LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA
II
KARBOHIDRAT
Oleh :
IMFRANTONI
PURBA
05111003014
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
A. PENDAHULUAN
Menurut sejarah, karbohidrat dianggap sebagai hidrat karbon
dikarenakan rumus senyawa komponen ini sangat banyak yaitu Cn(H2O)n. Sehingga,
karbohidrat sering didefinisikan sebagai polihidroksi
aldehid atau polihidroksi
keton. Dialam karbohidrat dihasilkan dari fotosintesis tanaman hijau.
Komponen ini dihasilkan dari mengkonversi H2O dan CO2 dengan bantuan sinar matahari
menjadi glukosa dan O2 (Slavin, 2003).
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul
karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama
karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat
yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses
oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk
menjalankan berbagai fungsi-fungsinya sepert i bernafas, kontraksi jantung dan
otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitasfisik seperti berolahraga
atau bekerja (Setiawan, 2004).
Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa,
fruktosa & galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa & laktosa.
Jenisjenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam produk
pangan seperti madu, buah-buahan dan susu (Schieberle, 2004)
Contoh dari karbohidrat kompleks adalah pati (starch), glikogen (simpanan energi di dalam tubuh), selulosa,
serat(fiber) atau dalam
konsumsi sehari-hari karbohidrat kompleks dapat ditemui terkandung di dalam
produk pangan seperti, nasi, kentang, jagung, singkong, ubi, pasta, roti dsb. Polisakarida
merupakan
senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih dari 60.000 molekul
monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun bercabang (Handini, 2009).
B. TUJUAN
Mengetahui sifat
karbohidrat.
C. BAHAN DAN ALAT
1.
Uji Iod
Alat
yang digunakan yaitu, 1) pipet tetes, dan 2) tabung reaksi
Bahan
yang digunakan yaitu:
a) Tepung ubi kayu
b) Tepung ubi gadung
c) Tepung ganyong
d) Tepung tapioka
e) Larutann iod encer
2.
Fermentasi
Alat
yang digunakan yaitu, 1)Gelas ukur, 2)Mortar, 3)pipet tetes, 4)Tabung
fermentasi dan 5) tabung reaksi
Bahan yang digunakan yaitu:
a) Glukosa
b) Fruktosa
c) Maltosa
d) Pati
D. CARA KERJA
Cara kerja yang dilakukan pada
praktikum suhu ini adalah sebagai berikut :
1. Uji Iod
a)
Sedikit
tepung bahan percobaan dimasukkan kedalam tabung reaksi
b)
Ditambahkan
satu tetes larutan iod encer
c)
Diaduk rata
dan diperhatikan warna yang terbentuk
2. Uji Fermentasi
a)
Dimasukkan 20
ml larutan bahan percobaan dari 2 gr ragi roti ke dalam mortar
b)
Dilakukan
penggerusan kedua bahan sampai terbentuk suspensi yang homogen
c)
Suspensi
tersebut dimasukkan kedalam tabung fermentasi sampai bagian kaki tertutup
terisi penuh oleh cairan
d)
Diperam pada
suhu 36 0 C dan diperiksa setiap selang 15 menti sebanyak 2 kali
pengamatan
e)
Tinggi
gelembung diukur dan dicatat
f)
Setiap bahan
dilakukan percobaan seperti di atas
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Uji Iod
|
Hasil
|
Tepung ubi kayu
|
Ungu perak
|
Tepung gadung
|
Ungu
|
Tepung ganyong
|
Ungu
|
Tepung tapioka
|
Ungu muda
|
Uji Fermentasi
|
Tinggi
|
Gelembung
|
|
15 menit pertama
|
15 menit kedua
|
Glukosa
|
10,3 cm
|
13 cm
|
Fruktosa
|
5,5 cm
|
7 cm
|
Maltosa
|
4,1 cm
|
4,2 cm
|
Pati
|
3,7 cm
|
4 cm
|
B.
Pembahasa
Reaksi iodium merupakan hasil
pembentukan rantai poliiodida dari reaksi pati dan yodium. Pada amilosa atau
bagian rantai lurus dari pati, bentuk heliks terdapat iodium yang menyusunnya
menyebabkan warna menjadi ungu kemerahan atau ungu pekat. Amilopektin atau
bagian bercabang pada pati, bentuk heliks lebih pendek dan molekul yodium tidak
dapat menyusunnya dan menyebabkan warna menjadi kuning atau oranye. Seperti
pati yang dipecah atau dihidrolis menjadi unit karbohidrat yang lebih kecil,
warna ungu tidak diproduksi. Oleh sebab itu, uji iod dapat menentukan
penyelesaian hidrolisis ketika perubahan warna tidak terjadi (Sumardjo 2006).
Iodium berfungsi sebagai pendeteksi
adanya kandungan amilum atau amilosa pada sampel yang ditunjukkan dengan
timbulnya warna biru atau ungu pekat. Iodium encer digunakan sebagai pereaksi
dalam uji Iod. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tepung ubi kayu menghasilkan
warna ungu pekat dan tepung ubi
gadung menghasilakan warna ungu begitu juga dengan tepung ganyong hasil reaksinya
menunjnukkan perubahan warna yang sama seperti ubi gadung, lain halnya dengan tepung tapioka hasil reaksinya menunjukkan warna ungu muda.
Tepung ubi kayu, tepung ubi gadung dan tepung ganyong mengandung amilosa sehingga menunjukkan hasil positif, sedangkan tepung tapioka hanya mengandung sedikit amilosa
sehingga menunjukkan warna ungu muda. Amilum dengan
iodine dapat membentuk kompleks ungu, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Oleh karena
itu uji iod ini juga dapat membedakan amilum dan glikogen (sunita, 2006).
Fermentasi
dilakukan dengan cara menambahkan ragi kedalam larutan gula, dimana enzim akan
menguraikan karbohidrat menjadi etanol dan CO2. Uji Fermentasi memerlukan suasana aerob sehingga karbohidrat oleh
ragi akan dicerna dan diubah bentuknya menjadi etil alkohol (C2H5OH)
serta gas karbondioksida. gas CO2 yang dihasilkan ragi lebih cepat terjadi pada monosakarida,
khususnya glukosa. Hal ini menunjukkan bahwa monosakarida lebih reaktif dari
disakarida ataupun polisakarida. Pati dan disakarida lainnya
merupakan molekul yang relatif lebih besar dibandingkan dengan monosakarida
sehingga kemampuan ragi untuk mencerna dan mengubah pati tersebut menjadi etil
alkohol dan karbon dioksida lebih banyak memerlukan energi dan waktu yang lebih
lama, bahkan tidak menghasilkan gas karbondioksida pada pati. Sehingga Glukosa
dan fruktosa yang merupakan monosakarida dapat menghasilkan gas karbondioksida
lebih banyak dibadingkan dengan
maltosa dan pati yang merupakan disakarida atau
polisakarida (Hamdan 2007).
F.
KESIMPULAN
1.
Reaksi iodium merupakan hasil
pembentukan rantai poliiodida dari reaksi pati dan yodium
2.
Tepung ubi
kayu, ubi gadung, dan tepung ganyong mengandung banyak amilosa sehingga ketika
direaksikan dengan iodium menghasilkan warna ungu
3.
Uji fermentasi yang menggunakan ragi dapat mencerna dan merubah karbohidrat
menjadi etil alkohol dan gas karbondioksida
4.
Monosakarida lebih
reaktif dari disakarida ataupun polisakarida
5.
Pati dan disakarida lainnya
merupakan molekul yang relatif lebih besar dibandingkan dengan monosakarida
sehingga kemampuan ragi untuk mencerna dan mengubah pati tersebut menjadi etil
alkohol dan karbon dioksida lebih banyak memerlukan energi dan waktu yang lebih
lama, bahkan tidak menghasilkan gas karbondioksida pada pati
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia, Jakarta.
Hamdan. 2007.Petunjuk
Praktikum Biokimia Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo.
Handini. 2009.Karbohidrat Pada
Uji Kualitatif. Bandung.
Schieberle,
P., Grosc W. And Belitz,H.D. 2004. Food
Chemistry, 3d ed Springer, Garching.
Setiawan, Dedi. 2004. Karbohidrat sebagai sumber
energi. Erlangga.
Slavin, J.L. 2003. Sports nutrition. Food Safety Handbook,
Schmidt RH, Rodrick GE, eds, Wiley, pp 627-640.
Sumardjo Damin.
2006. Pengantar Kimia Buku Panduan
Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC
Sunita, Almatsier. 2006. Prinsip
Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar