LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM ILMU GIZI
ANGKA
KECUKUPAN ENERGI INDIVIDU (AKEI)
OLEH :
IMFRANTONI
PURBA
05111003014
TEKNOLOGI HASIL
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2013
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kecukupan energi didefinisikan
sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan, tubuh memperoleh energi dari
makanan yang dimakan, energi dalam makanan terdapat energi kimia yang dapat
diubah menjadi bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-proses
biologi adalah energi kimia, energi mekanik, energi panas dan energi listrik. Energi
merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Energi
berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu
dan kegiatan fisik. Kelebihan energi disimpan dalam bentuk glikogen sebagai
cadangan energi jangka pendek dan dalam bentuk lemak sebagai cadangan jangka
panjang (IOM, 2005).
Energi
merupakan asupan utama yang sangat diperlukan oleh tubuh. Kebutuhan energi yang tidak tercukupi dapat
menyebabkan protein, vitamin, dan mineral tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh
dengan baik dan efektif. Kebutuhan
energi dipengaruhi oleh BMR (Basal
Metabolic Rate) atau EMB (Energi Metabolisme Basal), kecepatan pertumbuhan,
komposisi tubuh, dan aktifitas fisik.
Energi yang diperlukan berasal dari kimia yang terdapat dalam makanan
yang dikonsumsi. Sumber energi yaitu
protein menyumbang energi sebanyak 4kkal/g, karbohidrat juga menyumbang
4kkal/g, dan lemak menyumbang energi sebanyak 9kkal/g (Intan, 2008).
Pangan
sumber energi adalah pangan sumber lemak, karbohidrat dan protein. Pangan
sumber energi yang kaya lemak antara lain lemak/gajih dan minyak, buah berlemak
(alpokat), biji berminyak (biji wijen, bunga matahari dan kemiri), santan,
coklat, kacang-kacangan dengan kadar air rendah (kacang tanah dan kacang
kedele), dan aneka pangan produk turunnanya. Pangan sumber energi yang kaya
karbohidrat antara lain beras, jagung, oat, serealia lainnya, umbi-umbian,
tepung, gula, madu, buah dengan kadar air rendah (pisang, kurma dan lain lain)
dan aneka produk turunannya. Pangan sumber energi yang kaya protein antara lain
daging, ikan, telur, susu dan aneka produk turunannya (Hardinsyah, 2004).
B. Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui angka kecukupan energi
individu.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Energi dibutuhkan manusia untuk
bergerak atau melakukan aktivitas fisik sehari-hari dan untuk memprtahankan
kehidupan, yaitu untuk menggerak semua proses-proses dalam tubuh, seperti
sirkulasi darah, pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan proses-proses
fisiologis lainnya. Karbohidrat, lemak dan protein adalah sumber energi bagi
kebutuhan tubuh. Energi yang masuk dalam tubuh melalui makanan harus seimbang
dengan energi yang dibutuhkan oleh masing-masing individu. Kelebihan dan
kekurangan energi pada msing-masing individu dapat diukur dengan melihat berat
badannya. Akibat masukan energi yang berlebihan darei kebutuhan, akan
menyebabkan kegemukan. Sementara masukan energi yang kurang dari kebutuhan
menyebabkan berat badan kurang (Fauji, 2011).
Perhitungan kecukupan energi
yang terkini didasarkan model persamaan IOM (2005) dari meta analisis tim pakar
Institute of Medicine (IOM 2002). Model ini diperoleh dari data enersi
basal (EB) yang diukur dengan metode doubly labeled water yang lebih
valid dibanding model sebelumnya. Kecukupan energi pada anak berbeda dengan
kelompok usia lainnya (IOM, 2005).
Rumus
perhitungan kecukupan energi pada anak usia 0-8 tahun disajikan pada Tabel 1,
untuk remaja pada Tabel 2, untuk dewasa (Laki laki dan Perempuan serta
Perempuan hamil) pada Tabel 3, dan untuk lansia pada Tabel 4. Kecukupan energi
sejak usia empat tahun dikoreksi dengan faktor kategori aktifitas (PA). Pada
kelompok usia lanjut (Lansia) hasil perhitungan AKE dari persamaan Henry (2005)
perlu dikoreksi karena jumlah subyek yang kecil dan overestimasi berdasarkan
hasil kajian Krems C et al (2005), yaitu overestimasi 9 % pada lansia laki-laki
dan 11% pada lansia perempuan mulai usia 65 tahun. Pada lansia juga dilakukan
koreksi penurunan kebutuhan energi dengan bertambahnya umur yaitu 5% pada usia
50-64 tahun, 7.5 % pada usia 65-79 tahun, dan 10% pada usia >=80 tahun
sebagai akibat penurunan jumlah sel-sel otot, beragam kompleks penurunan fungsi
organ (Khomsan, 2000).
Kebutuhan Energi (E) dan Protein
(P) diutamakan karena :
1. Kebutuhan (E) dan (P) cukup,
maka vitamin dan mineral akan terpenuhi jika konsumsi
pangan beragam.
2. Kurang konsumsi (E) lebih dini
diketahui.
3. Dampak kurang konsumsi (E) dan
(P) lebih berbahaya
Informasi
yang penting diketahui untuk menghitung angka kecukupan energi (AKEI) dewasa
cara rinci adalah umur (tahun), jenis kelamin, berat badan (kg), persamaan regresi
untuk menghitung EMB, jenis kegiatan dan alokasi waktunya (jam). Persamaan regresi untuk menghitung EMB bagi
orang dewasa berbeda menurut kelompok umur dan jenis kelamin, yaitu:
Pria : 20 – 29 Tahun, EMB = 15.3 B
+ 679
30 – 59 Tahun, EMB = 11,6 B + 879
> = 60 Tahun, EMB = 13.5 B + 487
Wanita : 20 – 29 Tahun, EMB = 14.7
B + 496
30 – 59 Tahun, EMB = 8.7 B + 829
> = 60 Tahun, EMB = 10.5 B + 596
Menghitung angka
kecukupan energi bagi orang dewasa dan lanjut usia hanya memperhitungkan energi
kegiatan dan faktor kelipatan EMB. Energi pertumbuhan tidak termasuk faktor
yang diperhitungkan. Hal ini disebabkan karena pada masa dewasa dan lanjut
usia, energi dibutuhkan hanya untuk melakukan aktifitas dan bukan untuk
pertumbuhan (Henry, 2005).
III.
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 25
Oktober 2013, pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 11.40 WIB di
Ruang Kelas C 1207, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
B.
Cara
Kerja
Cara kerja
praktikum ini adalah:
1. Seseorang mahasiswa menghitung
jumlah kalori yang dikonsumsi dalam 1 kali 24 jam
2.
Mahasiswa
tersebut menghitung angka kecukupan energi dengan
menggunakan parameter usia dan berat badan untuk menentukan kebutuhan energi
basalnya
3. Menghitung
kapasitas energi yang digunakan untuk setiap aktivitas dalam satu kali 24 jam
dan membandingkan
dengan jumlah kalori yang dikonsumsi dengan rengang waktu yang sama
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel 1. Perhitungan Angka Kecukupan Energi Laki-laki >= 20 tahun
EMB = 15,3 B + 679
=15,3 (64) + 679 = 1658,2 kkl
EK (24 jam)
Aktivitas
|
Jenis
penggunaan energi
|
Waktu
(jam)
|
Jumlah
kalori(kal)
|
Tidur
|
Tidur
|
8
jam
|
(1x8jam)/24
jam X 1.566,4 =522,13 kal
|
Pekerjaan
|
Duduk
dan diam (kuliah)
|
6
jam
|
(
1,2x6)/24 jam X 1.566,4
= 496,92 kal
|
|
Bekeja
di laboratorium
|
2
jam
|
(
2x2)/24 jam X 1.566,4
= 261,0667 kkl
|
Kegiatan
lain
|
Mencuci
baju
|
0,5
jam
|
(
2,2x0,5)/24 jam X 1.566,4
=
71,7933
|
|
Olahaga
|
1
jam
|
(
2,2x1)/24 jam X 1.566,4
= 143,5867
|
|
Beres-beres
|
0,5
jam
|
(3,7x0, 5)/24 jam X 1.566,4
=
120,7433
|
Waktu
luang
|
Menonton
TV
|
2
jam
|
(
1,4x2)/24 jam X 1.566,4
=
182,7467
|
|
Bersantai
|
4
jam
|
(
1,4x4)/24 jam X 1.566,4
=
365,4933
|
Total energi yang
dipergunakan 2.164,48
kkl
Jenis makanan
|
URT
|
Berat makanan (gr)
|
Energi
(Kkal)
|
Nasi
|
3
piring
|
500
|
x450=2.250
|
Ikan
|
2
potong
|
100
|
x88=88
|
Sayur
kangkung
|
1/3
porsi
|
50
|
x29=14.5
|
Ayam
goreng
|
1
potong
|
80
|
x302=241.6
|
Tempe
|
4
potong
|
120
|
x149=178.8
|
Teh
|
2
gelas
|
200
|
x132=264
|
|
|
Total
kalori yang dikonsumsi
|
3.036,9 Kkal
|
B.
Pembahasan
Praktikum kali ini praktikan
diminta untuk menghitung jumlah Energi Metabolisme Basal (EMB) dan jumlah
Energi Kegiatan (EK) dari praktikan itu sendiri dalam waktu 24 jam. Perhitungan
ini agar praktikan mengetahui seberapa besar energi yang digunakannya dalam
beraktivitas selama 24 jam dan seberapa besar kekurangan atau kelebihan energi
kegiatan tersebut dengan energi metabolisme basal pada praktikan itu
sendiri.
Berdasarkan
hasil perhitungan yang ada,
Energi Metabolisme Basal saya sebesar 1.658,2
sedangkan untuk total energy yang saya keluarkan selama 24 jam sebesar 2.164,48 kkl. Sedangkan jumlah energi yang saya peroleh dari makanan
sebesar 3.036,9 kkl.
Hal ini menunjukkan bahwa tubuh saya tercukupi
energi untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Pehitungan berdasarkan pertimbangan dasar
dari EMB yang menjadi basis dasar dari pertimbangan energi basal yang digunakan
seorang lelaki dewasa berusia 20 sampai 29 tahun. Berdasarkan asumsi dari
konsumsi pangan seorang lelaki dewasa berusia diatas 20 tahun adalah sebesar
2550 kkal per hari.
Kebutuhan
energi tiap individu berbeda-beda berdasarkan jenis kelamin, usia, beban
aktivitas hingga kondisi fisiologis spesifik seperti dalam keadaan sakit, masa
pertumbuhan, mengandung , dan usia lanjut. Pengaruh lingkungan tempat tinggal
akan mempengaruhi jumlah kebutuhan energi perhari karena keadaan geografis
seperti wilayah pegunungan yang dingin cenderung membutuhkan energi lebih
banyak dibandingkan daerah dataran rendah dengan iklim sejuk hingga hangat
karena dalam kondisi dingin tubuh membutuhkan energi ekstra yang harus
dikonversi menjadi panas tubuh untuk menjaga kestabilan sistem peredaran darah
didalam tubuh dan menjaga suhu organ dalam tubuh dari hipotermia (Hardinsyah et al.,2010).
Energi
yang saya dihitung dalam 24 jam.Manusia dalam
keadaan tidur memang tidak melakukan aktifitas fisik, namun metabolisme di
dalam tubuh tetap harus berjalan. Energi metabolise tersebut digunkan untuk
peredaran darah, pergerakan jantung dan untuk aktifitas semua organ tubuh dalam
melaksanakan proses metabolisme.
Energi yang saya butuhkan untuk tidur dalam waktu 8 jam yaitu sebesar 522,13
kal. Saya kuliah selama 6
jam dimana selama perkuliahan kegiatan yang dilakukan hanya duduk saja sehingga
energi yang dikeluarkan sebesar 496,92
kkl. Bekerja di laboratorium selama 2 jam, saya gunakan energi
sebesar 261,0667 kkl. Kegiatan lain seperti olahraga, mencuci dan beres-beres saya gunakan
waktu dalam 2 jam, saya pergunakan energi sebesar 336,1233 kkl. Waktu luang
saya sebanyak 6 jam saya pergunakan untuk menonton TV dan bersantai, saya
pergunakan energi sekitar 548,24 kkl. Total energi yang saya pergunakan dalam
24 jam yaitu sebesar 2.164,48 kkl.
Faktor
yang mempengaruhi energi kecukupan gizi seseorang adalah pertama umur dimana
umur yang masih muda cenderung lebih aktif sehingga semakin banyak energi yang
diperlukan untuk beraktifitas. Kedua jenis kelamin, ketiga tinggi badan dan
berat badan yang mana jika seseorang memiliki berat badan yang lebih rendah
dibandingkan berat badan normal maka angka kecukupan gizinya harus berdasarkan
berat badan normal. Untuk menghitung berat badan
normal yaitu BB Normal = (TB aktual (cm) - 100 ) + 10 %.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan
yang diperoleh pada praktikum ini adalah:
1.
Kebutuhan energi setiap orang berbeda satu sama lain,
tergantung pada faktor usia, jenis kelamin, dan kondisi tubuhnya. Kebutuhan energi
harus terpenuhi untuk melakukan aktivitasnya.
2.
Angka Metabolisme Basal
adalah kebutuhan minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh
yang vital.
3.
Asupan
kecukupan energi yang dikonsumsi dalam
24 jam sebesar 3.036,9 Kkal telah terpenuhi dari energi yang saya pergunakan dalam 24 jam yaitu sebesar 2.164,48 kkl
4.
Angka kecukupan energi
(AKE) adalah banyaknya asupan makanan dari seseorang yang seimbang dengan
pengeluarannya sesuai dengan susunan dan ukuran tubuh, tingkat kegiatan jasmani dalam keadaan sehat
dan mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan secara ekonomis dalam jangka waktu
lama.
DAFTAR
PUSTAKA
Fauji M. (2011). Aktivitas Fisik dan
Kaitannya dengan kecukupan dan tingkat konsumsi cairan pada remaja dan dewasa [skripsi].
Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Hardiansyah,Hadi,R.dan Napitupulu
V.2010.Kecukupan energi, protein, lemak dan karbohidrat.departemen gizi ,FK
UI.Jakarta
Hardinsyah dan Tambunan, V.
(2004). Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan Serat Makanan. Dalam Angka
Kecukupan Gizi dan Acuan Label Gizi. LIPI, Deptan, Bappenas, BPOM, BPS,
Menristek, PERGIZI PANGAN, PERSAGI dan PDGMI. Jakarta
Henry CJK. (2005). Basal Metabolic Rate
Studies in Humans: Measurements and Developmnet of New Equations. Public
Health Nutrition 8(7)A:1133-1152.
Intan.
2008. Gambaran Konsumsi
Literatur. (online).
(lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126621-S-5444...Literatur.pdf.,
diakses 3 Oktober 2013).
[IOM] Institute of Medicine. (2005). Dietary Reference
Intake for Energy, Carbohydrate, Fiber, Fat, Fatty Acids, Cholesterol, Protein,
and Amino Acids. A Report of the Panel on Macronutrients, Subcommittees on
Upper Reference Levels of Nutrients and Interpretation and Uses of Dietary
Reference Intakes, and the Standing Committee on the Scientific Evaluation of
Dietary Reference Intakes. National Academies Press, Washington, DC.
Khomsan
A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan
Gizi. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar