LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FERMENTASI
ISOLASI BAKTERI ACETOBACTER XYLINUM PADA MEDIA CAIR FERMENTASI NATA DE
COCO
Oleh
IMFRANTONI PURBA
05111003014
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Nata merupakan jenis makanan yang banyak dikomsumsi
dan digemari oleh masyarakat. Nata
yang bahan bakunya air kelapa, atau yang
dikenal dengan nata de coco. Nata berupa lapisan putih, kenyal (agak
liat), dan padat sebagai hasil penuaian fermentasi oleh mikroba. Jenis makanan
ini mirip dengan kolang- kaling, dapat digunakan sebagai manisan, pengisi es
krim, yogurt, jelly, agar-agar, dan sebagai campuran cocktail. Selain untuk
makanan, nata dapat digunakan untuk pembuatan membran akustik (loudspeaker),
karena nata memiliki karakteristik high fibre (Endang, 2000)
Nata dapat dibuat dari bermacam-macam
bahan dasar yang biasanya diberi nama sesuai dengan bahan dasarnya.
Nata yang dibuat dari air kelapa, buah nanas, buah jambu mete, kedelai, dan
buah tomat berturut-turut diberi nama nata de coco, nata de pina, nata de
cashew, nata de soya, dan nata de tomato. Proses pembuatan nata pada dasarnya
meliputi enam tahap kegiatan, yaitu penyiapan substrat, penyiapan media,
penyiapan starter, pemeraman atau fermentasi, penghilangan asam, dan pemasakan.
Pemanenan nata dilakukan setelah proses fermentasi berakhir (Anugrah, 2010)
Penambahan sumber nitrogen anorganik atau organik akan
meningkatkan aktivitas Acetobacter xylinum dalam produksi nata. Pertumbuhan
Acetobacter xylinum memerlukan vitamin-vitamin tertentu dan vitamin B kompleks.
Bahan-bahan bisa didapatkan melalui penambahan sumber nitrogen dari luar, dalam
hal ini adalah ammonium fosfat. Acetobacter xylinum membentuk asam dari
glukosa, etil alkohol, propil alkohol dan glikol, serta mengoksidasi asam
asetat menjadi gas CO2 dan H2O. Komponen selulosa ini
akan membentuk jalinan mikrofibil yang panjang dalam cairan fermentasi.
Gelembung-gelembung gas CO2 yang dihasilkan
selama fermentasi mempunyai kecenderungan melekat pada jaringan selulosa ini,
sehingga menyebabkan jaringan tersebut terangkat ke permukaan cairan (Agung, 2001).
B.
Tujuan
Mengetahui cara mengisolasi bakteri Acetobacterium xylinum dari media
cair fermentasi Nata de Coco.
II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini
yaitu
Kelompok
|
Isolasi
|
Jumlah koloni
|
Ganjil
|
1
2
|
600
296
|
B.
Pembahasan
Praktikum
kali ini mengisolasi bakteri acetobacter
xilynum. Pengenceran pada nata de coco lebih
banyak dibandingkan yoghurt, yaitu sebanyak enam kali pengenceran. Tujuan
pengenceran adalah untuk mengurangi kepadatan mikrobia yang ditanam. Jenis
mikrobia yang terdapat pada nata de coco adalah Acetobacter Xylinum.
Acetobacter Xylinum merupakan bakteri gram negative, aerobik berbentuk
batang pendek, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa
membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat nonmotil.
Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan satu mikrobia dari
mikrobia lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan spesies tunggal dengan
sifat-sifat yang diinginkan. Untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang hidup
dalam bahan pangan dapat dilakukan isolasi mikrobia, dengan cara menggoreskan
suspensi campuran sel pada suatu media padat di dalam cawan petri kemudian
menginkubasikannya, sehingga setiap sel akan tumbuh membentuk koloni dan
memudahkan untuk memisahkannya. Isolasi adalah suatu metode untuk memisahkan
mikroorganisme dalam medium menjadi sel yang individu yang disiapkan untuk
mendapatkan spesies tunggal. Pada prinsipnya percobaan isolasi dimulai dengan
membuat suspensi bahan sebagai sumber mikrobia. Lalu suspensi tersebut
dituangkan atau digoreskan (dengan menggunakan jarum ose steril) pada media
yang sebelumnya telah disediakan terlebih dahulu.
Acetobacter xylinum beraktivitas dapat
memecah gula untuk mensintesis selulosa ekstraseluler. Selulosa merupakan
rantai tidak bercabang yang saling berikatan
paralel satu sama lain. Sifat selulosa diantaranya tidak larut dalam
air, eter, alkohol; tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia tetapi
akan terhidrolisis oleh asam kuat (H2SO4). Selulosa yang terbentuk berupa benang-benang yang
bersama-sama dengan polisakarida berlendir membentuk suatu jalinan secara
terus-menerus menjadi lapisan nata. Terbentuknya pelikel (lapisan tipis nata)
mulai dapat terlihat di permukaan media cair setelah 24 jam inkubasi, bersamaan
dengan terjadinya proses penjernihan cairan di bawahnya. Jaringan halus yang
transparan yang terbentuk di permukaan membawa sebagian bakteri terperangkap di
dalamnya. Gas CO2 yang dihasilkan secara lambat oleh Acetobacter
xylinum menyebabkan pengapungan ke permukaan (Slamet, 2002).
Suasana yang terdapat
pada nata adalah suasana asam, dimana pH nya rendah. Hal ini dikarenkan pH
rendah merupakan lingkung yang sesuai untuk pertumbuhan nata de coco. Setelah
pengenceran satu selesai, maka tabung reaksi yang dimasukkan 1 ml mikrobia
harus di vortex. Tujuan vortex ialah untuk menghomogenkan campuran yang
terdapat di dalam tabung reaksi.
Nata de coco yang
dibuat pada praktikum ini dibuat dengan dua kali ulangan. Ulangan pertama
menghasilkan jumlah koloni sebanyak 600 koloni sedangkan ulangan dua
menghasilkan jumlah koloni sebanyak 296 koloni. Acetobacter xylinum menggunakan
substrat berupa glukosa yang terdapat di dalam air kelapa. Substrat yang
terbatas ini juga menjadi salah satu faktor mengapa pada ulangan dua jumlah
mikrobia yang hidup hanya sedikit.
Hasil praktikum tidak
membentuk gel atau jelly dikarenakan syaratnya tidak terpenuhi. Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan
dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan Nitrogen (N),
melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan
menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan
rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa
tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya
nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata
(Dimas, 2010).
III.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh
dari hasil praktikum ini ialah :
1.
Isolasi
adalah suatu cara untuk memisahkan satu mikrobia dari mikrobia lainnya yang
bertujuan untuk mendapatkan spesies tunggal dengan sifat-sifat yang diinginkan.
2.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika
ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan
Nitrogen.
3.
Aktivitas Acetobacter
xylinum dapat memecah
gula untuk mensintesis selulosa ekstraseluler.
4.
Keterbatasan
substrat menyebabkan pertumbuhan mikrobia terhambat
5.
Tumbunya
mikrobia jenis lain
dapat menjadi faktor pengahmabat
perbanyakan koloni Acetobacter xylinum
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah.
2010. Pembuatan Nata De Coco dengan Forotifikasi Limbah Cucian Beras
Menggunakan Acetobacter xylinum .
Fateta, IPB. Bogor.
Agung S. Bakti. (2001).
Penggunaan Nira Kelapa, Nira Aren, dan
Tetes Tebu pada Fermentasi Nata De Coco. Skripsi Teknologi Pertanian UGM
Yogyakarta.
Astawan. 2009. “Peluang Usaha : Nata de Coco”.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Dimas.
2010. Teknologi Agroindustri Kelapa yang Sesuai untuk Pedesaan”. Dalam :
Prosiding Konferensi Nasional Kelapa IV. Bandar Lampung, 21-23 April.
Dorman.
2010. “Daya Guna Hasil Kelapa”. Departemen Teknologi Hasil Pertanian,
Fateta, IPB. Bogor.
Endang S.Rahayu. (2000).
Bahan Pangan Hasil Fermentasi.
Yogyakarta : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM.
Slamet Sudarmadji, dkk. (2002). Mikrobiologi
Pangan. Yogyakarta : PAU Pangan dan Gizi UGM.