Jumat, 27 April 2012

keamanan kerja di laboratorium


MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
KEAMANAN LABORATORIUM







Oleh :
IMFRANTONI PURBA
05111003014




FAKULTAS PERTANAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2012


 
Kata Penghantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatnyalah dan penyertaanNya, kami dapat menyusun makalah Praktikum Kimia Organik yana berjudul keamanan laboratorium. Seperti yang kita ketahui Keselamatan dalam laboratorium adalah tanggungjawab hukum dan moral  yang  penting untuk semua pengawas baik di bidang akademik maupun industri. Pengetahuan tentang keamanan laboratorium dan melakukannya secara nyata akan menyediakan persiapan yang dibutuhkan untuk melanjutkan tanggung jawab selanjutnya. Kami telah mencoba untuk membuat panduan ini agar singkat dan terfokus pada butir-butir penting.                       Kami mengharapkan Saudara untuk membacanya dengan hati-hati dan menyimpannya sebagai acuan bekerja dalam laboratorium. Semua mahasiswa diharapkan untuk menjaga sikap yang profesional terhadap keselamatan mereka dan orang lain.
Dalam makalah ini kami menuliskannya dengan keterbatasan kami, kami sadar makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna,bahkan dikatan baik pun belum tentu. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah kami ini dari pembaca.Semoga makalah kami ini berguna dan semoga makalah kami ini dapat menambah wawasan  bagi semua,terutama pembaca.







Palembang, 8 Februari 2012

Penulis




DAFTAR ISI

Kata penghantar..........................................................................................................1
Daftar isi.....................................................................................................................2
Pendahuluan..............................................................................................................3
            a.latar belakang.............................................................................................3
            b. Rumusan masalah......................................................................................5
            c.tujuan..........................................................................................................5
Keselamatan kerja di laboratorium.............................................................................6
Simbol kimia berbahaya.............................................................................................27
Penutup.....................................................................................................................35
Kesimpulan...............................................................................................................35
Daftar pustaka..........................................................................................................36












BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Selama abad yang lalu, kimia telah membuat kita semakin memahami dunia fisik dan biologis serta kemampuan kita untuk memanipulasinya. Pekerjaan yang dilakukan di laboratorium kimia di seluruh penjuru dunia terus memungkinkan kemajuan penting di dunia sains dan teknik. Laboratorium kimia menjadi pusat pemerolehan pengetahuan dan pengembangan materi baru untuk digunakan di masa depan, serta pusat pemantauan dan pengendalian bahan kimia yang saat ini digunakan secara rutin dalam ribuan proses komersial.
Sebagian besar bahan kimia yang saat ini dihasilkan dan digunakan adalah bahan yang bermanfaat, tetapi sebagian juga berpotensi merusak kesehatan manusia, lingkungan, dan sikap masyarakat terhadap perusahaan kimia. Lembaga harus menyadari potensi penyalahgunaan secara tidak sengaja dan sengaja seperti terorisme atau perdagangan obatobatan ilegal. Laboratorium menghadapi sejumlah ancaman, termasuk pencurian informasi sensitif, peralatan bernilai tinggi, dan bahan kimia dengan “penggunaanganda”   yang mungkin digunakan sebagai senjata.  Keamanan telah menjadi komponen penting pengoperasian laboratorium. Sistem keamanan laboratorium yang baik dapat mengurangi sejumlah risiko, seperti:
• Pencurian atau penyalahgunaan peralatan yang sangat penting atau bernilai tinggi;
• Pencurian atau penyalahgunaan bahan kimia atau bahan “penggunaanganda“ yang mungkin digunakan untuk kegiatan ilegal;
• Ancaman dari kelompok aktivis;
• Pelepasan atau pemaparan bahan berbahaya secara tidak sengaja atau sengaja;
• Sabotase bahan kimia atau peralatan bernilai tinggi;
• Publikasi informasi sensitif; dan
• Pekerjaan ilegal atau eksperimentasi laboratorium yang tidak sah.
Jenis dan tingkat sistem keamanan bergantung pada beberapa faktor, termasuk:
• Jenis ancaman yang diterima dan jumlah bahan dan peralatan;
• Pengetahuan kelompok atau individu yang memberikan ancaman;
• Riwayat pencurian, sabotase, dan kekerasan yang diarahkan ke atau di dekat laboratorium;
• Persyaratan atau panduan peraturan;
• Adanya sesuatu yang menarik perhatian; atau
• Masalah terkait “penggunaan-ganda“ atau keamanan informasi.
(Moran dan Masciangioli, 2010)
   Penyelamatan dan pengamanan bahan kimia bisa mengurangi risiko-risiko ini. Budaya baru yang berisi kesadaran keselamatan dan keamanan, akuntabilitas, penataan, dan pendidikan telah berkembang di seluruh dunia di laboratorium milik industri kimia, pemerintah, dan lembaga pendidikan. Laboratorium telah mengembangkan prosedur dan peralatan khusus untuk menangani dan mengelola bahan kimia secara selamat dan aman. Pengembangan “budaya keselamatan dan keamanan” menghasilkan laboratorium yang aman dan sehat bagi lingkungan tempat kita mengajar, belajar, dan bekerja
            Laboratorium kimia lebih memiliki banyak permasalahan jika dibandingkan dengan laboratorium yang lain. Umumnya bahan-bahan kimia merupakan bahan-bahan yang berbahaya, yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan pengguna laboratorium. Ada bahan-bahan kimia yang mudah terbakar, atau bahkan menimbulkan ledakan. Dengan demikian penggunaan  laboratorium kimia memerlukan suatu desain pengelolaan yang mampu menekan kemungkinan terjadiya bahaya-bahaya tersebut sekecil mungkin.
Jika dilihat dari fungsinya, laboratorium kimia memiliki beberapa fungsi, yang antara lain untuk :
1.Uji mutu suatu bahan
2. Penelitian dan pengembangan
3. Tempat pendidikan
            Oleh karena itu dalam pengelolaannya perlu diperhatikan fungsi dari laboratorium kimia itu sendiri. Pengelolaan laboratorium kimia berkaitan dengan pengelolaan bahan, peralatan, maupun pengguna laboratorium. Pengelolaan bahan memerlukan kriteria – kriteria tertentuyang disesuaikan dengan jenis dan sifat-sifat bahan itu. Pengelolaan pengguna laboratorium dapat di atur dengan memberlakukan tatacara yang harus dipatuhi. Adapun pengelolaan peralatan memerlukan suatu mekanisme tertentu yang aman, cepat dan efisien.

B. RUMUSAN MASALAH
            Banyak masalah yang timbul dalam melakukan suatu percobaan atau penelitian, dalam praktikum kimia ini, akan banyak sekali kesalahan atau kecerobohan yang akan terjadi, misalnya Kecelakaan dengan berbagai larutan, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang demikian, harus memenuhi tata cara yang sudah ditentukan.
C.TUJUAN
·         Untuk menghindari terjadinya kecelakaan dalam praktikum kimia organic ini
·         Untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang berbahaya atau tadak dalam laboratorium kimia organic
·         Lebih berhati-hati dalam menggunakan larutan ataupun zat-zat yang ada ada lab kimia organic
·         Menaati semua peraturan yang telah ditentukan


KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
PEMBAHASAN

Keselamatan kerja di laboratorium merupakan hal penting yang harus selalu diperhatikan oleh mahasiswa dan asisten. Semua percobaan kimia sangat berbahaya apabila tidak hati – hati. Lakukanlah percobaan sesuai dengan penuntun percobaan yang telah didiskusikan.




 PERATURAN KESELAMATAN KERJA

·         Bersikap tanggung jawab pada setiap saat anda berada di dalam laboratorium
·         Ikuti semua peraturan tertulis dan tidak tertulis dengan baik. Jika anda tidak mengerti suatu peraturan atau suatu prosedur, bertanyalah kepada dosen anda sebelum melanjutkan aktivitas anda.
·         Jangan pernah bekerja sendirian di dalam laboratorium. Tidak ada mahasiswa yang diijinkan bekerja di dalam ruangan tanpa kehadiran dosen.
·         Ketika memasuki ruangan, jangan menyentuh peralatan, bahan kimia, atau material lainnya di daerah laboratorium sampai anda diperbolehkan.
·         Hanya lakukan percobaan yang sudah diijinkan oleh dosen. Ikuti semua langkah percobaan dengan hati-hati, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Percobaan yang tidak diijinkan tidak boleh dilakukan.
·         Dilarang makan, minum, atau mengunyah permen karet di dalam laboratorium. Dilarang menggunakan peralatan gelas sebagai wadah makanan atau minuman.
·         Siapkan diri untuk melakukan pekerjaan di dalam laboratorium. Baca semua prosedur dengan seksama sebelum memasuki laboratorium. Jangan pernah bermain-main di dalam laboratorium. Senda-gurau, candaan, dan keisengan adalah tindakan yang berbahaya serta dilarang.
·         Selalu bekerja di daerah yang berventilasi baik.
·         Perhatikan praktek pemeliharaan yang baik. Daerah bekerja harus selalu dijaga kebersihan dan kerapihannya setiap saat.
·         Waspada dan bekerja dengan hati-hati setiap saat ketika berada di dalam laboratorium. Laporkan kepada dosen secepatnya jika terdapat kondisi yang tidak aman.
·         Buang semua sisa bahan kimia dengan baik. Jangan mencampurkan bahan kimia di dalam wastafel. Wastafel hanya boleh digunakan untuk air. Pastikan tempat pembuangan bahan kimia dan larutan kimia kepada dosen anda.
·         Label dan instruksi peralatan harus dibaca dengan seksama sebelum penggunaan. Siapkan dan gunakan alat sesuai petunjuk dosen anda.
·         Jauhkan tangan dari wajah, mata, mulut, dan tubuh ketika menggunakan bahan kimia atau peralatan laboratorium. Cuci tangan dengan sabun dan air setelah melakukan semua percobaan.
·         Percobaan harus dipantau pribadi setiap saat. Jangan berkeliaran di dalam ruangan, mengganggu mahasiswa lain, mengejutkan mahasiswa lain, atau mengganggu percobaan mahasiswa lain.
·         Lokasi and prosedur operasi peralatan keamanan harus diketahui, termasuk: P3K and pemadam kebakaran. Lokasi alarm kebakaran dan pintu darurat juga harus diketahui.
·         Tindakan yang harus dilakukan jika ada latihan kebakaran selama bekerja di laboratorium harus diketahui; wadah bahan harus ditutup and semua peralatan listrik dimatikan.


PAKAIAN
·         Setiap saat bahan kimia, panas, atau peralatan gelas digunakan, mahasiswa harus menggunakan safety goggles. TIDAK ADA PENGECUALIAN UNTUK PERATURAN INI.
·         Lensa kontak dilarang dipakai ketika di dalam laboratorium.
·         Gunakan pakaian yang layak selama berada di dalam laboratorium. Rambut yang panjang, perhiasan yang menjuntai, serta pakaian yang terlalu longgar berbahaya digunakan ketika berada di dalam laboratorium. Rambut yang panjang harus diikat, perhiasan yang menjuntai serta pakaian yang longgar harus diamankan. Sepatu harus menutupi kaki sepenuhnya. Tidak ada sandal yang diijinkan selama bekerja di laboratorium.
·         Jas lab atau baju luar harus dipakai selama percobaan laboratorium.

 KECELAKAAN DAN LUKA
·         Laporkan semua kecelakaan (bahan tumpah, peralatan rusak, dll) atau luka (teriris, terbakar, dll) kepada dosen secepatnya, tidak peduli seberapa kecil kecelakaan atau luka tersebut. Jangan panik.
·         Jika anda atau partner anda terluka, panggil dosen anda secepatnya (dan sekencang-kencangnya) untuk menarik perhatian dosen anda. Jangan panik.
·         Jika bahan kimia mengenai mata atau kulit anda, secepatnya dicuci dengan air mengalir selama minimal 20 menit. Panggil dosen anda secepatnya (dan sekencang-kencangnya) untuk menarik perhatian dosen anda.

PENANGANAN  BAHAN  KIMIA
       Semua bahan kimia di dalam laboratorium dianggap berbahaya. Hindari penanganan bahan kimia dengan tangan. Selalu gunakan pinset. Ketika melakukan pengamatan, jaga jarak minimal 30 cm dari spesimen. Jangan memakan atau mencium bahan kimia apapun.
·         Periksa label nama pada semua botol bahan kimia dua kali sebelum memindahkan isi botol tersebut. Ambil bahan kimia secukupnya.
·         Jas lab atau baju luar harus dipakai selama percobaan laboratorium.

PENANGANAN ALAT GELAS DAN PERALATAN LAINNYA

·         Jangan pernah menangani gelas pecah dengan tangan anda. Gunakan sapu dan pengki untuk membersihkan pecahan gelas. Letakkan pecahan gelas di dalam wadah khusus untuk pembuangan.
·         Perhatikan peralatan gelas sebelum pemakaian. Jangan pernah menggunakan peralatan gelas yang pecah, retak, atau kotor.
·         Jika anda tidak mengerti cara menggunakan suatu peralatan, tanyakan kepada dosen!
·         Jangan mencuci peralatan gelas yang panas di dalam air dingin. Peralatan gelas mungkin pecah.

PEMANASAN BAHAN KIMIA

·         Dilarang menggunakan pemanas sendiri. Jaga supaya rambut, pakaian, dan tangan berada pada jarak aman dari pemanas setiap saat. Penggunaan pemanas hanya dibolehkan ketika berada dalam pengawasan dosen.
·         Peralatan gelas yang digunakan untuk pemanasan akan tetap panas untuk waktu yang lama. Peralatan gelas tersebut harus disimpan pada tempat khusus untuk menurunkan temperaturnya dan diangkat dengan hati-hati. Gunakan penjepit atau sarung tangan pelindung jika diperlukan.
·         Jangan pernah melihat ke dalam wadah yang sedang dipanaskan.
·         Dilarang meletakkan peralatan yang panas di atas meja laboratorium. Selalu gunakan tatakan. Biarkan peralatan yang panas untuk waktu yang lama sampai dingin sebelum menyentuh peralatan tersebut.



Kendali Administratif penting meliputi :
1. Peraturan, program, dan kebijakan yang didefenisikan dan disampaikan dengan jelas
·         Peraturan keselamatan dan keamanan umum;
·         Prosedur kebersihan dan pemeliharaan;
·         Paduan penggunaan bahan dan peralatn;
·         Dokumen lain yang mendefenisikan dengan jelas tanggung jawab siswa, mahasiswa, pekerja, manajer laboratorium, pimpinan lembaga, kontraktor, penyedia layanan gawat darurat, dan pengunjung;
·         Pengukuran kinerja bagi semua staf; dan
·         Kebijakan penegakan peraturan dan insentif bagi semua staf.
2. Program pengukuran kerja
·         inspeksi reguler
o   Pelaporan insiden
o   Penyelidikan insiden; dan
o   Tindak lanjut atas insiden.
3. Kebijakan penegakan peraturan dan insentif, termasuk
- Penegakan peraturan, program, dan kebijakan ; dan
- Pengakuan dan pemberian penghargaan.
Program pengukuran kinerja harus menekankan pada pencarian fakta, bukan pencarian kesalahan. Prinsip ini diterapkan  disemua program dan kebijakan keselamatn dan keamanan yang diterangkan. Memulai dan memelihara sistem pengukuran kinerja yang baik akan membantu melakukan hal berikut :
·         memberikan pimpinan organisasi informasi yang berguna tentang efektivitas sistem keselamatan dan keamanan dan tentang perlunya perbaikan;
·         memberikan wewenang kepada pegawai keselamatn dan keamanan yang telah ditunjuk untuk mengumpulkan laporan insiden dan melaporkan insiden ke pejabat yang lebih tinggi agar mereka mengambil tindakan;
·         mendeteksi pola perilaku dan fasilitas yang tidak aman, menemukan metode untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan, dan memulai peraturan dan aturan yang baru untuk melindungi pekerja dan siswa ;
·         meningkatkan kesadaran pada masalah keselamatan untuk mendorong budaya keselamatan dan keamanan yang lebih baik;
·         memberikan informasi aktual kepada petugas keselamatan sehingga pelatihan bagi semua pekerja laboratorium dapat ditingkatkan dan panduan khusus dapat diberikan kepada msing-masing pekerja; dan
·         memberikan informasi kepada pimpinan laboratorium sehingga mereka dapat mempelajari cara menggunakan, menguji dan membeli peralatan pelindung diri  ( PPE ) dan jenis peralatan lainnya yang sesuai untuk meningkatkan keselamatan.
Unsur-unsur sistem pengukuran kinerja dan kebijakan penegakan peraturan dan insentif dibahas secara lebih terperinci pada bagian berikut

Inspeksi
Bagian sistem pengukuran kinerja yang sangat penting adalah program inspeksi reguler terhadap semua praktik dan fasilitas keselamatn dan keamanan. Namun, melakukan inspeksi masih merupakan langkah pertama. Lembaga harus memecahkan masalah untuk mencapai status yang lebih selamat dan lebih aman. Sangat penting untuk mendokumentasikan dan berbagi hasil inspeksi dan penyelesaian masalah dengan staf.


MENGAKOMODASI KELAYAKAN PAKAIAN DAN PERILAKU
      Semua staf dan pengunjung laboratorium harus dididik tentang pentingnya memakai pakaian yang tepat dan sepatu pelindung. Mereka harus mempunyai akses mudah kepakaian yang layak dipakai untuk laboratorium, seperti jas lab dan sarung tangan, meskipun mereka lebih memilih memakai pakaian biasa diluar laboratorium. Emosi dan kesederhanaan mungkin membuat orang tidak suka, terutama wanita, melakukan tindakan pencegahan jika mereka telah terpercik oleh bahan berbahaya. Sebagian staf mungkin tidak mau langsung mengganti pakaian mereka yang terkontaminasi atau menggunakan pancuran keselamatan dengan benar. Untuk memenuhi kelayakan pakaian dan perilaku , korden sederhana harus ditambahkan dipancuran keselamatn, dan pakaian ganti harus disediakan di dekat pancuraan tersebut. Penting juga bagi lembaga  untuk menyediakan waktu atau lokasi laboratorium yang terpisah untuk siswa pria dan wanita. Lembaga mungkin perlu merancang secara khusus pakaian dan peralatan pelindung diri yang dapat dipakai didalam dan diluar pakaian tradisional.
MENEGAKKAN KONSEKUENSI UNTUK PERILAKU BERISIKO
            Lembaga terlebih dahulu harus mempublikasikan secara luas semua peraturan untuk perilaku yang aman dan hukuman akibat pelanggaran terhadap peraturan tersebut. Jika orang-orang mengetahui bahwa tidak akan ada konsekuensi dari perilaku abai atau penuh risiko atau pelanggaran keamanan, mereka tidak akan bersemangat untuk mengubah kebiasaan mereka. Konsekuensi akibat pelanggaran keselamatan atau keamanan dapat meliputi pengumuman pelanggaran, larangan penggunaan fasilitas dan peralatan laboratorium, denda berupa uang, penarikan dukungan keuangan, atau pemberhentian kerja. Konsekuensi harus sesuai dengan keseriusan pelanggaran. Untuk mendukung kepatuhan pada peraturan, pimpinan juga harus memberikan penghargaan kepada orang yang terus melakukan tindakan penyelamatan dan mempunyai perilaku yang bertanggung jawab. Pemberian penghargaan dapat berupa uang atau penghargaan yang layak.

MEMULIHKAN TEKANAN WAKTU DAN MENGHINDARI JALAN PINTAS
            Mencoba melakukan proses laboratorium yang terlalu cepat dapat menyebabkan kesalahan dan kecelakaan atau insiden. Jalan pintas dalam prosedur pengoperasian standar dapat mengurangi keselamatan. Supervisor dan pimpinan laboratorium harus memahami waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Mereka harus menghindari peningkatan permintaan produktivitas atau kecepatan. Dalam merancang eksperimen, supervisor harus berkonsultasi dengan pekerja agar jumlah waktu yang diperlukan untuk setiap langkah eksperimen memadai. Waktu yang memadai diperlukan untuk melakukan segala hal dengan baik. Pendidikan dan pelatihan tambahan mungkin diperlukan untuk memberikan pekerja insentif agar menghindari jalan pintas yang berbahaya. Setiap orang di laboratorium harus mempelajari konsekuensi jalan pintas dan hukuman akibat melakukannya. Rekan kerja harus belajar mendorong satu sama lain untuk bekerja dengan aman.

MENJAGA REKAN KERJA
            Lembaga harus membuat peraturan khusus atau panduan yang tegas mengenai kapan dan bagaimana membantu orang lain dan diri sendiri dalam keadaan darurat. Dan yang terpenting, pegawai dan siswa harus didorong untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencegah kecelakaan dan keadaan darurat. Semua pekerja laboratorium dan siswa harus menerima pendidikan tentang pentingnya memakai peralatan pelindung diri (PPE) dan menggunakannya dengan benar, yang merupakan peraturan keselamatan laboratorium yang sangat penting.


VENTILASI LABORATORIUM
            Sistem ventilasi laboratorium penting untuk mengontrol bahan kimia yang terbawa di udara dalam laboratorium. Sistem ventilasi laboratorium yang dirancang dengan baik pasti disertai, minimal, pemanas dan pendingin yang memadai untuk kenyamanan pegawai dan pengoperasian peralatan, dan  perbedaan antara jumlah udara yang dibuang dari laboratorium dan jumlah yang dipasok ke laboratorium untuk menjaga tekanan “negatif” antara ruang laboratorium dan ruang non-laboratorium di dekatnya. Perbedaan tekanan ini mencegah uap kimia meninggalkan laboratorium secara tidak terkendali.

ZAT YANG MUDAH TERBAKAR
            Zat yang mudah terbakar, yang mudah memantik api dan terbakar di udara, dapat berbentuk padat, cair, atau uap. Untuk menggunakan zat yang menyebabkan kebakaran dengan benar, diperlukan pengetahuan tentang kecenderungan bahan ini untuk menguap, memantik api, atau terbakar dalam berbagai kondisi di laboratorium.
Agar terjadi kebakaran, tiga kondisi harus terjadi bersamaan:
1. atmosfer yang beroksidasi, biasanya udara;
2. konsentrasi gas yang mudah terbakar atau uap yang berada dalam batas kemudahbakaran zat; dan
3. sumber penyulutan.
            Cara terbaik untuk menangani bahaya ini adalah mencegah munculnya uap mudah terbakar dan sumber penyulutan pada saat bersamaan. Jika uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat selalu dikendalikan, kendali ketat terhadap sumber penyulutan adalah pendekatan terbaik untuk mengurangi risiko kemudahbakaran. Terdapat karakteristik tertentu yang membuat zat menjadi lebih mudah terbakar.
Titik nyala: Titik nyala adalah suhu terendah di mana cairan memiliki tekanan uap cukup untuk membentuk campuran yang dapat menyala dengan udara di sekitar permukaan cairan. Ingat bahwa banyak cairan organik biasa memiliki titik nyala di bawah suhu ruang. Derajat bahaya yang terkait dengan cairan yang mudah terbakar juga tergantung pada sifat lainnya, seperti titik penyulutan dan titik didihnya. Bahan kimia yang dijual bebas biasanya dilabeli terkait dengan kemudahbakaran dan titik nyalanya.
Suhu penyulutan: Suhu penyalaan zat, baik padat, cair, maupun gas, adalah suhu minimal yang diperlukan untuk memulai atau menyebabkan terjadinya pembakaran mandiri tanpa tergantung sumber panas. Semakin rendah suhu penyulutan, semakin besar potensi terjadinya kebakaran yang dipicu oleh peralatan laboratorium biasa. Tidak harus selalu ada
percikan bagi terjadinya penyulutan, jika uap yang mudah terbakar mencapai suhu penyulutannya. Panas juga dapat menyebabkan penyulutan.
 Batas kemudahbakaran: Masing-masing gas dan cairan (sebagai uap) yang mudah terbakar memiliki dua batas kemudahbakaran yang cukup jelas dan yang menunjukkan kisaran konsentrasi bahan kimia dalam campuran udara yang akan menghasilkan api dan menyebabkan ledakan.
– Ambang ledakan bawah (lower explosive limit - LEL) adalah konsentrasi minimal (uap) bahan bakar di udara (persen per volume) di mana api dihasilkan jika ada sumber penyulutan.
– Ambang ledakan atas (upper explosive limit - UEL) adalah konsentrasi maksimal uap di udara (persen per volume) di mana api akan dihasilkan, tetapi api tidak dapat dihasilkan apabila tingkat konsentrasi lebih tinggi daripada konsentrasi maksimal ini. Kisaran yang mudah terbakar atau mudah meledak ini meliputi semua konsentrasi di antara LEL dan UEL. Kisaran ini semakin luas bersamaan dengan meningkatnya suhu dan di atmosfer yang kaya oksigen. Kisaran ini juga berubah tergantung keberadaan komponen lain. Tetapi, batasan kisaran kemudahbakaran hanya memberi sedikit margin keselamatan dari segi praktik karena jika pelarut tumpah saat ada sumber energi, LEL dicapai dengan sangat cepat, kemudian terjadi kebakaran atau ledakan sebelum UEL tercapai.
            Karakteristik kemudahbakaran zat mungkin tidak konstan selama digunakan di laboratorium biasa, jadi terapkan faktor keselamatan besar. Dalam situasi sebenarnya misalnya, konsentrasi lokal mungkin lebih tinggi dibanding rata-rata. Maka dari itu, mengatur konsentrasi maksimal yang diperbolehkan untuk kondisi kerja yang aman pada beberapa fraksi dari LEL yang ditabulasikan merupakan praktik yang baik; nilai yang diterima secara umum adalah 20%. Di antara sebagian besar cairan berbahaya, ada yang memiliki titik nyala dekat atau di bawah 38°C dan di bawah 60,5°C. Material ini mungkin berbahaya di lingkungan laboratorium biasa. Ada risiko khusus jika kisaran kemudahbakarannya luas. Beberapa zat yang biasa digunakan berpotensi sangat berbahaya, meski dalam kondisi yang relatif dingin. Karena kemudahbakarannya yang ekstrem dan kecenderungan pembentukan peroksida, dietil eter hanya tersedia untuk penggunaan laboratorium dalam wadah logam. Karbon disulfi da hampir sama bahayanya.

PENYIMPANAN BAHAN YANG SANGAT BERACUN
Lakukan tindakan pencegahan berikut saat menyimpan karsinogen, toksin reproduktif, dan bahan kimia dengan tingkat toksisitas akut tinggi.
1. Simpan bahan kimia yang diketahui sangat beracun dalam penyimpanan berventilasi dalam perangkat pengaman sekunder yang resisten secara kimia dan anti pecah.
2. Jaga jumlah bahan pada tingkat kerja minimal.
3. Beri label area penyimpanan dengan tanda peringatan yang sesuai.
4. Batasi akses ke area penyimpanan.
5. Pelihara inventaris untuk semua bahan kimia yang sangat beracun.
EMPAT PRINSIP YANG MENDASARI SEMUA PRAKTIK KERJA:

1. Rencanakan sebelumnya. Tentukan potensi bahaya yang terkait dengan eksperimen sebelum memulai. Terapkan rencana untuk menangani limbah yang dihasilkan di laboratorium sebelum memulai pekerjaan apa pun.
2. Batasi paparan ke bahan kimia. Jangan sampai bahan kimia laboratorium bersentuhan dengan tubuh. Gunakan tudung kimia laboratorium dan perangkat ventilasi lainnya untuk mencegah paparan ke zat yang menyebar melalui udara kapan pun memungkinkan.
3. Jangan meremehkan risiko. Anggap campuran bahan kimia lebih beracun dibanding komponennya yang paling beracun. Perlakukan semua senyawa dan zat baru dari toksisitas tak dikenal sebagai zat beracun.
4. Bersiaplah jika kecelakaan terjadi. Sebelum memulai eksperimen, ketahui tindakan tertentu yang harus diambil jika terjadi pelepasan zat berbahaya secara tidak disengaja. Ketahui lokasi semua peralatan keselamatan dan alarm kebakaran serta telepon terdekat, dan ketahui nomor telepon yang harus dihubungi dan orang yang harus diberi tahu jika terjadi keadaan darurat. Bersiaplah untuk memberikan tindakan darurat dasar. Selalu beri tahukan kegiatan Anda kepada rekan kerja agar mereka dapat menanggapi dengan
semestinya. Banyak elemen rencana darurat yang baik dapat diterapkan dengan mudah. Pasang nomor telepon darurat di tempat yang memungkinkannya ditemukan dan digunakan dengan semestinya.


Perilaku Pribadi
Semua pengguna laboratorium harus mematuhi standar profesional berikut:
1. Hindari mengganggu atau mengejutkan pengguna lain.
2. Jangan biarkan lelucon praktis, keributan, atau kegaduhan berlebih terjadi kapan pun.
3. Gunakan peralatan laboratorium hanya untuk tujuan yang dimaksudkan.
4. Kaji prosedur keselamatan dasar dengan seluruh pengunjung laboratorium tempat zat berbahaya disimpan atau digunakan atau tempat kegiatan berbahaya sedang berlangsung.
5. Jika anak di bawah umur diizinkan berada di laboratorium, pastikan mereka mendapat pengawasan langsung sepanjang waktu dari orang dewasa yang kompeten. Kembangkan kebijakan terkait anak di bawah umur di dalam laboratorium, dan kaji serta setujui semua kegiatan anak di bawah umur sebelum kedatangan mereka. Pastikan pegawai laboratorium lainnya yang berada di area mengetahui keberadaan anak di bawah umur.



MENGURANGI PAPARAN KE BAHAN KIMIA
            Berhati-hatilah untuk menghindari cara paparan paling umum: kontak kulit dan mata, penghirupan, dan pencernaan. Metode yang dianjurkan untuk mengurangi paparan bahan kimia, menurut urutan preferensi, adalah sebagai berikut:
1. Penggantian dengan bahan atau proses yang tidak begitu berbahaya
2. Kendali teknik
3. Kendali administratif
4. Peralatan pelindung diri
KENDALI TEKNIK
            Kendali teknik adalah tindakan yang menghilangkan, memisahkan, atau mengurangi paparan ke bahaya kimia atau fi sik melalui penggunaan berbagai perangkat. Contohnya antara lain tudung kimia laboratorium dan sistem ventilasi lainnya, pelindung, barikade, dan interlock. Kendali teknik harus menjadi lini pertahanan pertama dan utama untuk melindungi pegawai dan properti. PPE tidak boleh digunakan sebagai lini perlindungan pertama. Misalnya, respirator pribadi tidak boleh digunakan untuk mencegah penghirupan
uap jika tudung kimia laboratorium (sebelumnya disebut tudung asap) tersedia
MENGHINDARI MENCERNA BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Di laboratorium, jangan izinkan
·      makan, minum, merokok, mengunyah permen karet, menggunakan kosmetik, dan meminum obat di tempat bahan kimia berbahaya digunakan menyimpan makanan, minuman, cangkir, dan peralatan makan dan minum lainnya di tempat bahan kimia ditangani atau disimpan;
·         penyiapan atau konsumsi makanan atau minuman dalam peralatan dari kaca yang digunakan untuk operasi laboratorium;
·         penyimpanan atau penyiapan makanan di lemari es, peti es, ruang dingin, dan oven laboratorium;
·         penggunaan sumber air laboratorium dan air laboratorium demineral sebagai air minum;
·      mengecap bahan kimia laboratorium; dan
·      pemipetan dengan mulut (bola pipet, aspirator, atau perangkat mekanik harus digunakan untuk memipet bahan kimia atau memulai sifon). Cuci tangan dengan sabun dan air segera setelah bekerja dengan bahan kimia laboratorium apa pun, meski sudah mengenakan sarung tangan.

MENGHINDARI PENGHIRUPAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
            Endus bahan kimia hanya dalam situasi tertentu yang terkendali. Jangan sekali-kali mengendus bahan kimia beracun atau senyawa dengan toksisitas tidak diketahui. Lakukan semua prosedur yang melibatkan zat beracun yang mudah menguap dan semua operasi yang melibatkan zat beracun padat atau cair yang dapat mengakibatkan pembentukan aerosol di bawah tudung kimia. Respirator pemurni udara harus digunakan dengan beberapa bahan kimia jika kendali teknik tidak dapat mencegah paparan. Pelatihan signifi kan diperlukan untuk penggunaan respirator. Dalam latar terkendali, instruktur dapat meminta siswa mengendus isi wadah. Dalam kasus semacam itu, periksa dulu bahan kimia yang diendus untuk memastikannya aman. Jika diperintahkan untuk mengendus bahan kimia, perlahan arahkan uap ke hidung Anda dengan selembar kertas yang dilipat. Jangan menghirup uap secara langsung. Jangan menggunakan tudung kimia laboratorium untuk pembuangan bahan yang mudah menguap dan berbahaya melalui evaporasi. Bahan semacam itu harus diperlakukan sebagai limbah kimia dan dibuang dalam wadah yang sesuai menuut prosedur lembaga dan peraturan pemerintah (lihat Bab 11 untuk informasi
lebih lanjut tentang mengelola limbah)

                             



MEMINIMALKAN KONTAK KULIT
            Kenakan sarung tangan kapan pun Anda menangani bahan kimia berbahaya, benda dengan tepi tajam, bahan yang sangat panas atau sangat dingin, bahan kimia beracun, dan zat dengan toksisitas tidak diketahui. Tidak ada satu bahan sarung tangan yang memberikan perlindungan untuk semua penggunaan.
Panduan umum berikut berlaku untuk pemilihan dan penggunaan sarung tangan pelindung:
1. Pilih sarung tangan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa sarung tangan tidak dapat dilalui bahan kimia yang digunakan dan memiliki ketebalan yang tepat untuk memungkinkan keterampilan yang wajar sekaligus memberi perlindungan penghalang yang memadai.
– Secara umum, sarung tangan nitril sesuai untuk kontak insidental dengan bahan kimia.
– Baik sarung tangan nitril maupun lateks memberi perlindungan minimal dari pelarut berklorin dan tidak boleh digunakan dengan asam yang beroksidasi atau korosif.
– Sarung tangan lateks melindungi terhadap bahaya biologis tetapi menawarkan perlindungan kurang baik terhadap asam, basa, dan sebagian besar pelarut organik. Selain itu, lateks dianggap sebagai pemeka dan memicu reaksi alergi pada beberapa individu.
– Sarung tangan neoprena dan karet dengan penambahan ketebalan dianjurkan untuk digunakan dengan sebagian besar bahan tajam dan berasam.
– Sarung tangan kulit sesuai untuk menangani peralatan dari kaca yang pecah dan memasukkan tabung ke sumbat, dimana perlindungan dari bahan kimia tidak
diperlukan.
– Sarung tangan berinsulasi harus digunakan saat bekerja dengan bahan yang sangat panas atau sangat dingin.
2. Jangan menggunakan sarung tangan yang sudah kedaluwarsa. Kualitas sarung tangan
menurun dari waktu ke waktu, bahkan dalam kotak yang tidak dibuka.
3. Periksa sarung tangan untuk menemukan lubang kecil, robekan, dan tanda penurunan
kualitas sebelum digunakan.
4. Cuci sarung tangan dengan benar sebelum melepasnya. (Catatan: Beberapa sarung
tangan, seperti kulit dan polivinil alkohol,dapat menyerap air. Jika tidak dilapisi Sarung tangan lab berat dipilih untuk memberi perlindungan memadai untuktugas dengan lapisan pelindung, sarung tangan polivinil alkohol akan menurun kualitasnya jika terkena air.)
5. Cuci dan periksa sarung tangan pakai ulang setiap sebelum dan setelah digunakan. Ganti sarung tangan secara berkala karena kualitasnya menurun bila sering digunakan, tergantung frekuensi penggunaan dankarakteristik perembesan dan penurunan kualitasnya relatif terhadap zat yang ditangani.
6. Sarung tangan yang dapat terkontaminasi bahan beracun harus dijauhkan dari area terdekat (biasanya tudung kimia laboratorium) tempat bahan kimia diletakkan. Sarung tangan ini lebih baik digunakan di luar laboratorium atau saat menangani item yang sering digunakan, seperti gagang pintu, telepon, saklar, bolpoin, dan keyboard komputer.
7. Kenakan dua pasang sarung tangan jika satu bahan sarung tangan tidak memberi perlindungan memadai untuk semua bahaya yang ditemukan dalam operasi yang dilakukan. Misalnya, operasi yang melibatkan bahaya kimia dan benda tajam mungkin memerlukan kombinasi penggunaan sarung tangan tahan bahan kimia (butil, viton, neoprena) dan sarung tangan tidak mudah sobek (kulit, Kevlar, dll.).
8. Jika tidak digunakan, simpan sarung tangan di laboratorium tetapi tidak di dekat bahan yang mudah menguap. Untuk mencegah kontaminasi, jangan menyimpan sarung tangan di kantor, ruang istirahat, atau ruang makan siang.
9. Pegawai yang diketahui mengidap alergi lateks tidak boleh menggunakan sarung tangan lateks dan harus menghindari bekerja di area tempatsarung tangan lateks digunakan.


PERANGKAT PENGAMAN TUMPAHAN
            Semua orang yang bekerja di laboratorium tempat zat berbahaya digunakan harus mengetahui kebijakan kendali tumpahan lembaga mereka. Untuk tumpahan non-darurat, perangkat pengendali tumpahan yang disesuaikan untuk potensi risiko bahan yang digunakan mungkin tersedia. Perangkat ini digunakan untuk menghalangi dan membatasi tumpahan jika dapat dilakukan tanpa risiko cedera atau kontaminasi. Tunjuk seseorang untuk menyimpan perangkat. Simpan perangkat tumpahan di dekat jalan keluar laboratorium agar siap diakses. Perangkat pengendali tumpahan biasa mencakup item berikut:
·         Bantal pengendali tumpahan. Secara umum, gunakan bantal yang dijual bebas ini untuk menyerap pelarut, asam, dan alkali tajam, tetapi jangan digunakan untuk menyerap asam hidrofl orat.
·          Absorben lembam, seperti vermikulit, tanah liat, dan pasir. Kertas bukan bahan yang lembam dan tidak boleh digunakan untuk membersihkan bahan pengoksidasi seperti asam nitrat. Bahan penetral untuk tumpahan asam seperti natrium karbonat dan natrium bikarbonat.
·          Bahan penetral untuk tumpahan alkali seperti natrium bisulfat dan asam sitrat.
·          Sekop plastik besar dan peralatan lainnya seperti sapu, ember, kantung, dan pengki.
·         PPE, peringatan, pita barikade, dan perlindungan yang tepat agar tidak tergelincir atau terjatuh di lantai basah selama atau setelah pembersihan. Dalam keadaan darurat, ikuti panduan lembaga terkait perangkat pengaman tumpahan. Penanggulangan non-darurat dapat dilakukan jika terjadi pelepasan zat berbahaya secara tidak disengaja bila zat tersebut dapat diserap, dinetralkan, maupun dikendalikan oleh pegawai terdekat atau pegawai perawatan. Keadaan darurat adalah situasi yang menimbulkan ancaman langsung terhadap keselamatan dan kesehatan pribadi, lingkungan, atau properti yang tidak dapat dikendalikan dengan aman dan mudah oleh orang yang berada di lokasi kejadian.

                                                                                            
PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI, KESELAMATAN, DAN KEADAAN DARURAT
Pakaian Pribadi
• Pakaian yang membuat sebagian besar kulit terpapar tidak cocok di laboratorium tempat digunakannya bahan kimia berbahaya. Pakaian pribadi harus menutupi tubuh sepenuhnya.
• Kenakan jas laboratorium yang sesuai dalam keadaan dikancingkan dan lengan tidak digulung. Selalu kenakan pakaian pelindung jika ada kemungkinan bahwa pakaian pribadi dapat terkontaminasi atau rusak karena bahan berbahaya secara kimia. Pakaian yang dapat dicuci atau sekali pakai yang dikenakan untuk bekerja di laboratorium dengan khususnya bahan-bahan kimia berbahaya meliputi jas dan apron laboratorium khusus, terusan baju-celana, sepatu boot khusus, penutup kaki, dan sarung tangan pelindung, serta mantel pelindung percikan. Perlindungan dari panas, kelembapan, dingin, dan/atau radiasi mungkin diperlukan dalam situasi khusus. Garmen sekali pakai memberikan perlindungan terbatas saja dari penetrasi uap atau gas.
• Jas laboratorium harus tahan api. Jas katun tidak mahal dan tidak langsung terbakar, tetapi bereaksi cepat dengan asam. Jas poliester tidak cocok untuk pekerjaan membuat kaca atau pekerjaan dengan bahan-bahan yang mudah terbakar. Apron dari plastik atau karet bisa memberi perlindungan yang baik dari cairan korosif, tetapi mungkin tidak cocok jika terjadi kebakaran. Apron plastik juga bisa mengumpulkan listrik statis, jadi tidak boleh digunakan di sekitar cairan yang mudah terbakar, bahan peledak yang sensitif terhadap pelepas elektrostatis, atau bahan-bahan yang dapat tersulut oleh pelepasan statis. Jas laboratorium atau apron laboratorium yang terbuat dari bahan khusus tersedia untuk aktivitas risiko tinggi.
• Tinggalkan jas laboratorium di laboratorium untuk meminimalkan risiko tersebarnya bahan kimia ke area publik, makan, atau kantor. Cuci jas secara teratur.
• Pilih pakaian pelindung yang tahan terhadap bahaya fi sik, kimia, dan termal dan mudah dipindahkan, dibersihkan, atau dibuang.
• Pakaian sekali pakai yang sudah digunakan saat menangani bahan karsinogenik atau bahan lain yang sangat berbahaya harus dipindah tanpa memaparkan bahan beracun kepada satu orang pun. Pakaian tersebut harus dibuang sebagai limbah berbahaya.
• Rambut panjang yang tidak diikat dan baju yang longgar, seperti baju berkerah, celana baggy, dan jas, tidak cocok untuk digunakan di laboratorium tempat digunakannya bahan kimia berbahaya. Hal-hal tersebut bisa terkena api, tercelup di bahan kimia, dan terbelit di
peralatan.
• Jangan memakai cincin, gelang, arloji, atau perhiasan lain yang bisa rusak, menjerat bahan kimia sehingga dekat dengan kulit kita, menyentuh sumber listrik, atau terbelit di mesin.
• Jangan menggunakan pakaian atau aksesori yang terbuat dari kulit pada situasi di mana bahan kimia bisa meresap ke dalam kulit dan dekat dengan kulit.


PERLINDUNGAN KAKI
            Tidak semua jenis alas kaki cocok untuk digunakan di laboratorium di mana bahaya kimia dan mekanik mungkin terjadi. Kenakan sepatu yang kuat di daerah tempat bahan kimia berbahaya digunakan atau kerja mekanik dilakukan. Sepatu kayu, sepatu berlubang, sandal, dan sepatu kain tidak memberikan perlindungan terhadap bahan kimia yang tumpah. Dalam banyak kasus, sepatu keselamatan adalah pilihan terbaik. Kenakan sepatu dengan lapisan baja di depannya (steel toe) saat menangani benda yang berat seperti silinder gas. Tutup sepatu mungkin diperlukan untuk bekerja terutama dengan bahan-bahan berbahaya. Sepatu dengan sol konduktif berguna untuk mencegah menumpuknya muatan statis, dan sol isolasi bisa melindungi terhadap kejutan listrik.

PERLINDUNGAN MATA DAN WAJAH
• Selalu kenakan kacamata pengaman dengan pelindung samping untuk bekerja di laboratorium dan, terutama dengan bahan kimia berbahaya. Kaca mata resep biasa dengan lensa yang diperkeras tidak dapat berfungsi sebagai kaca mata pengaman. Lensa kontak bisa digunakan dengan aman jika dilengkapi perlindungan mata dan wajah yang tepat.
• Kenakan kaca mata pelindung percikan bahan kimia, yang memiliki bagian samping tahan percikan agar melindungi mata sepenuhnya, jika ada bahaya percikan dalam operasi yang melibatkan bahan kimia berbahaya.
• Kenakan kaca mata pelindung benturan jika ada bahaya partikel yang beterbangan.
• Kenakan pelindung seluruh wajah dengan kaca mata pengaman dan pelindung samping agar melindungi seluruh wajah dan tenggorokan. Jika ada kemungkinan percikan bahan cair, sekaligus kenakan pelindung wajah dan kaca mata pelindung percikan bahan kimia. Alat-alat ini khususnya penting untuk pekerjaan dengan cairan yang sangat korosif. Gunakan pelindung seluruh wajah dengan pelindung tenggorokan dan kaca mata pengaman dengan pelindung samping saat menangani bahan kimia yang mudah meledak atau sangat berbahaya.
• Jika pekerjaan di laboratorium bisa melibatkan paparan terhadap laser, sinar ultraviolet, sinar inframerah, atau cahaya tampak yang intens, kenakan pelindung mata khusus.
• Berikan perlindungan mata yang diperlukan bagi pengunjung. Tempel tanda di laboratorium yang menunjukkan bahwa perlindungan mata perlu dipakai di laboratorium yang menggunakan bahan kimia berbahaya.

PERALATAN KEAMANAN
-          Alat pemadam kebakaran yang tepat untuk bahaya kebakaran di laboratorium harus dipasang dengan baik ke benda yang diam yang mudah dijangkau dan tidak bisa dijatuhkan. Silakan merujuk ke informasi mengenai jenis-jenis alat pemadam kebakaran untuk mengetahui jenis-jenis alat pemadam kebakaran.
-          Kacamata keselamatan dengan pelindung samping harus digunakan setiap saat di daerah laboratorium. Lensa kontak tidak boleh digunakan di daerah dimana bahan kimia atau pelarut digunakan. Tingkat toleransi minimal perlindungan mata untuk penanganan bahan kimia atau daerah sekitar operasi tersebut adalah:
a.      Goggles bersisi lembut, bertudung, dan berventilasi, atau
b.      Goggles bersisi lembut, bertudung, dan berventilasi di atas kacamata tanpa pelindung samping, atau
c.       Pelindung muka diatas kacamata keselamatan biasa dengan pelindung samping yang bisa dipisahkan.
Pekerjaan laboratorium umum, bahkan ketika bahaya mata minimal, memerlukan kacamata keselamatan dengan pelindung samping yang bisa dipisahkan atau kacamata dengan pelindung samping yang bisa dipasang. Untuk memesan goggles keamanan standar hubungitoko-tokokhusus yang bersertifikasi.
KESADARAN
-          Semua bahan kimia, peralatan listrik, magnet, bahan biologis, radioaktif, dan temperatur ekstrim harus diberi label secara jelas disertai dengan tanda peringatan.

-          Semua anggota laboratorium harus mengetahui dimana kacamata keselamatan dan sarung tangan diletakkan di dalam laboratorium.
-          Pintu laboratorium harus dikunci setiap saat untuk alasan keamanan. Bahkan ketika laboratorium ditempati.
PENYIMPANAN
                        Semua daerah penyimpanan harus ditentukan secara jelas dan dipisahkan dari tempat kerja rutin (sebagai contoh tidak ada penyimpanan di etalasi atau di atap). Jarum suntik harus disimpan di tempat yang terkunci dan aman. Tabung suntik dan jarum suntik yang dicuri atau hilang harus segera dilaporkan keSatuanTugasKeselamatanKerja. Semua tabung gas harus dirantai secara aman atau ditempelkan pada benda diam untuk mencegah tabung jatuh secara tidak sengaja.

PEMBUANGAN LIMBAH
                        Tidak ada akumulasi limbah kertas atau material terbakar lainnya yang akan diijinkan. Bahan yang tumpah harus dibersihkan segera dengan menggunakan peralatan tumpahan yang diletakkan di setiap laboratorium. Pembuangan bahan yang digunakan untuk membersihkan harus dilakukan segera sesuai dengan panduan pembuangan limbah. Pada saat terjadi tumpahan merkuri, hubungi SatuanTugasKeselamatanKerja. Tumpahan merkuri sangat berbahaya, jangan melakukan tindakan jika tidak mengetahui prosedurnya. Setiap pekerja laboratorium bertanggung jawab untuk pembuangan limbah yang dilakukan secepat mungkin dan secara aman sesuai dengan prosedur departemen. Setiap benda tajam (misalnya jarum, pipet, slide, silet, tabung darah) yang kontak dengan bahan yang berinfeksi atau bahan biologis yang berbahaya harus dibuang ke dalam wadah benda tajam. Pipet Pasteur, slide mikroskop dan lain-lain yang tidak kontak dengan bahan biologis berbahaya tai yang tidak digunakan dalam perawatan hewan atau penelitian, atau limbah kimia berbahaya, dapat dibuang ke kotak fiberboard yang kokoh yang digunakan untuk mengumpulkan pecahan kaca. Ketika kotak ini penuh, kotak ini dapat dilem supaya isi kotak tidak tumpah, kemudian dibuang di tempat sampah biasa.  Setiap jarum atau alat suntik yang sudah digunakan ataupun yang belum digunakan, tidak peduli penggunaannya, harus selalu diletakkan di dalam wadah benda tajam. Semua peneliti di departemen diminta untuk menyimpan limbah tersebut sementara di dalam wadah tahan tusukan untuk diambil oleh SatuanTugasKeselamatanKerjakemudian untuk diinsenerasi dan pembuangan.
OPERASI
Anggota laboratorium dan peralatan harus terlindung dari suhu, listrik, dan bahaya kimia selama pengoperasian alat. Kontak listrik tidak boleh kelebihan beban. Kabel listrik harus disimpan dalam keadaan baik. setiap kabel di lantai harus dilindungi dari lalu lintas laboratorium dengan menggunakan jembatan kabel. Kabel listrik non-logam tidak boleh digunakan sebagai pengganti kabel permanen. Kabel yang fleksibel dan kabel tidak boleh dipasang melalui lubang di dinding, atap, lantai, dan sebagainya.  Tag pengunci harus digunakan untuk mencegah kenaikan energi mendadak selama konstruksi dan perawatan. Ini berlaku untuk sistem listrik, pneumatik, kimia, hidrolik, dan sistem panas. Peralatan dan operasi harus dipasang dengan benar pada permukaan yang aman, permanen, dan horizontal untuk mencegah benda jatuh secara tidak sengaja.  Lemariasamharus selalu digunakan ketika bekerja dengan pelarut yang mudah terbakar atau gas beracun. Asap berbahaya atau yang menyebabkan iritasi harus dibuang keluar gedung. Bekerjalah dengan selang gas yang direndahkan sejauh mungkin. Ini akan memungkinkan sistem ventilasi bekerja dengan lebih efektif. Gunakan plexiglas untuk melindungi wadah kaca dari segala sisi. Ini akan meminimalkan bahaya untuk pekerja yang bekerja  dekat dengan potensi ledakan.  Jangan menyiasati peralatan keselamatan. Sebagai contoh, sistem listrik yang dilengkapi dengan kabel 3-konduktor harus di-ground dengan benar.Hanya orang terlatih dan yang berwenang yang boleh mengoperasikan peralatan laboratorium. Pintu keluar harus menyediakan jalan keluar yang bebas dan tidak terhalang.Bahan-bahan tidak boleh ditempatkan atau disimpan di tangga atau koridor.Pintu kebakaran tidak boleh terhalang atau diganjal terbuka.

PRAKTIK KESELAMATAN PRIBADI
                        Kontaminasi dari makanan, minuman, dan rokok merupakan rute yang potensial untuk terpapar zat beracun. Merokok TIDAK diijinkan di lokasimanapun di dalam gedung. Tidak ada makanan atau minuman yang boleh disimpan atau dikonsumsi di laboratorium manapun, bahkan jika laboratorium untuk sementara digunakan sebagai ruang kantor. Peralatan gelas dan perkakas yang pernah digunakan untuk operasional laboratorium tidak boleh digunakan untuk menyiapkan atau mengkonsumsi makanan atau minuman. Lemari es laboratorium, mesin es, kotak es dan sejenisnya tidak boleh digunakan untuk menyimpan makanan. Selalu berikan peralatan keselamatan dan informasi mengenai prosedur keselamatan di laboratorium kepada pengunjung laboratorium.













BAB 3
SIMBOL KIMIA BERBAHAYA

Zat Kimia (3B)
  1. Berbau, Merupakan zat kimia yang memiliki bau khas yang dapat mempengaruhi penciuman manusia
  2. Berbahaya, Merupakan zat kimia yang sangat tidak boleh digunakan dengan sembarangan karena dapat berakibat fatal
  3. Beracun, Merupakan zat kimia yang dapat mengganggu kesehatan serta dapat menyebabkan kematian

Ciri-ciri zat beracun
  1. Mudah meledak
  2. Pengoksidasi
  3. Sangat mudah menyala
  4. Mudah menyala
  5. Amat sangat beracun
  6. Beracun
  7. Sangat beracun
  8. Berbahaya
  9. Korosif
Dapat merusak peralatan logam dan peradangan pada kulit
Contoh :
    1. Padat, NaOH,CaO,KOH
    2. Cair, H2SO4,HNO3
    3. Gas, Amoniak
  1. Bersifat iritasi
  2. Berbahaya bagi lingkungan
  3. Karsinogenik ( Penyebab penyakit KANKER)
  4. Teratogenik
  5. Mutagenik ( Mutasi gen )

Inflammable substances (bahan mudah terbakar)

Bahan mudah terbakar terdiri dari sub-kelompok bahan peledak, bahan pengoksidasi, bahan amat sangat mudah terbakar (extremely flammable substances), dan bahan sangat mudahterbakar (highly flammable substances). Bahan dapat terbakar (flammable substances) juga termasuk kategori bahan mudah terbakar (inflammable substances) tetapi penggunaan simbol bahaya tidak diperlukan untuk bahan-bahan tersebut.

Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3 Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT)
Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9 Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.

Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12 Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)


Highly flammable (sangat mudah terbakar)
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11 Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.

Flammable (mudah terbakar)
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya ‘flammable’. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (flammable) Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.

Bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan
Pengelompokan bahan dan formulasi menurut sifat toksikologinya terdiri dari akut dan efek jangka panjang, tidak bergantung apakah efek tersebut disebabkan oleh pengulangan, tunggal atau eksposisi jangka panjang. Suatu parameter penting untuk menilai toksisitas akut suatu zat adalah harga LD50 nya yang ditentukan dalam percobaan pada hewan uji. Harga LD50 merefleksikan dosis yang mematikan dalam mg per kg berat badan yang akan menyebabkan kematian 50% dari hewan uji, antara 14 hari setelah one single administration. Akibat desain uji orang dapat membedakan antara pengeluaran (uptake LD50 oral dan digesti melalui sistem gastrointestinal, seta LD50 dermal untuk uptake (pengeluaran) melalui kulit). Disamping dua hal tersebut ada juga suatu konsentrasi yang mematikan (lethal concentration) LC50 pulmonary (inhalasi) yang merefleksikan konsentrasi suatu polutan di udara (mg/L) yang akan menyebabkan kematian 50% dari hewan uji dalam waktu antara 14 hari setelah 4 jam eksposisi. Istilah bahan berbahaya untuk kesehatan termasuk sub-grup bahan bersifat sangat beracun (very toxic substances), bahan beracun (toxic substances) dan bahan berbahaya (harmfulsubstances).




Very toxic (sangat beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut: LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat badan LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28 Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin.
Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut: LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25 Bahan dan formulasi yang memiliki sifat Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40) Mutagenik (Frase-R :R47) Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48) ditandai dengan simbol bahaya ‘toxic substances’ dan kode huruf T. Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik).
Harmful (berbahaya)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut: LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22 Bahan dan formulasi yang memiliki sifat Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40) Mutagenik (Frase-R :R47) Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn. Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik, juga akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn, bahan pemeka (sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43) diberi label menurut spektrum efek apakah dengan simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya ‘irritant substances’ dan kode huruf Xi. Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol (berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).
Bahan-bahan yang merusak jaringan (tissue destroying substances)                          ‘tissue destroying substances’ meliputi sub-grup bahan korosif (corrosive substances) dan bahan iritan (irritant substances)                                                                               Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).
Irritant (menyebabkan iritasi)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41 Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.
Bahan berbahaya bagi lingkungan
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum.











PENUTUP
            Jadi,dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia yang sangat berbahaya haruslah memperhatikan prosedur yang ada karena hal ini sangat penting untuk keberhasilan praktikum ataupun dalam penyelesaian tugas.

KESIMPULAN
  • Keselamatan kerja harus sangat diperhatikan terutama dalam pekerjaan dilaboratorium dan menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya
  • Peraturan yang telah ditetapkan harus diperhatikan untuk keselamatan kerja di laboratorium
  • Pada saat  praktikum dilarang menggunakan aksesoris yang dapat mengganggu berjalannya praktikum
  • Dalam laboratorium kimia terdapat banyak zat ataupun larutan yang berbahaya
  • Kedisiplanan dan ketelitian sangat penting dalam praktikum ini











DAFTAR PUSTAKA
Djaka Sasmita. (1992). Hand Out Teknik Laboratorium Kimia Fisika. Fakultas Pasca Sarjana. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Isana. (1995). Persamaan Keadaan Larutan Gas Sejati. Tesis S2 FMIPA UGM Yogyakarta.
Sarosa Purwadi dan Tobing, R.L., eds. Moedjiadi et al. (1981). Pengelolan
Laboratorium IPA. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soendjojo Dirdjosoemarto dan Iswojo PIA. (1985). Pengelolaan Laboratorium IPA.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya., 1995. Pengantar Didaktik Kurikulum
PBM. Penerbit: Raja Grafindo Persada. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar