Sabtu, 01 Maret 2014

uji kontaminasi pekerja

UJI KONTAMINASI PEKERJA




















Oleh :
IMFRANTONI PURBA
05111003014











TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
A.  PENDAHULUAN
            Kontaminasi dari pekerja terjadi karena kondisi kurangnya kebersihan pekerja, pekerja yang terlihat bersih pun belum tentu benar-benar tidak terkontaminasi oleh bakteri. Kontaminasi pada tangan terjadi dari benda-benda yang terkontaminasi sehingga tangan kita juga ikut terkontaminasi bakteri, kapang, jamur maupun virus.Bakteri pembentuk spora dan Staphylococcus banyak dijumpai pada kulit pekerja (Irianto, 2006).
            Kontaminasi makanan yang potensial yaitu dari pekerja karena kandungan mikroorganisme patogen dari manusia dapat menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Kondisi sanitasi pekerja dalam pengolahan bahan pangan sangat perlu diperhatikan guna mencegah terjadinya kontaminasi makanan. Manusia yang sehat merupakan sumber potensial untuk mikroba seperti Salmonella, Staphylococcus aureus, dan satafilokoki. Mikroorganisme ini umumnya banyak terdapat di kulit, hidung, mulut, dan tenggorokan sehingga dapat dengan mudah ditularkan pada makanan. Kebiasaan pribadi (personal habit) pada pekerja dan konsumen dalam mengelola bahan pangan dapat merupakan sumber yang penting dari kontaminan sekunder. Beberapa peristiwa dari keracunan bahan pangan yang tercemar oleh Staphylococcus aureus, diakibatkan oleh higiene yang buruk dari pengolahan bahan pangan tersebut (Fardiaz, 2000).
            Bakteri mungkin saja terikut setelah jari menyentuh permukaan kotor peralatan kerja, makanan yang telah terkontaminasi,pakaian atau bagian lain tubuh. Pembersihan diperlukan untuk mengurangi transfer kontaminan. Mikroorganisme khususnya Staphylococci ditemukan pada rambut. Jika pekerja menggaruk kepalanya, tangan tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum memegang makanan. Salah satu bentuk pencegahannya berupa penggunaan penutup kepala (Puspitasari, 2004).


B. TUJUAN
            Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat kontaminasi dari pekerja




C. ALAT DAN BAHAN
             Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1) Cawan petri, 2) Inkubator dan 3) Pinset.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1) NA, 2) PDA dan 3) PGYA.


D. CARA KERJA
Cara kerja dari praktikum ini adalah :
1.             Masing-masing kelompok menyiapkan 3 cawan petri yang diisi dengan PDA, NA dan PGYA steril, diberi tanda nama contoh dan media yaang digunakan.
2.             Cawan petri kelompok 1,2 dan 3 diisi dengan rambut, cawan petri kelompok 4,5 dan 6 disentuh bagin dalam cawan petri yang berisi PDA, NA dan PGYA dengam menggunakan jari tangan.
3.             Cawan diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu 30 0C selama 2-3 hari.
4.             Pertumbuhan mikroba diamati dan diberikan pembahasan terhadap pengamatan yang telah dilakukan.
5.             Pertumbuhan dinyatakan dengan – atau















E. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah :                                             
Tabel 1. Pengamatan Uji Kontaminasi Pekerja
Kelompok       Contoh                        Media              Jumlah MO                 Keterangan
        1              Rambut                       NA                         392                       +++                        
                                                            PDA                         1                         +
                                                            PGYA                      2                         +                  
        2              Rambut                       NA                         228                       ++
                                                            PDA                         1                         +
                                                            PGYA                      0                         -             
        3              Rambut                       NA                          46                        ++
                                                            PDA                         1                         +
                                                            PGYA                     75                        ++
        4              Tangan                                    NA                         296                       ++
                                                            PDA                         7                         +
                                                            PGYA                     10                        +                  
        5              Tangan                                    NA                          98                        ++
                                                            PDA                         5                         +
                                                            PGYA                      6                         +
        6              Tangan                                    NA                         216                       ++
                                                            PDA                         5                         +
                                                            PGYA                      6                         +

            Dari data yang diperoleh pada pengamatan uji konraminasi pekerja diperoleh bahwa jumlah bakteri lebih dominan yang terdapat pada tubuh manusia. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah koloni mikroorganisme yang tumbuh pada media NA (Natrium Agar) yaitu yang menggunakan sampel rambut berjumlah 392, 228 dan 46 koloni, sedangkan dari jari tangan yaitu 296, 90 dan 216 koloni. NA hanya bisa digunakan sebagai tempat pertumbuhan bakteri. Tangan merupakan sumber utama bakteri jenis staphylococcus aureus yang dapat mengakibatkan keracunan.
              Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia.
              Pertumbuhan kapang dan khamir yang diperoleh tidak begitu banyak. Pada cawan petri yang diisi rambut hanya diperoleh 1 koloni khamir dan kapang dari masing-masing kelompok. Pada cawan petri yang menggunakan jari tangan sebagai sampelnya diperoleh lebih banyak jamur dan kapang. Diperoleh hasil dari kelompok yang menggunakan tangan sebagai sample yaitu 7, 5 dan 5 koloni kamir dan kpng yang tumbuh. Hal tersebut menunjukkan bahwa tangan lebih rentan terkontaminasi oleh khamir dan kapang. Banyaknya aktivitas kita yang menggunakan tangan seperti memegang alat-alat yang tidak higine, memegang pintu dan masih banyak lagi yang mengakibatkan tangan terkontaminasi oleh khamir dan kapang.
            PGYA media yang berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir. Dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir. Untuk membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah CaCO3 terlebih dahulu sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades. Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan disumbat dengan kapas lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
            PGYA digunakan hanya sebagai media pertumbuhan untuk khamir. Dari data diperoleh pada rambut pertumbuhan kapang hanya sedikit seperti pada media kelompok 1 hanya diperoleh 2 jenis koloni khamir. Kelompok 2 pada media pertumbuhan khamir tersebut tidak ada satupun khamir yang tumbuh. Kemungkinan rambut yang digunakan yaitu rambut dari seorang yang menggunakan penutup kepala dikesehariannya. Jumlah koloni khamir yang diperoleh dari media kelompok 3 yang diisi dengan rambut yaitu sebanyak 75. Jumlah ini yang paling banyak dari ke 3 kelompok yang menggunakan rambut sebagai samplenya. Khamir yang ada pada rambut diperoleh dari udara, kapang yang beterbangan lengket pada rambut.
            Jumlah khamir yang tumbuh pada media yang menggunakan tangan sebagai sample nya yaitu diperoleh dari masing-masing kelompok sebanyak 10, 6 dan 6 koloni khamir. Jumlah yang sedikit daripada pertumbuhan khamir dari sample rambut yang digunakan kelompok 3. Jumlah tersebut terlalu sedikit yang dari tangan karna tangan merupakan salah satu sumber utama kontaminasi. Kemungkinan jari tangan yang digunakan sering dicuci atau tidak begitu banyak melakukan aktivitas.






F. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan, dapat diambil kesimpulan yaitu :
1.        PGYA yaitu media yang berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir, dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir.
2.        Salah satu bentuk pencegahan kontaminasi dari rambut yaitu dengan penggunaan penutup kepala.
3.        Kontaminasi yang dirambut diperoleh dari udara atau kebiasaan memegang kepala sedangkan kontaminasi dari tangan diperoleh dari kegiatan sehari-hari yang menggunakan tangan.
4.        Bakteri merupakan sumber utama kontaminasi seperti data yang diperoleh jumlah koloni bakteri adalah yang paling banyak pada cawan tempat pertumbuhannya.
5.        Kapang merupakan jumlah yang paling sedikit membentuk koloni pada media.










DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S.  2000.   Mikrobiologi Pangan I.  Gramedia Pustaka Utama.  Jakarta.
Irianto, K.  2006.  Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1.  CV. Yrama WidyaBandung.
Puspitasari.  2004.  Sanitasi dan Higiene dalam Industri Pangan.  UNEJ.  JEMBER.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar