PENGOLAHAN
TANAH
MENGGUNAKAN
TRAKTOR BESAR
Mesin
Mesin traktor berupa mesin diesel
dengan satu silinder (untuk traktor roda dua) atau banyak silinder (untuk
traktor roda empat), dengan konfigurasi silinder in line maupun V type.
Penggunaan mesin diesel karena untuk keluaran daya yang sama, mesin diesel
mengonsumsi bahan bakar lebih sedikit dibandingkan mesin bensin. Tipe pendistribusian
bahan bakar yang umum adalah in line
injection pump atau dengan menggunakan distributor. Traktor modern
umumnya dilengkapi turbocharger. Tipe pendingin yang
digunakan di wilayah beriklim sedang
umumnya adalah berpendingin udara yang dilengkapi dengan kipas yang tenaganya
bersumber dari putaran poros mesin. Hal ini dimungkinkan karena temperatur
udara di sana cukup untuk mendinginkan mesin. Untuk wilayah beriklim tropis,
pendingin yang digunakan adalah bertipe radiator, karena udara di wilayah
beriklim tropis cukup panas dan tidak cukup untuk mendinginkan mesin diesel.
Sistem penyaluran
tenaga
Sistem transmisi traktor roda empat
Efisiensi penyaluran daya pada traktor
Fungsi sistem
penyaluran tenaga adalah untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda, poros
PTO, pompa hidraulik untuk menggerakan three
point hitch, dan lain-lain pada berbagai tingkat putaran. Sistem
transmisi traktor dilengkapi dengan diferential
gear dan diferential lock.
Diferential gear adalah roda
gigi yang menjadikan kedua sisi roda (kanan dan kiri) berputar dengan kecepatan
yang berbeda. Hal ini dimungkinkan untuk kemudahan berbelok; jika ingin
berbelok ke kanan, maka roda sebelah kanan akan berputar dengan kecepatan lebih
rendah dari roda seelah kiri, begitu pula sebaliknya. Sedangkan diferential
lock adalah alat yang menjadikan kedua sisi roda berputar secara bersamaan bila
salah satu roda mengalami selip. Untuk kebutuhan kendali dan memudahkan
berbelok, umumnya kedua sisi roda tidak berputar secara bersamaan.
Titik gandeng (hitch point)
Bagian belakang traktor. Perhatikan adanya three point hitch, drawbar, dan PTO shaft
Titik gandeng yaitu
titik yang menggandengkan implemen atau trailer dengan traktor. Ada dua tipe
titik gandeng yaitu tipe drawbar
dan tipe three hitch point.
Fungsi titik gandeng:
- menyalurkan gaya dari traktor-implemen
- mengatur pergerakan dan posisi relatif antara traktor dan implemen
- mempermudah pertukaran implemen
Tipe drawbar hanya digunakan untuk menarik
trailer. Sedangkan tipe three point
hitch digunakan untuk menarik implemen yang memiliki sambungan sebanyak
tiga buah yang sesuai dengan tipe sambungan three point hitch. Umumnya tipe sambungan three point hitch lebih stabil namun
kaku dan tidak fleksibel letika membelok sehingga implemen yang tersambung
perlu diangkat untuk sementara ketika traktor membelok.
Bagian-bagian three
point hitch terdiri dari top link dan dua lower link. Lower link terhubung
dengan sistem hidraulik yang memungkinkan lower link bergerak dan mengangkat
implemen ketika tidak digunakan.
Power take off (PTO) shaft,
yaitu poros yang berguna untuk menyalurkan daya mesin keluar dari traktor.
Umumnya, poros PTO keluar dari ujung belakang traktor. Manfaat poros PTO ini
sangat bervariasi, diantaranya memberikan tenaga untuk implemen yang ditarik
hingga menggerakkan mesin bor. Kecepatan PTO yang umum digunakan adalah 540 RPM
dan 1000 RPM.
Aplikasi dan variasi
penggunaan traktor
Secara garis besar, manfaat traktor roda empat yaitu:
- Menarik dan menggerakkan alat pengolah tanah
- Menarik mesin penanam (transplanter)
- Menarik mesin pemupuk
- Menarik mesin penyemprot, boom sprayer, dsb
- Menarik trailer
- Penggerak mesin lainnya
Salah satu tipe implemen traktor
Yang harus
diperhatikan dalam memilih traktor yaitu:
- Pekerjaan apa yang ingin dilakukan
- Tipe implemen apa yang ingin digunakan
- Jenis lahan yang akan dilalui (lahan kering, sawah, hutan, padang rumput, semak-semak, dsb)
- Jam kerja pertahun
- Luas lahan yang digarap
Semua faktor di atas
memengaruhi kinerja traktor, hasil, dan biaya. Traktor dengan roda rantai tidak
bisa digunakan di lahan sawah. Lahan yang sempit sebaiknya digunakan traktor
roda dua, karena traktor roda empat memiliki biaya operasional yang tinggi dan
hanya cocok digunakan untuk lahan yang luas dengan jam kerja yang banyak.
Yang paling umum
adalah penggunaan traktor sebagai alat mekanisasi pertanian. Traktor pertanian
digunakan untuk menarik atau mendorong instrumen pertanian atau trailer.
Berbagai variasi dan spesialisasi traktor telah dikembangkan, diantaranya yang
paling umum adalah instrumen untuk memanen yang umum digunakan di lahan gandum yang luas. Selain untuk memanen,
ada juga yang didesain untuk menanam, mengolah dan memperbaiki lahan, atau
pengangkut hasil pertanian.
Daya tahan dan
kekuatan mesin dari traktor membuatnya sangat pas untuk kebutuhan konstruksi
bangunan dan jalan. Traktor bisa dipasangkan dengan lengan penggaruk, dozer blade, backhoe, dan lain sebagainya. Traktor tipe ini umumnya tipe track tractor.
A. Maksud dan
tujuan pengolahan tanah
Pengolahan tanah
dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang
dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia. Di
dalam usaha pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk
menciptakan kondisi fisik; khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai
kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Di samping itu
pengolahan tanah bertujuan pula untuk : membunuh gulma dan tanaman yang tidak
diinginkan; menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada
tempat yang
sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi;
meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan; mempersatukan pupuk
dengan
tanah; serta
mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.
B. Macam dan
cara pengolahan tanah
Berdasarkan atas
tahapan kegiatan, hasil kerja dan dalamnya tanah yang menerima perlakuan
pengolahan tanah, kegiatan pengolahan tanah dibedakan menjadi dua macam, yaitu
pengolahan tanah pertama atau awal (primary tillage) dan pengolahan tanah kedua
(secondary tillage). Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong kemudian
diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaan tanah dapat
terbenam di dalam tanah. Kedalaman pemotongan dan pembalikan umumnya di atas 15
cm. Pada umumnya hasil pengolahan tanah masih berupa bongkahbongkah tanah yang
cukup besar, karena pada tahap pengolahan tanah ini penggemburan tanah belum
dapat dilakukan dengan efektif. Dalam pengolahan tanah kedua, bongkah-bongkah
tanah dan sisa-sisa tanaman yang telah terpotong pada pengolahan tanah pertama
akan dihancurkan menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya dengan tanah.
Bajak (plow)
a.Bajak singkal (moldboard plow)
Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai sumber daya penariknya.
Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai sumber daya penariknya.
Secara
umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu arah
(one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-way moldboard plow).
Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu
pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah saja.
Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah arah pelemparan atau
pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu ke kanan dan ke kiri.
Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang aktif mengolah tanah adalah pisau
bajak (share), singkal (moldboard) dan penstabil bajak (landside).
|
Fungsi dari pisau bajak adalah untuk memotong tanah secara
horisontal. Biasanya alat ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam. Singkal
berfungsi untuk menghancurkan dan membalik tanah, karena bentuknya yang
melengkung maka pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang terpotong akan
terangkat ke atas dan kemudian dibalik dan dilemparkan sesuai dengan arah
pembalikan bajak. Landside berfungsi untuk mempertahankan gerak maju bajak agar
tetap lurus, dengan cara menahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima
bajak singkal pada waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik
tanah.
Untuk meyempurnakan hasil kerjanya, selain
bagian-bagian utama di atas, bajak singkal juga dilengkapi dengan perlengkapan
tambahan, yaitu roda alur penstabil (furrow wheel), roda dukung (land wheel),
kolter, jointer dan kerangka.
Furrow wheel berfungsi untuk menjaga kestabilan
pembajakan. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya
konstan. Kolter berfungsi untuk memotong seresah dan memotong tanah ke arah
vertikal sehingga pembalikan tanah menjadi lebih ringan dan biasanya dipasang
di depan bajak serta berada sedikit di atas mata bajak. Jointer berfungsi untuk
memungkinkan penutupan seresah lebih sempurna dalam pembajakan, terpasang di
atas pisau bajak dengan kedalaman kerja + 5 cm. Pada kerangka terdapat titik
penggandengan yang nantinya akan dirangkaikan dengan sumber daya penariknya.
Penggunaan bajak singkal ini memiliki beberapa
kelebihan, antara lain : pembalikan tanah lebih seragam pada tiap petak tanah
yang diolah, lebih praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur, tidak
menimbulkan alur mati (dead furrow) atau alur punggung (back furrow) sehingga
pembajakan lebih rata. Bajak singkal dapat dipergunakan untuk mengait dan
mencacah gulma, serta pembajakan di bawah vegetasi hijau yang tinggi. Bajak ini
bekerja dengan ditarik oleh penggandeng misalnya traktor. Namun bajak jenis ini
konstruksinya biasanya lebih berat dan lebih rumit, sehingga untuk ukuran yang
besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya, dengan
tenaga operator yang lebih terampil.
b.Bajak
piringan (disc plow)
Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu untuk pengolahan tanah pertama tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi untuk memotong dan membalik tanah. |
c.Bajak
putar (rotary plow)
Pengolahan tanah dengan bajak akan menghasilkan bongkahan-bongkahan yang besar, sehingga biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk memperoleh keadaan tanah yang lebih halus lagi.
Pengolahan tanah dengan bajak akan menghasilkan bongkahan-bongkahan yang besar, sehingga biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk memperoleh keadaan tanah yang lebih halus lagi.
Dengan
menggunakan bajak putar pengerjaannya hanya dilakukan sekali tempuh. Bajak
putar ini dapat digunakan pada tanah yang kering maupun tanah sawah,
kadang-kadang juga digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat
digunakan untuk melakukan penyiangan atau pendangiran. Penggunaan bajak
rotari untuk pengolahan tanah dapat memberikan hasil yang lebih baik (baik
untuk tanah kering maupun tanah basah).
|
Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau maka dapat
dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran pada rotor dan
memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya
yang digunakan, namun akan diperoleh hasil penggemburan yang lebih halus.
Rotari
memiliki bagian-bagian yang sangat penting, yaitu : pisau, poros putar, rotor,
penutup belakang (rear shield) dan roda dukung (land wheel). Pisau berfungsi
untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak putar,
pisau-pisau potong biasanya dipasang pada poros yang digerakkan horisontal yang
bekerja dengan 300 putaran per menit. Rotor berfungsi sebagai tempat pemasangan
pisau-pisau dari bajak putar. Rear shield berfungsi untuk membantu penghancuran
tanah, adanya penutup belakang ini memungkinkan tanah lebih hancur karena tanah
yang terlempar dari pisau terbentur pada penutup. Land wheel berfungsi untuk
mengatur kedalaman pengolahan tanah.
Prinsip kerja dari rotary ini adalah
: pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar sehingga beban terhadap
mesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Sewaktu rotor berputar dan
alat bergerak maju maka pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong
dalam sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan kecepatan bergerak maju.
Gerakan putaran rotor-rotor (pisau-pisau) diakibatkan daya dari rotor yang
diteruskan melalui sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.
d.Bajak
pahat (chisel plow)
Dalam pengolahan tanah, bajak pahat berfungsi untuk merobek dan menembus tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung sekop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung tangkai atau batang yang disebut bar. Adapun fungsi dari baja pahat adalah untuk memecahkan tanah yang keras dan kering, dan ini biasanya dilakukan sebelum pembajakan untuk tanah tertentu, digunakan untuk pengerjaan pada tanah bawah, dipergunakan pada tanah yang berjerami dan untuk menutup sisa-sisa perakaran yang berada dalam tanah dan juga berfungsi untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah sehingga dapat mengurangi erosi. Pada dasarnya bajak pahat ini dipakai untuk pembajakan dangkal maupun pembajakan dalam sampai kedalaman 45 cm atau lebih tergantung pada keperluan dan jenis mata pahatnya. Jenis dan lebar alat bervariasi tergantung dari keperluan dan sumber daya penariknya.
Dalam pengolahan tanah, bajak pahat berfungsi untuk merobek dan menembus tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung sekop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung tangkai atau batang yang disebut bar. Adapun fungsi dari baja pahat adalah untuk memecahkan tanah yang keras dan kering, dan ini biasanya dilakukan sebelum pembajakan untuk tanah tertentu, digunakan untuk pengerjaan pada tanah bawah, dipergunakan pada tanah yang berjerami dan untuk menutup sisa-sisa perakaran yang berada dalam tanah dan juga berfungsi untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah sehingga dapat mengurangi erosi. Pada dasarnya bajak pahat ini dipakai untuk pembajakan dangkal maupun pembajakan dalam sampai kedalaman 45 cm atau lebih tergantung pada keperluan dan jenis mata pahatnya. Jenis dan lebar alat bervariasi tergantung dari keperluan dan sumber daya penariknya.
e.Bajak
tanah bawah (sub soil plow).
Bajak tanah bawah berfungsi untuk merobek dan menembus lapisan tanah sub soil dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat namun ukuran dan kedalamannya lebih besar.
Bajak tanah bawah berfungsi untuk merobek dan menembus lapisan tanah sub soil dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat namun ukuran dan kedalamannya lebih besar.
Kapasitas kerja
pengolahan tanah
Yang dimaksud
dengan kapasitas kerja adalah kemampuan kerja suatu alat atau mesin memperbaiki
hasil (hektar, kg, lt) per satuan waktu. Jadi kapasitas kerja pengolahan tanah
adalah berapa hektar kemampuan suatu alat dalam mengolah tanah per satuan
waktu. Sehingga satuannya adalah hektar per jam atau jam per hektar atau hektar
per jam per HP traktor. Kapasitas kerja suatu alat pengolahan tanah dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Ukuran dan
bentuk petakan : Ukuran dan atau bentuk petakan sangat mempengaruhi efisiensi
kerja dari pengolahan tanah yang dilakukan dengan tenaga tarik hewan ataupun
dengan traktor. Dengan pengaruhnya terhadap pencangkulan tidak begitu besar.
Ukuran petakan yang sempit akan mempersulit beloknya hewan penarik atau
traktor, sehingga efisiensi kerja dan kapasitas kerjanya rendah. Untuk mencapai
efisiensi kerja dan kapasitas yang tinggi, maka ukuran luas petakan harus disesuaikan
dengan tenaga penarik yang digunakan.
2. Topografi
wilayah : Keadaan topografi wilayah meliputi keadaan permukaan tanah dalam
wilayah secara keseluruhan. Misalnya keadaan permukaan wilayah tersebut datar
atau berbukit atau bergelombang. Keadaan ini diukur dengan tingkat kemiringan
dari permukaan tanah yang dinyatakan dalam (%). Kemiringan yang baik untuk
penggunaan tenaga hewan dan traktor dalam pengolahan tanah adalah sampai 3
persen (relatif datar). Kemirngan tanah yang lebih dari 3 persen yang masih
bisa dikerjakan traktor adalah 3 sampai 8 persen dimana pengolahan tanahnya
dilakukan dangan mengikuti garis ketinggian (contour farming system).
Bagi daerah yang berbukit-burkit diamana bentuk petakan yang tidak teratur dan luasnya
yang kecil, maka cangkul sangat cocok untuk daerah ini. Pola terahir ini
disebut dengan sistem penterasan, dimana sawah-sawah berbentuk teras-teras yang
mengikuti garis ketinggian. Bentuk petakan teratur akan memudahkan pekerjaan
pekerjaan pengolahan tanah sehingga efisiensinya akan lebih tinggi dibandingkan
dengan yang tidak teratur.
3. Keadaan
traktor : Keadaan traktor juga akan dipengaruhi kapasitas kerja pengolahan
tanah. Keadaan traktor disini berarti apakah traktor masih baru atau sudah
lama. Jadi menyangkut umur ekonomi traktor itu sendiri. Traktor-traktor sudah
lama dipakai berarti umur ekonominya sudah habis atau malah sudah terlewatkan,
sehingga sudah banyak bagian traktor yang sudah aus sehingga sering timbul
kerusakan. Kerusakan–kerusakan akan menyangkut masalah waktu, tenaga serta
biaya. Sehingga pekerjaan tidak akan efisien lagi.
4. Keadaan
vegetasi : Keadaan vegetasi permukaan tanah yang diolah juga dapat mempengaruhi
efektivitas kerja dari bajak atau garu yang digunakan. Tumbuhan semak atau
alang-alang memungkinkan kemacetan akibat penggumpalan pada alat karena
tertarik atau tidak terpotong. Pengolahan tanah pada alang-alang atau bersemak
akan lebih efektif bila digunakan bajak piringan atau garu piring. Karena bajak
atau garu ini memiliki konstruksi yang berupa piringan dan dapat berputar
sehingga kecil kemungkinan untuk macet.
5. Keadaan tanah
: Keadaan tanah meliputi sifat-sifat fisik tanah, yaitu keadaan basah (sawah),
kering, berlempung, liat atau keras. Keadaan ini menentukan jenis alat dan
tenaga penarik yang digunakan. Disamping itu juga mempengaruhi kapasitas kerja
dari pengolahan tanah. Tanah yang basah memberikan tahanan tanah terhadap
tenaga penarik relatif lebih rendah dibanding dengan tanah kering. Akan tetapi
pada tanah basah (sawah) memungkinkan terjadi slip yang lebih tinggi
dibandingkan pada tanah kering. Penggunaan traktor tanah pada tanah sawah dan
tanah kering biasanya digunakan roda besi tambahan pada kedua rodanya agar
dapat memperkecil slip roda yang terjadi. Akhir-akhir ini IRRI Filipina (International
Rice Research Institute) telah mengembangkan traktor dengan kedua rodanya
terbuat dari besi yang terdiri dari lempeng-lempeng besi yang khusus dirancang
untuk pengolahan tanah sawah. Demikian juga traktor 4 roda, bila digunakan pada
tanah sawah kedua roda belakangnya dipasang roda besi tambahan guna memperkecil
slip rodanya. Bajak piring atau garu piring lebih efektif bekerja pada tanah kering
dibanding pada tanah basah. Sedangkan bajak singkal lebih efektif bila
digunakan pada tanah yang basah, agak liat dibanding pada tanah
kering.
6. Tingkat
keterampilan operator : operator yang berpengalaman dan terampil akan
memberikan hasil kerja dan efisiensi kerja yang lebih baik dibanding operator
yang belum terampil dan belum berpengalaman. Oleh karena itu dalam penggunaan
traktor untuk pengolahan tanah, perlu terlebih dahulu memberikan latihan
terampil kepada operator yang menjalankannya. Usaha ini untuk memberikan hasil
pekerjaan yang lebih efisien dan lebih efektif.
7. Pola
pengolahan tanah : Pola pengolahan tanah erat hubungannya dengan waktu yang
hilang karena belokan selama pengolahan tanah. Pola pengolahan harus dipilih
dengan tujuan untuk memperkecil sebanyak mungkin pengangkatan alat. Karena pada
waktu diangkat alat itu tidak bekerja. Oleh karena itu harus diusahakan bajak
atau garu tetap bekerja selama waktu operasi dilapangan. Makin banyak
pengangkatan alat pada waktu belok, makin rendah efisiensi kerjanya. Pola
pengolahan tanah yang banyak dikenal dan dilakukan adalah pola
spiral, pola
tepi, pola tengah dan pola alfa (pada gambar 28). Pola spiral yang paling
banyak digunakan karena pembajakan dilakukan terus menerus tampa pengangkatan
alat.
Pola Pengolahan
Tanah (Pembajakan) Dengan Traktor Tangan
Dalam melakukan
pengolahan tanah, perlu menggunakan pola-pola tertentu. Tujuan dari pola
pengolahan tanah ini adalah :
Lebih efisien
Dengan
menggunakan pola yang sesuai, diharapkan :
a. Waktu yang
terbuang pada saat pengolahan tanah (pada saat implemen pengolahan tanah
diangkat) sesedikit mungkin
b. Lahan yang
diolah tidak diolah lagi Sehingga diharapkan pekerjaan pengolahan tanah bisa
lebih efisien.
Lebih
efektif
Hasil pengolahan
tanah (khususnya untuk pembajakan) bisa merata. Bagian lahan yang diangkat
tanahnya akan ditimbun kembali dari alur berikutnya. Sehingga diharapkan
pekerjaan pengolahan tanah bisa lebih efektif. Ada beberapa macam pola
pengolahan tanah yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan jenis alat yang
digunakan.
1. Pola Tengah
Pembajakan dilakukan dari tengah
membujur lahan. Pembajakan kedua pada sebelah hasil pembajakan pertama. Traktor
diputar ke kanan dan membajak rapat dengan hasil pembajakan pertama. Pembajakan
berikutnya dengan cara berputar ke kanan sampai ke tepi lahan. Pola ini cocok
untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head
land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak
pada 2 atau 3 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung
lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul).
Dengan pola ini akan menghasilkan
alur balik (back furrow). Yaitu alur bajakan yang saling berhadapan satu sama
lain. Sehingga akan terjadi penumpukan lemparan hasil pembajakan,
memanjang di
tengah lahan. Pada tepi lahan alur hasil pembajakan tidak tertutup oleh
lemparan hasil pembajakan.
2. Pola Tepi.
Pembajakan dilakukan dari tepi
membujur lahan, lemparan hasil pembajakan ke arah luar lahan. Pembajakan kedua
pada sisi lain pembajakan pertama. Traktor diputar ke kiri dan membajak dari tepi
lahan dengan arah sebaliknya. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke
kiri sampai ke tengah lahan. Pola ini juga cocok untuk lahan yang memanjang dan
sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan.
Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan
terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara
manual (dengan cangkul).
Dengan pola ini akan menghasilkan
alur mati (dead furrow). Yaitu alur bajakan yang saling berdampingan satu sama
lain. Sehingga akan terjadi alur yang tidak tertutup oleh lemparan hasil
pembajakan, memanjang di tengah lahan. Pada tepi lahan lemparan hasil
pembajakan tidak jatuh pada alur hasil pembajakan.
3.
Pola Keliling Tengah
Pengolahan tanah dilakukan dari
titik tengah lahan. Berputar ke kanan sejajar sisi lahan, sampai ke tepi lahan.
Lemparan pembajakan ke arah dalam lahan. Pada awal pengolahan, operator akan
kesulitan dalam membelokan traktor.
Pola ini cocok untuk lahan yang
berbentuk bujur sangkar, dan lahan tidak terlalu luas. Diperlukan lahan untuk
berbelok pada kedua diagonal lahan. Lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak
pada 2 sampai 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak, diolah
dengan cara manual (dengan cangkul).
4.
Pola Keliling Tepi
Pengolahan tanah dilakukan dari
salah satu titik sudut lahan. Berputar ke kiri sejajar sisi lahan, sampai ke
tengah lahan. Lemparan pembajakan ke arah luar lahan. Pada akhir pengolahan, operator
akan kesulitan dalam mebelokan traktor. Pola ini cocok untuk lahan yang
berbentuk bujur sangkar, dan lahan tidak terlalu luas. Diperlukan lahan untuk
berbelok pada kedua diagonal lahan. Lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak
pada 2 atau 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak, diolah
dengan cara manual (dengan cangkul).
Mengolah Tanah
Pertama
Setelah lahan
siap untuk diolah dan ditentukan pola pengolahan yang tepat, maka lahan dapat
mulai diolah. Cara pembajakan adalah sebagai berikut :
1. Buat
batas-batas lahan yang akan diolah dan tempat head land apabila diperlukan.
2. Traktor
dibawa ke lahan dan diletakkan sesuai pola yang diinginkan.
3. Atur gas dan
posisi gigi yang direkomendasikan oleh pabrik. Untuk itu, sangat disarankan
agar operator membaca buku petunjuk pengoperasian (manual).
4. Pembajakan
dimulai. Kedalaman pembajakan untuk alur pertama (pada saat kedua roda traktor
belum masuk ke alur), tidak perlu terlalu dalam
5. Khusus untuk
mesin rotari, kedalaman pengolahan dapat diatur dengan memutar tangkai
pengendali roda belakang. Untuk bajak singkal ada juga yang dilengkapi dengan
tuas pengatur posisi singkal yang berpengaruh terhadap kedalaman pengolahan
tanah.
6. Pada saat
berbelok, implemen diangkat.
7. Pembajakan
berikutnya dilakukan dengan cara memasukkan salah satu roda dimasukkan ke alur.
Kedalaman pembajakan otomatis menjadi lebih dalam.
8. Dua sampai
empat alur terakhir (tergantung dari panjang traktor dan lebar kerja alat
bajak), head land mulai dibajak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar