LAPORAN PRAKTIKUM PTP
FIELD TRIP KE AGROTECHNOPARK
OLEH
IMFRANTONI PURBA
05111003014
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
I. PENDAHULUAN
I.I.
LATAR BELAKANG
Mesin dan
alat berat bidang pertanian biasanya digunakan baik dalam proses awal pembukaan lahan, budidaya pertanian seperti pembajakan lahan,
penggaruan lahan,
pemeliharaan tanaman dan lain-lain, sampai dengan proses pemanenan dan
transportasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari penggunaan mesin
dan alat berat dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas
kerja petani dan merubah pekerjaan berat menjadi lebih ringan dan menarik.
Secara umum mesin dan alat berat yang dipergunakan di bidang pertanian disebut traktor. Kata ini berasal dari “traction engine”. Istilah traktor dikenal dari sumber yang berbeda-beda. Menurut kamus Oxford, kata ini telah digunakan pada tahun 1890, sedangkan pada motor baker internal istilah traktor diiklankan di pasaran pada tahun 1906. Sejak 1920 sejarah traktor pertanian berkembang dalam hal tenaga dan efisiensinya dan ditemukannya mekanisme untuk meningkatkan kegunaan traktor dengan ditemukannya system PTO. Penggunaan system penyambungan dan penggandengan secara resmi dilakukan pada tahun 1950. Sedangkan pada tahun 1960-an, berkembang system hidrolik yang terdapat pada stir, rem dan pertukaran gigi traktor.
Secara umum mesin dan alat berat yang dipergunakan di bidang pertanian disebut traktor. Kata ini berasal dari “traction engine”. Istilah traktor dikenal dari sumber yang berbeda-beda. Menurut kamus Oxford, kata ini telah digunakan pada tahun 1890, sedangkan pada motor baker internal istilah traktor diiklankan di pasaran pada tahun 1906. Sejak 1920 sejarah traktor pertanian berkembang dalam hal tenaga dan efisiensinya dan ditemukannya mekanisme untuk meningkatkan kegunaan traktor dengan ditemukannya system PTO. Penggunaan system penyambungan dan penggandengan secara resmi dilakukan pada tahun 1950. Sedangkan pada tahun 1960-an, berkembang system hidrolik yang terdapat pada stir, rem dan pertukaran gigi traktor.
Pengolahan tanah dapat dipandang
sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah
sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia. Di dalam usaha
pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi
fisik; khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar
sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Di samping itu pengolahan tanah bertujuan
pula untuk : membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan; menempatkan
seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat
berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi; meratakan tanah untuk memudahkan
pekerjaan di lapangan; mempersatukan pupuk dengan tanah; serta mempersiapkan
tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.
Berdasarkan atas tahapan kegiatan,
hasil kerja dan dalamnya tanah yang menerima perlakuan pengolahan tanah,
kegiatan pengolahan tanah dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengolahan tanah
pertama atau awal (primary tillage) dan pengolahan tanah kedua (secondary
tillage). Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong kemudian diangkat terus
dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaan tanah dapat terbenam di
dalam tanah. Kedalaman pemotongan dan pembalikan umumnya di atas 15 cm. Pada
umumnya hasil pengolahan tanah masih berupa bongkah-bongkah tanah yang cukup
besar, karena pada tahap pengolahan tanah ini penggemburan tanah belum dapat
dilakukan dengan efektif. Dalam pengolahan tanah kedua, bongkah-bongkah tanah
dan sisa-sisa tanaman yang telah terpotong pada pengolahan tanah pertama akan dihancurkan
menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya dengan tanah.
Traktor digunakan untuk berbagai
keperluan. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena
memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif
membutuhkan daya yang besar dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor
juga digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar pompa
irigasi, untuk pemanen (dengan memasang pisau reaper), untuk memutar perontok
padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan, sampai
hasil pertanian Dari asal katanya, traktor berarti alat penghela. Memang
fungsi utama traktor ialah untuk menghela sesuatu. Itulah sebabnya semua
traktor tentu pada bagian belakangnya dilengkapi dengan sambungan untuk tempat
menggandeng alat yang akan dihela tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan
bermesin yang khusus dirancang untuk menjadi penghela. Dari sejarahnya, traktor
memang dirancang awalnya untuk mengganti hewan hela dengan mesin yang lebih
kuat. Traktor adalah alat/mesin penarik beban yang bersumberdaya mekanis.
Klasifikasi traktor dibedakan menjadi dua macam, yaitu berdasarkan kegunaan dan
jenis roda penggeraknya.
Traktor
adalah salah satu contoh penggunaan teknologi dibidang pertanian dimana dengan
penggunaan teknologi tersebut dapat mengatasi masalah-masalah terutama yang
berkaitan dengan tenaga kerja dan waktu. Traktor pertanian saat ini menjadi
komponen yang tak terpisahkan dari pembangunan pertanian dan pedesaan. Kita
saksikan perkembangan yang pesat penggunaan traktor tangan di pedesaan. Hal
tersebut karena mereka dapat memperbandingkan bahwa ternyata melakukan
pengolahan tanah dengan traktor lebih menguntungkan dibanding cara lain.
Traktor roda empat merupakan salah
satu sumber tenaga yang banyak digunakan dalam kegiatan budidaya pertanian.
Salah satu kelebihan yang nyata dari traktor roda empat adalah sebagai sumber
tenaga, traktor roda empat mempunyai tenaga yang sangat besar dibanding dengan
sumber tenaga yang lain, seperti manusia ataupun hewan.
Dengan tenaga yang sangat besar,
sebuah traktor roda empat dapat menggantikan puluhan tenaga hewan, atau ratusan
tenaga manusia. Sehingga waktu yang diperlukan untuk proses budidaya dapat
dipersingkat. Selain traktor roda empat ada juga traktor roda dua atau hand
tractor. Traktor roda dua merupakan salah satu mesin pertanian yang dapat
dipergunakan untuk mengolah lahan dan lain-lain pekerjaan pertanian dengan
menjalankan mesin tersebut dimana alat pengolah tanahnya digandengkan atau
dipasangkan di bagian belakangnya.
Kemampuan mengemudi traktor di jalan
merupakan syarat yang harus dimiliki oleh seorang operator traktor sebelum
mengoperasikannya di lahan pertanian. Mengemudikan traktor secra mendasar
dibedakan menjadi :
1).
Mengemudi tanpa gandengan.
2).
Mengemudi dengan gandengan.
Mengemudi berarti mengoperasikan dan
mengendalikan alat kendali yang terdiri dari kopling, rem kaki, rem tangan,
roda setir, tuas perseneling, dll. Semua alat kendali tersebut mengatur
penyaluran tenaga putar yang dihasilkan oleh sumber tenaga, sehingga didapatkan
putaran tertentu pada roda penggeraknya, kemudian roda setir mengarahkan gerak
roda traktor. Mengemudikan traktor tangan sangat berbeda dengan traktor roda
empat. Mengingat roda penggeraknya hanya dua, maka operator harus berjalan kaki
mengikuti gerak traktor sambil mengopeasikannya. Tetapi bila untuk
transportasi, maka traktor digandengkan dengan gandengan (trailer), sehingga
operator bisa duduk pada gandengan untuk mengoperasikannya.
I.2. TUJUAN
Untuk
mengetahui secara langsung bagaimana proses pembukaan lahan dengan traktor
serta cara pengoperasian traktor.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Traktor digunakan untuk berbagai
keperluan. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena
memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif
membutuhkan daya yang besar dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor
juga digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar pompa
irigasi, untuk pemanen (dengan memasang pisau reaper), untuk memutar perontok
padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan, sampai
hasil pertanian Dari asal katanya, traktor berarti alat penghela. Memang
fungsi utama traktor ialah untuk menghela sesuatu. Itulah sebabnya semua
traktor tentu pada bagian belakangnya dilengkapi dengan sambungan untuk tempat
menggandeng alat yang akan dihela tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan
bermesin yang khusus dirancang untuk menjadi penghela. Dari sejarahnya, traktor
memang dirancang awalnya untuk mengganti hewan hela dengan mesin yang lebih
kuat.
Traktor adalah alat/mesin penarik
beban yang bersumberdaya mekanis.
Klasifikasi
traktor dibedakan menjadi dua macam, yaitu berdasarkan kegunaan
dan
jenis roda penggeraknya.
1.
Traktor Berdasarkan Kegunaannya
a.
General purpose tractor
Traktor ini dirancang untuk
melaksanakan pekerjaan yang bersifat umum. Berdaya kecil sampai berdaya besar.
Kedudukan poros roda relative rendah.
b.
Special purpose tractor
Traktor ini dirancang untuk
melaksanakan pekerjaan yang lebih khusus. Mudah dirangkai dengan peralatan yang
khusus (misalnya dipasang alat/ mesin pengolah tanah, pemeliharaan tanaman,
pemanen, untuk traktor khusus pertanian). Kedudukan poros roda (ground
clearance) tinggi, jarak roda kiri dan kanan (wheel base) dapat
diatur.
c.
Industrial tractor
Traktor ini dirancang khusus untuk
keperluan industry atau kegiatan pembangunan. Kekhususannya antara lain; ukuran
roda depan dan belakang hampir sama atau sama dan bergandan ganda.karena ukuran
roda yang hampir sama, maka kemampuan tarik traktor besar.
d.
Plantation tractor
Traktor ini dirancang untuk dapat
dengan mudah dan aman digunakan pada lahan yang banyak tanamannya. Dibuat
dengan konstruksi pusat titik berat rendah sehingga dapat digunakan pada lahan
yang mempunyai kemiringan tinggi. Berdaya besar dan dilengkapi dengan pelindung
(atap).
e.
Garden tractor
Disebut juga traktor kebun yang
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan (misalnya pertanian kecil atau
pemangkas rumput).
2.
Traktor Berdasarkan Jenis Roda Penggeraknya
A.
Traktor roda krepyak (crawler tractor)
a.
Standard crawler tractor
Traktor ini mempunyai ground
preassure (tekanan ke tanah) yang kecil (0,8 kg/cm²) sehinnga kemugkinan
traktor terbenam ke dalam tanah kecil. Sering digunakan untuk meratakan atau
menimbun tanah pada pekerjaan pembukaan hutan.
b.
Low ground preassure tractor
Traktor ini digunakan pada tanah
yang agak lembab. Ground preassurenya sebesar 0,6 kg/cm². GP sebesar itu
diperoleh dengan memperlebar trak (luasan kontak roda dengan tanah) dan
menghilangkan komponen-komponen yang kurang bermanfaat.
c.
Swam crawler tractor
Traktor jenis ini mempunyai ground
preassure sebesar 0,25 kg/cm², sehingga dapat digunakan pada tanah yang
sangat lembek atau basah.
d.
Special application crawler tractor
Traktor jenis ini digunakan untuk
menarik peralatan pertanian yang berat.
B.
Traktor roda karet (ban)
a.
Single axle
Traktor ini mempunyai satu poros
roda (dua roda) sering disebut dengan traktor tangan dan dayanya kurang dari
12,5 Hp. Cara pengendalian: operator tidak naik di atas traktor , tetapi
berjalan di belakang traktor.
b.
Double axle
1.
Three cycle (traktor roda tiga)
Roda
depan terdiri dari satu roda atau dua roda yang dipasang
berhimpitan
an roda belakang dua buah. Traktor ini cocok untuk
pekerjaan
penanaman, pemeliharaan tanaman atau panen.
2.
Four wheel tractor (traktor roda empat)
Traktor ini mempunyai empat roda
yang masing-masing dua pada poros depan dan dua pada poros belakang. Cocok
untuk menarik beban berat seperti pengolahan tanah (pembajakan, penggaruan). Berdasarkan
dayanya dibedakan menjadi:
-
Mini traktor : berdaya 12,5-20 HP
-
Four Wheel drive tractor : berdaya diatas 20 HP
3.
.
Macam-Macam Traktor Pertanian
Traktor pertanian didefinisikan
sebagai suatu kendaraan yang mempunyai daya penggerak sendiri, minimum
mempunyai sebuah poros roda yang diracang untuk menarik serta menggerakkan
alat/ mesin pertanian. Atas dasar bentuk dan ukuran traktor, maka traktor
pertanian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
A.
Traktor besar
Merupakan traktor yang mempunyai dua
poros roda (beroda empat atau lebih), panjangnya berkisar 2650-3910 mm, lebar
berkisar 1740-2010 mm dan dayanya bekisar 20-120 HP.
B.
Traktor mini
Merupakan traktor yang mempunyai dua
poros roda (beroda empat). Traktor ini memiliki panjang bekisar 1790-2070 mm,
lebar berkisar 995-1020 mm dan dayanya berkisar 12,5-20 HP. Pada elemennya
traktor jenis ini digerakkan oleh motor diesel dua silinder atau lebih,
mempunyai 6 kecepatan (versneling) maju dan 2 kecepatan mundur, yang
dibedakan menjadi 4 macam kecepatan rendah (termasuk kecepatan mundur) dan 4
macam kecepatan tinggi (termasuk kecepatan mundur). Kecepatan kerja berkisar
antara 0,94-4,79 km/jam dan kecepta transport antara 7,54-13,31 km/jam. Traktor
jenis ini sudah dilegkapi dengan PTO (power take off), three point
hitch (tiga titik penggandengan/system mounted). Pada umumnya
konstruksi traktor mini tidak banyak berbeda dengan traktor besar, perbedaannya
hanya pada dayanya saja
C.
Traktor tangan
Traktor tangan merupakan traktor
yang hanya mempunyai sebuah poros roda (beroda dua). Traktor ini mempnyai
panjang berkisar 1740-2290 mm, lebar berkisar 710-880 mm dan dayanya berkisar
6-10 HP. Sebagai daya penggerak utamanya menggunakan motor diesel silinder
tunggal. Prinsip kerja traktor tangan adalah mesin pengolah tanah dengan
menggunakan tenaga penggerak motor bakar yang pada umumnya motor diesel.
Sebagai mesin pengolah tanah, traktor digunakan untuk menarik peralatan
pengolahan tanah, seperti bajak piring, garu piring. Berfungsi pula untuk
menggerakkan peralatan stasioner, seperti generator listrik, mesin pompa air,
mesin penggilingan gabah (Nawawi, 2001).
4.
Peralatan Tambahan Pada Traktor
A.
Pengunci differensial
Diferensial (gardan) berfungsi untuk
merubah sudut putaran mesin menjadi 90º. Selain itu juga untuk memungkinkan
putaran roda kanan dan kiri berbeda (saat membelok). Pengunci diferensial
diperlukan untuk membebaskan traktor dari slip. Alat ini menyamakan putaran
roda kanan dan kiri. Ada dua macam tipe pengunci diferensial:
a.
Pengunci diferensial mekanik
Digerakkan dengan pedal yang diinjak
kaki dan langsung diteruskan ke pengunci diferensial pada gardan.
b.
Pengunci diferensial hidrolis
Digerakkan dengan sistem hidrolis.
B.
Final driver
Fungsi final drive adalah mereduksi
atau mengurangi lebih lanjut putaran poros roda belakang. Selain untuk menambah
traksi, final drive juga berfungsi untuk meninggikan badan traktor.
C.
Power take off
Merupakan keluaran daya dari mesin
traktor yang berupa putaran yang bisa digunakn untuk menggerakkan pralatan
lain. Poros PTO dihubungkan secara langsung dengan poros setelah kopling,
kemudian PTO sendiri menggunakan versneling tersendiri untuk mengatur kecepatan
putaran PTO agar sesuai dengan kebutuhan.
D.
Sistem hidrolis
Sistem hidrolis adalah sistem
penerusan daya dengan menggunakan aliran fluida tak mampat (minyak
pelumas/oli). Minyak pelumas dipompakan dari bak penampung (reservoir)
untuk selanjutnya disalurkan ke silinder penekan hidrolis. Sistem hidrolis
banyak digunakan pada bagian-bagian traktor, misalnya system steering
(power steering), sistem pengereman, pengunci diferensial, sistem pengangkatan
dan penggandengan.
E.
Sistem penggandengan
Traktor merupakan sumberdaya penarik
sehingga traktor dilengkapi dengan sistem peggandengan yang berfungsi untuk
menggandengkan alat/mesin pertanian. Sistem penggandengan alat/mesin pertanian
terdiri atas dua macam, yaitu:
1.
Sistem penggandengan satu titik (trailing)
Sistem ini sering digunakan untuk
penggandengan peralatan transportasi. Bagian yang digandengakan mempunyai roda
sendiri, sehingga beban tidak disangga oleh traktor. Perlatan tambahan pada
traktor untuk penggandengan sistem trailing disebut drawbar.
2.
Sistem penggandengan tiga titik (mounted)
Sistem ini menggunakan tiga titik
penggandengan yang terdiri dari dua titik penggandengan bawah (low link).
Sistem ini dilengkapi dengan sistem hidrolis yang berfungsi untuk mengangkat
dan menurunkan alat/mesin pertanian yang digandeng. Alat/mesin pertanian yang
digandengkan tidak dilengkapi roda, sehingga berat alat/mesin yang digandengkan
dibebankkan kepada traktor. Sistem ini biasanya digunakan untuk menggandeng
bajak, garu, alat penyiang dll.
F.
Double gas throttle (gas ganda)
Traktor sering digunakan pada medan
yang tidak rata, sehingga diperlukan
gas
yang tidak berubah karena guncangan. Traktor dilengkapi dengan gas tangan
selain
gas kaki.
G.
Double brake
Pada traktor, rem kiri dan rem kanan
dipisah dengan tujuan untuk membantu pada saat pembelokkan. Dengan pengereman
salah satu roda, maka putaran belok akan semakin kecil, sehingga memudahkan
pengoperasian traktor di lapangan.
H.
Penyetelan jarak antar roda (wheel gauge)
Jarak antar roda kanan dan kiri
dapat dirubah menurut kebutuhan, sehingga roda traktor tidak merusak tanaman
jika digunakan untuk kegiatan pemeliharaan tanaman. pengaturan jarak roda kanan
dan kiri disesuaikan dengan jarak antar tanaman.
I.
Pemberat (ballast)
Traktor dilengkapi dengan ballast
yang dipasang di bagian depan traktor yang berfungsi untuk mecegah roda depan
traktor terangkat jka digunakan untuk menarik beban yang berat.
J.
Telapak roda khusus
Ada empat macam tipe telapak roda
traktor, yaitu:
1.
Tipe standard (general purpose cleat)
Mempunyai telapak roda dengan bentuk
V biasa. Tipe ini sering digunakan untuk kegiatan pertanian.
2.
Tipe high cleat
Tipe ini memberikan traksi yang
besar jika digunakan di tanah yang berlumpur. Tetapi telapak ini akan cepat
halus jika digunakan di tanah yang keras atau jalan aspal.
3.
Tipe non directional
Telapak roda ini memberikan traksi
yang besar jka digunakan di tanah yang berpasir, mempunyai umur yang lebih
panjang jika digunakan di jalan yang beraspal.
4.
Tipe
industrial lug
Tipe ini dapat digunakan untuk
pekerjaan di jalan raya atau di tanah pertanian (lahan) dan juga untuk
pekerjaan transportasi.
K. Bajak
Bajak merupakan alat pertanian yang
paling tua, telah dipergunakan sejak 6000th SM di Egypt. Pada awal mulanya
bajak sepenuhnya ditarik oleh Peralatan pengolahan tanah tenaga manusia, dengan
bntuk yang sangat sederhana. Kemudian Thomas Jefferson merancang secara
istimewa dengan prinsip perhitungan matematika. Untuk pertama kalinya alat
pengolahan tanah ini dibuat dari kayu kemudian dari besi tuang sebagai bahan
utamanya, selanjutnya dibuat dari baja. Penggunaan sistem dua mata bajak (bottom)
dimulau sejak tahun 1865, kemudian diikuti dengan pemakaian tiga mata bajak dan
seterusnya, tergantung pada besarnya daya penarik yang digunakan. Banyak
dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak, hal ini pada umumnya dimaksudkan
untuk dapat memperoleh penyesuaian antara tujuan pengolahan tanah dan peralatan
yang dipergunakan. Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, secara garis besar bajak
dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:
1.
Bajak singkal (mold board plow)
2.
Bajak piringan (disk plow)
3.
Bajak rotari atau bajak putar (rotary plow)
4.
Bajak pahat (chisel plow)
5.
Bajak tanah bawah (sub soil plow)
III. METODOLOGI
III.1.
TEMPAT
Agrotechnopark
III.2.
WAKTU
PUKUL 08.00 – 12.00 WIB
III.3.
CARA KERJA
1. Traktor
besar di hidupkan
2. Kegunaan
dari masing-masing bagian traktor diterangkan oleh pengoperasi traktor
3. Traktor
dijalankan
4. Praktikan
diajarkan bagaimana cara membawa traktor secara bergantian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. HASIL
Pada
lahan pembukaan awal menggunakan traktor besar digunakan bajak piringan putar
yang menghasilkan tanah yang masih kasar.
IV.2.
PEMBAHASAN
Pada praktikum
pembukaan lahan dengan menggunakan traktor besar digunakan bajak putar yang
menghasilkan tanah yang masih kasar. Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak,
akan diperoleh bongkah-bongkah yang masih cukup besar, biasanya masih
diperlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan keadaan tanah yang lebih halus
lagi. Dengan menggunakan bajak putar maka pengerjaan tanah dapat dilakukan
sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan untuk pengolahan tanah
kering ataupun tanah sawah. Kadang-kadang bajak putar ini digunakan untuk
mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan
ataupun pendangiran. Penggunaan bajak putar untuk pengolahan tanah dapat
diharapkan hasilnya baik, bila tanah dalam keadaan cukup kering atau basah sama
sekali. Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau dilakukan dengan mengurangi
jumlah pisau dan mempercepat putaran dari rotor dan memperlambat gerakan maju.
Makin cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya yang digunakan tetapi
diperoleh hasil penggemburan yang lebih halus. Dalam penggunaan, dipilih
kebutuhan daya yang terkecil tetapi memenuhi persyaratan ukuran partikel tanah
yang dituntut oleh tanaman. Salah satu masalah dari penggunaan bajak putar
ialah apabila di dalam tanah terdapat benda-benda keras: untuk itu biasanya
diadakan pengamanan (dilengkapi per-per pada pisaunya, adanya pengamanan slip
pada mesinnya).
Berdasarkan atas sistem pengambilan
daya untuk menggerakkan rotor dan pisau dari bajak putar, jenis bajak putar
secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
bajak putar dengan tenaga pemutar pisau dari mesin tersendiri terpisah dari
tenaga traktor sebagai sumber daya penariknya (self propelled unit).
2.
bajak putar dengan tenaga pemutar pisau dati pto traktor, yang sekaligus
traktor tersebut sebagai sumber daya penariknya (pto drives tractor).
Prinsip kerja bajak putar Pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar
hingga beban terhadap mesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap.
Pada waktu rotor berputar dan alat bergerak maju pisau akan memotong tanah.
Luas tanah yang terpotong dalam sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan
kecepatan maju.
Gerakan putaran rotor yang memutar
pisau-pisau diakibatkan daya dari motor yang diteruskan melalui sistem
penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut. Sistem penerusan daya untuk
ukuran bajak putar kecil yang digerakkan dengan traktor tangan biasanya
menggunakan sistem hubungan roda cakra dengan rantai. Untuk bajak putar ukuran
besar yang digerakkan dengan traktor besar, biasanya menggunakan universal
joint.
Bagian-bagian
bajak putar
1.
Pisau, berfungsi untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak
putar dilakukan. Pisau ini juga cukup baik untuk mencacah gulma maupun seresah,
namun tidak dapat menutupnya dengan tanah secara baik seperti bila menggunakan
bajak singkal maupun bajak piringan. Besar dan jumlah pisau disesuaikan dengan
daya penggerak dan keperluannya. Cara pemasangan pisau dalam hubungannya dengan
bentuk permukaan dan hasil pengolahan tanah dapat dilihat pada gambar.
2.
Poros putar, berfungsi untuk memutar rotor-rotor bajak putar.
3.
Rotor, berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar.
4.
Penutup belakang (rear shield), berfungsi membantu penghancuran tanah.
5.
Roda dukung (land wheel), berfungsi untuk mengatur kedalaman pengolahan
tanah.
1.
Sistem pemasangan pisau
Pemasangan pisau dengan jumlah yang
lebih sedikit akan memperoleh sedikit hambatan karena adanya seresah pada tanah
dan pisau dapat masuk lebih dalam pada tanah sehingga seresah dapat bercampur
dengan tanah. Juga dapat mengurangi kemungkinan macetnya alat pada waktu kerja
di tanah yang basah dan lengket. Namun hasil pengolahan diperoleh bongkah yang
lebih besar.
2.
Tipe tanah
Pada tanah berat kandungan lempung
lebih banyak, sehingga kohesi partikel tanah cukup besar hingga kemungkinan
hasil pengerjaan tanah dapat bervariasi dari halus sampai kasar.
3.
Kecepatan perputaran pisau
Pada kecepatan maju tetap, makin
cepat perputaran pisau akan diperoleh pemotongan yang semakin halus; makin
lambat perputaran pisau maka hasil pemotongan akan besar-besar. Pada kecepatan
rendah, kemungkinan penyumbatan oleh tanah dan seresah makin besar tetapi
kecepatannyya yang besar akan dapat merusak struktur tanah dan mengurangi umur pemakaian
pisau.
4.
Posisi penutup (rear shield)
Adanya penutup akan memungkinkan
tanah lebih hancur karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada
penutup. Posisi dari penutup akan mempengaruhi benturan tanah terhadap pentup.
Posisi yang memungkinkan adanya benturan yang lebih keras akan menghasilkan penghancuran
tanah yang lebih besar.
5.
Kandungan air tanah
Bila tanah dikerjakan pada kandungan
air dimana ikatan partikel kecil maka hasil pengerjaan tanah akan lebih halus.
Praktikum pengolahan tanah
menggunakan traktor besar ini dilakukan dengan pola tengah yaitu pengolahan
tanah dilakukan dari titik tengah lahan. Berputar ke kanan sejajar sisi lahan,
sampai ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah dalam lahan. Pada awal
pengolahan, operator akan kesulitan dalam membelokan traktor.
Pola ini cocok untuk lahan yang
berbentuk bujur sangkar, dan lahan tidak terlalu luas. Diperlukan lahan untuk
berbelok pada kedua diagonal lahan. Lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak
pada 2 sampai 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak, diolah
dengan cara manual (dengan cangkul).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. KESIMPULAN
1. Dalam
pengolahan tanah menggunakan traktor ada 4 macam pola pengolahan yaitu pola
tengah, pola tepi, pola spiral, dan pola keliling tengah.
2. Pada
pengolahan tanah pertama digunakan bajak putar namun masih menghasilkan tanah
yang masih kasar.
3. Jenis-jenis
traktor ada tiga yaitu traktor besar, traktor mini, dan traktor tangan.
4. Pada
pengolahan tanah pertama dihasilkan tanah yang masih kasar sehingga dibutuhkan
pentraktoran yang kedua sampai tanah sampai halus sehingga siap panen.
5. Pada
praktikum pengolahan tanah menggunakan traktor besar digunakan pengolahan tanah
dengan pola tengah yaitu yaitu pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah
lahan. Berputar ke kanan sejajar sisi lahan, sampai ke tepi lahan. Lemparan
pembajakan ke arah dalam lahan.
V.2. SARAN
Seharusnya
waktu yang digunakan buat praktikan untuk pengoperasian/menggunakan traktor
besar ditambah karena saat praktikan melakukan pengoperasian traktor waktu yang
digunakan sangat sedikit sehingga praktikan tidak dapat begitu memhami
bagaimana cara penggunaan traktor besar dan fungsi dari bagian-bagiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nawawi, Gunawan. 2001. Pengenalan Alat dan Mesin Pertanian.
Departemen
Pendidikan Nasional Jakarta
Donathus
Pakpahan, Lohar Irwanto, Moedjijarto Pratomo, 1982. Alat dan Mesin Pertanian, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan.
Promersberger,
W.J; D.W. Priebe; F.E. Bishop. 1979. Modern
Farm
Power. Reston Publishing
company, Reston, Virginia.
Brian
Bell, 1985, Farm Machinery, Farming Press Limited, Great Britain.
Brian
May, 1985, How to Make the Most of Your Tractor, Intermediate Technologi
Publications, London.
Harris
Pearson Smith dan Lambert Henry Wilkes, 1996, Mesin dan Peralatan Usaha Tani,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Mulyoto
H. dkk, 1996, Mesin-mesin Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta.
Nurdi
Ibnu W. dan Darmadi, 1998, Pengolahan Tanah Pertama, PPPG Pertanian, Cianjur.
Peter
Crossley and John Kilgour, 1983, Small Farm Mechanization for Developing
Countries, John Wiley & Sons.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar