang paling tinggi yaitu jus jeruk, ditandai dengan nilai IC50 nya yang paling rendah.
6.      Sampel yang memiliki nilai antioksidan yang paling rendah yaitu jus mangga ditandai dengan besarnya nilai IC50 nya.



















DAFTAR PUSTAKA
Afizia, W. M. 2010. Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Dalam Pengobatan Penyakit MAS (Motile Aeromonads Septicaemia) Pada Benih Gurami. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran. Bandung.

Cahanar dan Suhanda. 2006. Makanan Sehat Hidup. Jakarta. PT. Kompas Media Nusantara.

Rahmat. 2007. Eksplorasi Variasi Jambu Biji (Psidium guajava L.) di Beberapa Distrik Di Kabupaten Manokwari. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universita Negeri Papua. Manokwari.

Rohmatussolihat. 2009. Antioksidan dan Penyelamat Sel-sel Tubuh Manusia. Biotrends Vol.4 No. 1 Tahun 2009.

Siburian, R. 2008. Isolasi dan Identifikasi Komponen Utama Minyak Atsiri dari Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis L.) asal Timor, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Natur Indonesia 1(1), Oktober 2008:8-13 ISSN 1410-9379, Keputusan Akreditasi No. 55/DIKTI/Kep.2005.

Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM Press. Yogyakarta.

Wulandari, E., Putranto, W. S. 2010. Karakteristik Strirred Yogurt Mangga (Magnifera indica) dan Apel (Malus domestica)Selama Penyimpanan. Jurnal Ilmu Ternak, Juni 2010, VOL. 10 NO. 1,14-16. Universitas Padjajaran. Bandung.



















LAMPIRAN

Sampel
Pengenceran
Konsentrasi
Abs.
Sampel
Abs.
Blanko
Kapasitas Antioksidan
IC50
Kel 1
0
0.1
0.03
1.051
97.14558
0.906



5
0.02
0.037
1.051
96.47954

10
0.004
0.106
1.051
89.91437

15
0.0008
0.066
1.051
93.72027
kel 2
0
0.1
0.082
1.051
92.19791
0.244




5
0.02
0.124
1.051
88.20171

10
0.004
0.234
1.051
77.73549

15
0.0008
0.213
1.051
79.73359
kel 3
0
0.1
0.056
1.051
94.67174
0.357




5
0.02
0.067
1.051
93.62512

10
0.004
0.19
1.051
81.92198

15
0.0008
0.157
1.051
85.06185

Kapasitas Antioksidan (Kelompok 2)



Perhitungan IC50 Kelompok 2

y = 125.2x + 80.55

50 = 125.2x + 80.55




GRAFIK KELOMPOK 1

GRAFIK KELOMPOK 2



GRAFIK KELOMPOK 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar