Kamis, 20 Februari 2014

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FERMENTASI
ISOLASI BAKTERI ACETOBACTER XYLINUM PADA MEDIA CAIR FERMENTASI NATA DE COCO






unsri.jpg






Oleh
IMFRANTONI PURBA
05111003014




TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Nata merupakan jenis makanan yang banyak dikomsumsi dan digemari oleh masyarakat. Nata yang bahan bakunya air kelapa, atau yang  dikenal dengan nata de coco. Nata berupa lapisan putih, kenyal (agak liat), dan padat sebagai hasil penuaian fermentasi oleh mikroba. Jenis makanan ini mirip dengan kolang- kaling, dapat digunakan sebagai manisan, pengisi es krim, yogurt, jelly, agar-agar, dan sebagai campuran cocktail. Selain untuk makanan, nata dapat digunakan untuk pembuatan membran akustik (loudspeaker), karena nata memiliki karakteristik high fibre (Endang, 2000)
Nata dapat dibuat dari bermacam-macam bahan dasar yang biasanya diberi nama sesuai dengan bahan dasarnya. Nata yang dibuat dari air kelapa, buah nanas, buah jambu mete, kedelai, dan buah tomat berturut-turut diberi nama nata de coco, nata de pina, nata de cashew, nata de soya, dan nata de tomato. Proses pembuatan nata pada dasarnya meliputi enam tahap kegiatan, yaitu penyiapan substrat, penyiapan media, penyiapan starter, pemeraman atau fermentasi, penghilangan asam, dan pemasakan. Pemanenan nata dilakukan setelah proses fermentasi berakhir (Anugrah, 2010)
Penambahan sumber nitrogen anorganik atau organik akan meningkatkan aktivitas Acetobacter xylinum dalam produksi nata. Pertumbuhan Acetobacter xylinum memerlukan vitamin-vitamin tertentu dan vitamin B kompleks. Bahan-bahan bisa didapatkan melalui penambahan sumber nitrogen dari luar, dalam hal ini adalah ammonium fosfat. Acetobacter xylinum membentuk asam dari glukosa, etil alkohol, propil alkohol dan glikol, serta mengoksidasi asam asetat menjadi gas CO2 dan H2O. Komponen selulosa ini akan membentuk jalinan mikrofibil yang panjang dalam cairan fermentasi. Gelembung-gelembung gas CO2 yang dihasilkan selama fermentasi mempunyai kecenderungan melekat pada jaringan selulosa ini, sehingga menyebabkan jaringan tersebut terangkat ke permukaan cairan (Agung, 2001).
B.     Tujuan
Mengetahui cara mengisolasi bakteri Acetobacterium xylinum dari media cair fermentasi Nata de Coco.
II.                HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu
Kelompok
Isolasi
Jumlah koloni
Ganjil
1
2
600
296

B.     Pembahasan
Praktikum kali ini mengisolasi bakteri acetobacter xilynum. Pengenceran pada nata de coco lebih banyak dibandingkan yoghurt, yaitu sebanyak enam kali pengenceran. Tujuan pengenceran adalah untuk mengurangi kepadatan mikrobia yang ditanam. Jenis mikrobia yang terdapat pada nata de coco adalah Acetobacter Xylinum. Acetobacter Xylinum merupakan bakteri gram negative, aerobik berbentuk batang pendek, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat nonmotil.
Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan satu mikrobia dari mikrobia lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan spesies tunggal dengan sifat-sifat yang diinginkan. Untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang hidup dalam bahan pangan dapat dilakukan isolasi mikrobia, dengan cara menggoreskan suspensi campuran sel pada suatu media padat di dalam cawan petri kemudian menginkubasikannya, sehingga setiap sel akan tumbuh membentuk koloni dan memudahkan untuk memisahkannya. Isolasi adalah suatu metode untuk memisahkan mikroorganisme dalam medium menjadi sel yang individu yang disiapkan untuk mendapatkan spesies tunggal. Pada prinsipnya percobaan isolasi dimulai dengan membuat suspensi bahan sebagai sumber mikrobia. Lalu suspensi tersebut dituangkan atau digoreskan (dengan menggunakan jarum ose steril) pada media yang sebelumnya telah disediakan terlebih dahulu.
Acetobacter xylinum beraktivitas dapat memecah gula untuk mensintesis selulosa ekstraseluler. Selulosa merupakan rantai tidak bercabang yang saling berikatan  paralel satu sama lain. Sifat selulosa diantaranya tidak larut dalam air, eter, alkohol; tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia tetapi akan terhidrolisis oleh asam kuat (H2SO4). Selulosa yang terbentuk berupa benang-benang yang bersama-sama dengan polisakarida berlendir membentuk suatu jalinan secara terus-menerus menjadi lapisan nata. Terbentuknya pelikel (lapisan tipis nata) mulai dapat terlihat di permukaan media cair setelah 24 jam inkubasi, bersamaan dengan terjadinya proses penjernihan cairan di bawahnya. Jaringan halus yang transparan yang terbentuk di permukaan membawa sebagian bakteri terperangkap di dalamnya. Gas CO2 yang dihasilkan secara lambat oleh Acetobacter xylinum menyebabkan pengapungan ke permukaan (Slamet, 2002).
Suasana yang terdapat pada nata adalah suasana asam, dimana pH nya rendah. Hal ini dikarenkan pH rendah merupakan lingkung yang sesuai untuk pertumbuhan nata de coco. Setelah pengenceran satu selesai, maka tabung reaksi yang dimasukkan 1 ml mikrobia harus di vortex. Tujuan vortex ialah untuk menghomogenkan campuran yang terdapat di dalam tabung reaksi.
Nata de coco yang dibuat pada praktikum ini dibuat dengan dua kali ulangan. Ulangan pertama menghasilkan jumlah koloni sebanyak 600 koloni sedangkan ulangan dua menghasilkan jumlah koloni sebanyak 296 koloni. Acetobacter xylinum menggunakan substrat berupa glukosa yang terdapat di dalam air kelapa. Substrat yang terbatas ini juga menjadi salah satu faktor mengapa pada ulangan dua jumlah mikrobia yang hidup hanya sedikit.
Hasil praktikum tidak membentuk gel atau jelly dikarenakan syaratnya tidak terpenuhi. Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata (Dimas, 2010).



III.             KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum ini ialah :
1.      Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan satu mikrobia dari mikrobia lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan spesies tunggal dengan sifat-sifat yang diinginkan.
2.      Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan Nitrogen.
3.      Aktivitas Acetobacter xylinum dapat memecah gula untuk mensintesis selulosa ekstraseluler.
4.      Keterbatasan substrat menyebabkan pertumbuhan mikrobia terhambat
5.      Tumbunya mikrobia jenis lain dapat menjadi faktor pengahmabat perbanyakan koloni Acetobacter xylinum 



















DAFTAR PUSTAKA
Anugrah. 2010. Pembuatan Nata De Coco dengan Forotifikasi Limbah Cucian Beras Menggunakan Acetobacter xylinum . Fateta, IPB. Bogor.
Agung S. Bakti. (2001). Penggunaan Nira Kelapa, Nira Aren, dan Tetes Tebu pada Fermentasi Nata De Coco. Skripsi Teknologi Pertanian UGM Yogyakarta.
Astawan. 2009. “Peluang Usaha : Nata de Coco”. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Dimas. 2010. Teknologi Agroindustri Kelapa yang Sesuai untuk Pedesaan”. Dalam : Prosiding Konferensi Nasional Kelapa IV. Bandar Lampung, 21-23 April.
Dorman. 2010. “Daya Guna Hasil Kelapa”. Departemen Teknologi Hasil Pertanian, Fateta, IPB. Bogor.
Endang S.Rahayu. (2000). Bahan Pangan Hasil Fermentasi. Yogyakarta : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM.
Slamet Sudarmadji, dkk. (2002). Mikrobiologi Pangan. Yogyakarta : PAU Pangan dan Gizi UGM.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar