Sabtu, 26 Mei 2012

laporan praktikum PTP traktor


LAPORAN PRAKTIKUM PTP
FIELD TRIP KE AGROTECHNOPARK



 
OLEH
IMFRANTONI PURBA
05111003014




JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

I. PENDAHULUAN
I.I. LATAR BELAKANG
Mesin dan alat berat bidang pertanian biasanya digunakan baik dalam proses awal pembukaan lahan, budidaya pertanian seperti pembajakan lahan, penggaruan lahan, pemeliharaan tanaman dan lain-lain, sampai dengan proses pemanenan dan transportasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari penggunaan mesin dan alat berat dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja petani dan merubah pekerjaan berat menjadi lebih ringan dan menarik.
Secara umum mesin dan alat berat yang dipergunakan di bidang pertanian disebut traktor. Kata ini berasal dari “traction engine”. Istilah traktor dikenal dari sumber yang berbeda-beda. Menurut kamus Oxford, kata ini telah digunakan pada tahun 1890, sedangkan pada motor baker internal istilah traktor diiklankan di pasaran pada tahun 1906. Sejak 1920 sejarah traktor pertanian berkembang dalam hal tenaga dan efisiensinya dan ditemukannya mekanisme untuk meningkatkan kegunaan traktor dengan ditemukannya system PTO. Penggunaan system penyambungan dan penggandengan secara resmi dilakukan pada tahun 1950. Sedangkan pada tahun 1960-an, berkembang system hidrolik yang terdapat pada stir, rem dan pertukaran gigi traktor.
            Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia. Di dalam usaha pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisik; khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Di samping itu pengolahan tanah bertujuan pula untuk : membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan; menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi; meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan; mempersatukan pupuk dengan tanah; serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.
            Berdasarkan atas tahapan kegiatan, hasil kerja dan dalamnya tanah yang menerima perlakuan pengolahan tanah, kegiatan pengolahan tanah dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengolahan tanah pertama atau awal (primary tillage) dan pengolahan tanah kedua (secondary tillage). Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Kedalaman pemotongan dan pembalikan umumnya di atas 15 cm. Pada umumnya hasil pengolahan tanah masih berupa bongkah-bongkah tanah yang cukup besar, karena pada tahap pengolahan tanah ini penggemburan tanah belum dapat dilakukan dengan efektif. Dalam pengolahan tanah kedua, bongkah-bongkah tanah dan sisa-sisa tanaman yang telah terpotong pada pengolahan tanah pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya dengan tanah.
            Traktor digunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif membutuhkan daya yang besar dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor juga digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar pompa irigasi, untuk pemanen (dengan memasang pisau reaper), untuk memutar perontok padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan, sampai hasil pertanian Dari asal katanya, traktor berarti alat penghela. Memang fungsi utama traktor ialah untuk menghela sesuatu. Itulah sebabnya semua traktor tentu pada bagian belakangnya dilengkapi dengan sambungan untuk tempat menggandeng alat yang akan dihela tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan bermesin yang khusus dirancang untuk menjadi penghela. Dari sejarahnya, traktor memang dirancang awalnya untuk mengganti hewan hela dengan mesin yang lebih kuat. Traktor adalah alat/mesin penarik beban yang bersumberdaya mekanis. Klasifikasi traktor dibedakan menjadi dua macam, yaitu berdasarkan kegunaan dan jenis roda penggeraknya.
          Traktor adalah salah satu contoh penggunaan teknologi dibidang pertanian dimana dengan penggunaan teknologi tersebut dapat mengatasi masalah-masalah terutama yang berkaitan dengan tenaga kerja dan waktu. Traktor pertanian saat ini menjadi komponen yang tak terpisahkan dari pembangunan pertanian dan pedesaan. Kita saksikan perkembangan yang pesat penggunaan traktor tangan di pedesaan. Hal tersebut karena mereka dapat memperbandingkan bahwa ternyata melakukan pengolahan tanah dengan traktor lebih menguntungkan dibanding cara lain.
            Traktor roda empat merupakan salah satu sumber tenaga yang banyak digunakan dalam kegiatan budidaya pertanian. Salah satu kelebihan yang nyata dari traktor roda empat adalah sebagai sumber tenaga, traktor roda empat mempunyai tenaga yang sangat besar dibanding dengan sumber tenaga yang lain, seperti manusia ataupun hewan.
            Dengan tenaga yang sangat besar, sebuah traktor roda empat dapat menggantikan puluhan tenaga hewan, atau ratusan tenaga manusia. Sehingga waktu yang diperlukan untuk proses budidaya dapat dipersingkat. Selain traktor roda empat ada juga traktor roda dua atau hand tractor. Traktor roda dua merupakan salah satu mesin pertanian yang dapat dipergunakan untuk mengolah lahan dan lain-lain pekerjaan pertanian dengan menjalankan mesin tersebut dimana alat pengolah tanahnya digandengkan atau dipasangkan di bagian belakangnya.
            Kemampuan mengemudi traktor di jalan merupakan syarat yang harus dimiliki oleh seorang operator traktor sebelum mengoperasikannya di lahan pertanian. Mengemudikan traktor secra mendasar dibedakan menjadi :
1). Mengemudi tanpa gandengan.
2). Mengemudi dengan gandengan.
            Mengemudi berarti mengoperasikan dan mengendalikan alat kendali yang terdiri dari kopling, rem kaki, rem tangan, roda setir, tuas perseneling, dll. Semua alat kendali tersebut mengatur penyaluran tenaga putar yang dihasilkan oleh sumber tenaga, sehingga didapatkan putaran tertentu pada roda penggeraknya, kemudian roda setir mengarahkan gerak roda traktor. Mengemudikan traktor tangan sangat berbeda dengan traktor roda empat. Mengingat roda penggeraknya hanya dua, maka operator harus berjalan kaki mengikuti gerak traktor sambil mengopeasikannya. Tetapi bila untuk transportasi, maka traktor digandengkan dengan gandengan (trailer), sehingga operator bisa duduk pada gandengan untuk mengoperasikannya.


I.2. TUJUAN
            Untuk mengetahui secara langsung bagaimana proses pembukaan lahan dengan traktor serta cara pengoperasian traktor.














II. TINJAUAN PUSTAKA
            Traktor digunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif membutuhkan daya yang besar dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor juga digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar pompa irigasi, untuk pemanen (dengan memasang pisau reaper), untuk memutar perontok padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan, sampai hasil pertanian Dari asal katanya, traktor berarti alat penghela. Memang fungsi utama traktor ialah untuk menghela sesuatu. Itulah sebabnya semua traktor tentu pada bagian belakangnya dilengkapi dengan sambungan untuk tempat menggandeng alat yang akan dihela tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan bermesin yang khusus dirancang untuk menjadi penghela. Dari sejarahnya, traktor memang dirancang awalnya untuk mengganti hewan hela dengan mesin yang lebih kuat.
            Traktor adalah alat/mesin penarik beban yang bersumberdaya mekanis.
Klasifikasi traktor dibedakan menjadi dua macam, yaitu berdasarkan kegunaan
dan jenis roda penggeraknya.
1. Traktor Berdasarkan Kegunaannya
a. General purpose tractor
            Traktor ini dirancang untuk melaksanakan pekerjaan yang bersifat umum. Berdaya kecil sampai berdaya besar. Kedudukan poros roda relative rendah.
b. Special purpose tractor
            Traktor ini dirancang untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih khusus. Mudah dirangkai dengan peralatan yang khusus (misalnya dipasang alat/ mesin pengolah tanah, pemeliharaan tanaman, pemanen, untuk traktor khusus pertanian). Kedudukan poros roda (ground clearance) tinggi, jarak roda kiri dan kanan (wheel base) dapat diatur.
c. Industrial tractor
            Traktor ini dirancang khusus untuk keperluan industry atau kegiatan pembangunan. Kekhususannya antara lain; ukuran roda depan dan belakang hampir sama atau sama dan bergandan ganda.karena ukuran roda yang hampir sama, maka kemampuan tarik traktor besar.
d. Plantation tractor
            Traktor ini dirancang untuk dapat dengan mudah dan aman digunakan pada lahan yang banyak tanamannya. Dibuat dengan konstruksi pusat titik berat rendah sehingga dapat digunakan pada lahan yang mempunyai kemiringan tinggi. Berdaya besar dan dilengkapi dengan pelindung (atap).
e. Garden tractor
            Disebut juga traktor kebun yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan (misalnya pertanian kecil atau pemangkas rumput).
2. Traktor Berdasarkan Jenis Roda Penggeraknya
A. Traktor roda krepyak (crawler tractor)
a. Standard crawler tractor
            Traktor ini mempunyai ground preassure (tekanan ke tanah) yang kecil (0,8 kg/cm²) sehinnga kemugkinan traktor terbenam ke dalam tanah kecil. Sering digunakan untuk meratakan atau menimbun tanah pada pekerjaan pembukaan hutan.
b. Low ground preassure tractor
            Traktor ini digunakan pada tanah yang agak lembab. Ground preassurenya sebesar 0,6 kg/cm². GP sebesar itu diperoleh dengan memperlebar trak (luasan kontak roda dengan tanah) dan menghilangkan komponen-komponen yang kurang bermanfaat.
c. Swam crawler tractor
            Traktor jenis ini mempunyai ground preassure sebesar 0,25 kg/cm², sehingga dapat digunakan pada tanah yang sangat lembek atau basah.
d. Special application crawler tractor
            Traktor jenis ini digunakan untuk menarik peralatan pertanian yang berat.
B. Traktor roda karet (ban)
a. Single axle
            Traktor ini mempunyai satu poros roda (dua roda) sering disebut dengan traktor tangan dan dayanya kurang dari 12,5 Hp. Cara pengendalian: operator tidak naik di atas traktor , tetapi berjalan di belakang traktor.
b. Double axle
1. Three cycle (traktor roda tiga)
Roda depan terdiri dari satu roda atau dua roda yang dipasang
berhimpitan an roda belakang dua buah. Traktor ini cocok untuk
pekerjaan penanaman, pemeliharaan tanaman atau panen.
2. Four wheel tractor (traktor roda empat)
            Traktor ini mempunyai empat roda yang masing-masing dua pada poros depan dan dua pada poros belakang. Cocok untuk menarik beban berat seperti pengolahan tanah (pembajakan, penggaruan). Berdasarkan dayanya dibedakan menjadi:
- Mini traktor : berdaya 12,5-20 HP
- Four Wheel drive tractor : berdaya diatas 20 HP
3. . Macam-Macam Traktor Pertanian
            Traktor pertanian didefinisikan sebagai suatu kendaraan yang mempunyai daya penggerak sendiri, minimum mempunyai sebuah poros roda yang diracang untuk menarik serta menggerakkan alat/ mesin pertanian. Atas dasar bentuk dan ukuran traktor, maka traktor pertanian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
A. Traktor besar
            Merupakan traktor yang mempunyai dua poros roda (beroda empat atau lebih), panjangnya berkisar 2650-3910 mm, lebar berkisar 1740-2010 mm dan dayanya bekisar 20-120 HP.
B. Traktor mini
            Merupakan traktor yang mempunyai dua poros roda (beroda empat). Traktor ini memiliki panjang bekisar 1790-2070 mm, lebar berkisar 995-1020 mm dan dayanya berkisar 12,5-20 HP. Pada elemennya traktor jenis ini digerakkan oleh motor diesel dua silinder atau lebih, mempunyai 6 kecepatan (versneling) maju dan 2 kecepatan mundur, yang dibedakan menjadi 4 macam kecepatan rendah (termasuk kecepatan mundur) dan 4 macam kecepatan tinggi (termasuk kecepatan mundur). Kecepatan kerja berkisar antara 0,94-4,79 km/jam dan kecepta transport antara 7,54-13,31 km/jam. Traktor jenis ini sudah dilegkapi dengan PTO (power take off), three point hitch (tiga titik penggandengan/system mounted). Pada umumnya konstruksi traktor mini tidak banyak berbeda dengan traktor besar, perbedaannya hanya pada dayanya saja
C. Traktor tangan
            Traktor tangan merupakan traktor yang hanya mempunyai sebuah poros roda (beroda dua). Traktor ini mempnyai panjang berkisar 1740-2290 mm, lebar berkisar 710-880 mm dan dayanya berkisar 6-10 HP. Sebagai daya penggerak utamanya menggunakan motor diesel silinder tunggal. Prinsip kerja traktor tangan adalah mesin pengolah tanah dengan menggunakan tenaga penggerak motor bakar yang pada umumnya motor diesel. Sebagai mesin pengolah tanah, traktor digunakan untuk menarik peralatan pengolahan tanah, seperti bajak piring, garu piring. Berfungsi pula untuk menggerakkan peralatan stasioner, seperti generator listrik, mesin pompa air, mesin penggilingan gabah (Nawawi, 2001).
4. Peralatan Tambahan Pada Traktor
A. Pengunci differensial
            Diferensial (gardan) berfungsi untuk merubah sudut putaran mesin menjadi 90º. Selain itu juga untuk memungkinkan putaran roda kanan dan kiri berbeda (saat membelok). Pengunci diferensial diperlukan untuk membebaskan traktor dari slip. Alat ini menyamakan putaran roda kanan dan kiri. Ada dua macam tipe pengunci diferensial:
a. Pengunci diferensial mekanik
            Digerakkan dengan pedal yang diinjak kaki dan langsung diteruskan ke pengunci diferensial pada gardan.
b. Pengunci diferensial hidrolis
            Digerakkan dengan sistem hidrolis.
B. Final driver
            Fungsi final drive adalah mereduksi atau mengurangi lebih lanjut putaran poros roda belakang. Selain untuk menambah traksi, final drive juga berfungsi untuk meninggikan badan traktor.
C. Power take off
            Merupakan keluaran daya dari mesin traktor yang berupa putaran yang bisa digunakn untuk menggerakkan pralatan lain. Poros PTO dihubungkan secara langsung dengan poros setelah kopling, kemudian PTO sendiri menggunakan versneling tersendiri untuk mengatur kecepatan putaran PTO agar sesuai dengan kebutuhan.
D. Sistem hidrolis
            Sistem hidrolis adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan aliran fluida tak mampat (minyak pelumas/oli). Minyak pelumas dipompakan dari bak penampung (reservoir) untuk selanjutnya disalurkan ke silinder penekan hidrolis. Sistem hidrolis banyak digunakan pada bagian-bagian traktor, misalnya system steering (power steering), sistem pengereman, pengunci diferensial, sistem pengangkatan dan penggandengan.
E. Sistem penggandengan
            Traktor merupakan sumberdaya penarik sehingga traktor dilengkapi dengan sistem peggandengan yang berfungsi untuk menggandengkan alat/mesin pertanian. Sistem penggandengan alat/mesin pertanian terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Sistem penggandengan satu titik (trailing)
            Sistem ini sering digunakan untuk penggandengan peralatan transportasi. Bagian yang digandengakan mempunyai roda sendiri, sehingga beban tidak disangga oleh traktor. Perlatan tambahan pada traktor untuk penggandengan sistem trailing disebut drawbar.
2. Sistem penggandengan tiga titik (mounted)
            Sistem ini menggunakan tiga titik penggandengan yang terdiri dari dua titik penggandengan bawah (low link). Sistem ini dilengkapi dengan sistem hidrolis yang berfungsi untuk mengangkat dan menurunkan alat/mesin pertanian yang digandeng. Alat/mesin pertanian yang digandengkan tidak dilengkapi roda, sehingga berat alat/mesin yang digandengkan dibebankkan kepada traktor. Sistem ini biasanya digunakan untuk menggandeng bajak, garu, alat penyiang dll.
F. Double gas throttle (gas ganda)
            Traktor sering digunakan pada medan yang tidak rata, sehingga diperlukan
gas yang tidak berubah karena guncangan. Traktor dilengkapi dengan gas tangan
selain gas kaki.
G. Double brake
            Pada traktor, rem kiri dan rem kanan dipisah dengan tujuan untuk membantu pada saat pembelokkan. Dengan pengereman salah satu roda, maka putaran belok akan semakin kecil, sehingga memudahkan pengoperasian traktor di lapangan.
H. Penyetelan jarak antar roda (wheel gauge)
            Jarak antar roda kanan dan kiri dapat dirubah menurut kebutuhan, sehingga roda traktor tidak merusak tanaman jika digunakan untuk kegiatan pemeliharaan tanaman. pengaturan jarak roda kanan dan kiri disesuaikan dengan jarak antar tanaman.
I. Pemberat (ballast)
            Traktor dilengkapi dengan ballast yang dipasang di bagian depan traktor yang berfungsi untuk mecegah roda depan traktor terangkat jka digunakan untuk menarik beban yang berat.
J. Telapak roda khusus
            Ada empat macam tipe telapak roda traktor, yaitu:
1. Tipe standard (general purpose cleat)
            Mempunyai telapak roda dengan bentuk V biasa. Tipe ini sering digunakan untuk kegiatan pertanian.
2. Tipe high cleat
            Tipe ini memberikan traksi yang besar jika digunakan di tanah yang berlumpur. Tetapi telapak ini akan cepat halus jika digunakan di tanah yang keras atau jalan aspal.
3. Tipe non directional
            Telapak roda ini memberikan traksi yang besar jka digunakan di tanah yang berpasir, mempunyai umur yang lebih panjang jika digunakan di jalan yang beraspal.
4. Tipe industrial lug
            Tipe ini dapat digunakan untuk pekerjaan di jalan raya atau di tanah pertanian (lahan) dan juga untuk pekerjaan transportasi.
K. Bajak        
            Bajak merupakan alat pertanian yang paling tua, telah dipergunakan sejak 6000th SM di Egypt. Pada awal mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh Peralatan pengolahan tanah tenaga manusia, dengan bntuk yang sangat sederhana. Kemudian Thomas Jefferson merancang secara istimewa dengan prinsip perhitungan matematika. Untuk pertama kalinya alat pengolahan tanah ini dibuat dari kayu kemudian dari besi tuang sebagai bahan utamanya, selanjutnya dibuat dari baja. Penggunaan sistem dua mata bajak (bottom) dimulau sejak tahun 1865, kemudian diikuti dengan pemakaian tiga mata bajak dan seterusnya, tergantung pada besarnya daya penarik yang digunakan. Banyak dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak, hal ini pada umumnya dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara tujuan pengolahan tanah dan peralatan yang dipergunakan. Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, secara garis besar bajak dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:
1. Bajak singkal (mold board plow)
2. Bajak piringan (disk plow)
3. Bajak rotari atau bajak putar (rotary plow)
4. Bajak pahat (chisel plow)
5. Bajak tanah bawah (sub soil plow)













III. METODOLOGI
III.1. TEMPAT
          Agrotechnopark

III.2. WAKTU
          PUKUL 08.00 – 12.00 WIB

III.3. CARA KERJA
1.      Traktor besar di hidupkan
2.      Kegunaan dari masing-masing bagian traktor diterangkan oleh pengoperasi traktor
3.      Traktor dijalankan
4.      Praktikan diajarkan bagaimana cara membawa traktor secara bergantian
           








IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1.  HASIL
          Pada lahan pembukaan awal menggunakan traktor besar digunakan bajak piringan putar yang menghasilkan tanah yang masih kasar.

IV.2. PEMBAHASAN
          Pada praktikum pembukaan lahan dengan menggunakan traktor besar digunakan bajak putar yang menghasilkan tanah yang masih kasar. Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak, akan diperoleh bongkah-bongkah yang masih cukup besar, biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan keadaan tanah yang lebih halus lagi. Dengan menggunakan bajak putar maka pengerjaan tanah dapat dilakukan sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan untuk pengolahan tanah kering ataupun tanah sawah. Kadang-kadang bajak putar ini digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan ataupun pendangiran. Penggunaan bajak putar untuk pengolahan tanah dapat diharapkan hasilnya baik, bila tanah dalam keadaan cukup kering atau basah sama sekali. Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran dari rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya yang digunakan tetapi diperoleh hasil penggemburan yang lebih halus. Dalam penggunaan, dipilih kebutuhan daya yang terkecil tetapi memenuhi persyaratan ukuran partikel tanah yang dituntut oleh tanaman. Salah satu masalah dari penggunaan bajak putar ialah apabila di dalam tanah terdapat benda-benda keras: untuk itu biasanya diadakan pengamanan (dilengkapi per-per pada pisaunya, adanya pengamanan slip pada mesinnya).
            Berdasarkan atas sistem pengambilan daya untuk menggerakkan rotor dan pisau dari bajak putar, jenis bajak putar secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. bajak putar dengan tenaga pemutar pisau dari mesin tersendiri terpisah dari tenaga traktor sebagai sumber daya penariknya (self propelled unit).
2. bajak putar dengan tenaga pemutar pisau dati pto traktor, yang sekaligus traktor tersebut sebagai sumber daya penariknya (pto drives tractor). Prinsip kerja bajak putar Pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar hingga beban terhadap mesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Pada waktu rotor berputar dan alat bergerak maju pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong dalam sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan kecepatan maju.
            Gerakan putaran rotor yang memutar pisau-pisau diakibatkan daya dari motor yang diteruskan melalui sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut. Sistem penerusan daya untuk ukuran bajak putar kecil yang digerakkan dengan traktor tangan biasanya menggunakan sistem hubungan roda cakra dengan rantai. Untuk bajak putar ukuran besar yang digerakkan dengan traktor besar, biasanya menggunakan universal joint.
Bagian-bagian bajak putar
1. Pisau, berfungsi untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak putar dilakukan. Pisau ini juga cukup baik untuk mencacah gulma maupun seresah, namun tidak dapat menutupnya dengan tanah secara baik seperti bila menggunakan bajak singkal maupun bajak piringan. Besar dan jumlah pisau disesuaikan dengan daya penggerak dan keperluannya. Cara pemasangan pisau dalam hubungannya dengan bentuk permukaan dan hasil pengolahan tanah dapat dilihat pada gambar.
2. Poros putar, berfungsi untuk memutar rotor-rotor bajak putar.
3. Rotor, berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar.
4. Penutup belakang (rear shield), berfungsi membantu penghancuran tanah.
5. Roda dukung (land wheel), berfungsi untuk mengatur kedalaman pengolahan tanah.
1. Sistem pemasangan pisau
            Pemasangan pisau dengan jumlah yang lebih sedikit akan memperoleh sedikit hambatan karena adanya seresah pada tanah dan pisau dapat masuk lebih dalam pada tanah sehingga seresah dapat bercampur dengan tanah. Juga dapat mengurangi kemungkinan macetnya alat pada waktu kerja di tanah yang basah dan lengket. Namun hasil pengolahan diperoleh bongkah yang lebih besar.
2. Tipe tanah
            Pada tanah berat kandungan lempung lebih banyak, sehingga kohesi partikel tanah cukup besar hingga kemungkinan hasil pengerjaan tanah dapat bervariasi dari halus sampai kasar.
3. Kecepatan perputaran pisau
            Pada kecepatan maju tetap, makin cepat perputaran pisau akan diperoleh pemotongan yang semakin halus; makin lambat perputaran pisau maka hasil pemotongan akan besar-besar. Pada kecepatan rendah, kemungkinan penyumbatan oleh tanah dan seresah makin besar tetapi kecepatannyya yang besar akan dapat merusak struktur tanah dan mengurangi umur pemakaian pisau.
4. Posisi penutup (rear shield)
            Adanya penutup akan memungkinkan tanah lebih hancur karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada penutup. Posisi dari penutup akan mempengaruhi benturan tanah terhadap pentup. Posisi yang memungkinkan adanya benturan yang lebih keras akan menghasilkan penghancuran tanah yang lebih besar.
5. Kandungan air tanah
            Bila tanah dikerjakan pada kandungan air dimana ikatan partikel kecil maka hasil pengerjaan tanah akan lebih halus.
            Praktikum pengolahan tanah menggunakan traktor besar ini dilakukan dengan pola tengah yaitu pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan. Berputar ke kanan sejajar sisi lahan, sampai ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah dalam lahan. Pada awal pengolahan, operator akan kesulitan dalam membelokan traktor.
            Pola ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar, dan lahan tidak terlalu luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan. Lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 sampai 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak, diolah dengan cara manual (dengan cangkul).


V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. KESIMPULAN
1.      Dalam pengolahan tanah menggunakan traktor ada 4 macam pola pengolahan yaitu pola tengah, pola tepi, pola spiral, dan pola keliling tengah.
2.      Pada pengolahan tanah pertama digunakan bajak putar namun masih menghasilkan tanah yang masih kasar.
3.      Jenis-jenis traktor ada tiga yaitu traktor besar, traktor mini, dan traktor tangan.
4.      Pada pengolahan tanah pertama dihasilkan tanah yang masih kasar sehingga dibutuhkan pentraktoran yang kedua sampai tanah sampai halus sehingga siap panen.
5.      Pada praktikum pengolahan tanah menggunakan traktor besar digunakan pengolahan tanah dengan pola tengah yaitu yaitu pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan. Berputar ke kanan sejajar sisi lahan, sampai ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah dalam lahan.

V.2. SARAN
          Seharusnya waktu yang digunakan buat praktikan untuk pengoperasian/menggunakan traktor besar ditambah karena saat praktikan melakukan pengoperasian traktor waktu yang digunakan sangat sedikit sehingga praktikan tidak dapat begitu memhami bagaimana cara penggunaan traktor besar dan fungsi dari bagian-bagiannya.




DAFTAR PUSTAKA
Nawawi, Gunawan. 2001. Pengenalan Alat dan Mesin Pertanian. Departemen
Pendidikan Nasional Jakarta
Donathus Pakpahan, Lohar Irwanto, Moedjijarto Pratomo, 1982. Alat dan Mesin Pertanian, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Promersberger, W.J; D.W. Priebe; F.E. Bishop. 1979. Modern Farm
Power. Reston Publishing company, Reston, Virginia.
Brian Bell, 1985, Farm Machinery, Farming Press Limited, Great Britain.
Brian May, 1985, How to Make the Most of Your Tractor, Intermediate Technologi Publications, London.
Harris Pearson Smith dan Lambert Henry Wilkes, 1996, Mesin dan Peralatan Usaha Tani, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Mulyoto H. dkk, 1996, Mesin-mesin Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta.
Nurdi Ibnu W. dan Darmadi, 1998, Pengolahan Tanah Pertama, PPPG Pertanian, Cianjur.
Peter Crossley and John Kilgour, 1983, Small Farm Mechanization for Developing Countries, John Wiley & Sons.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar