LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II
PENGUKURAN
LAJU VISKOSITAS
Oleh
IMFRANTONI
PURBA
05111003014
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
A. PENDAHULUAN
Viskositas menentukan
kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material.
Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir.
Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul
dan ukuran serta jumlah molekul terlarut (Atkins,2006). Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu
jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah,
dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi (Sarojo, 2009).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Chang,2007). Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Chang,2007). Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).
Apabila
zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair
kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan
dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang
menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat
cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier
sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila
zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat (Sudarjo, 2008).
B. Tujuan
Untuk mengetahui laju viskositas pada fluida.
C. ALAT
DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai
berikut:1) Aqua kosong, 2) Bulb, 3)
Canon scan sky, 4) Stopwatch, 5) Tabung ostwald, 6)Viscotester.
Bahan yang digunakan dalam praktikum
adalah sebagai berikut: 1) Air
dan 2) Minyak goreng.
D. CARA KERJA
Cara kerja pada praktikum pengukuran laju viskositas adalah sebagai berikut:
A. Menggunakan botol Aqua kosong
a)
Air
1.
Aqua kosong
dilobangi setiap 5 cm
2.
Semua lobang
dituttup dengan jari tangan
3.
Botol Aqua
diisi dengan air sampai 20 cm
4.
Jari
dilepaskan dari lobang
5.
Setiap jarak
lempar/jatuhnya air dari lobang dihitung dan dicatat
6.
Hitung waktu
yang dibutuhkan air sampai habis setiap 5 cm
b)
Minyak goreng
1.
Aqua kosong
dilobangi setiap 5 cm
2.
Semua lobang
ditutup dengan jari tangan
3.
Botol diisi
minyak goreng sampai 20 cm
4.
Jari
dilepaskan dari lobang
5.
Setiap jarak
lempar/jatuhnya air dari lobang dihitung dan di catat
6.
Hitung waktu
yang dibutuhkan minyak goreng sampai habis setiap 5 cm
B. Viscometer Ostwald
1.
Air
dimasukkan kedalam viscometer ostwaald dengan bault
2.
Cairan
ditarik sampai batas atas
3.
Hitung berapa
lama cairan sampai kebatas bawah
C. Viscometer cannon van ski
1.
Minyak
dimasukkan kedalam viscometer cannon van ski dengan bault
2.
Hitung berapa
lama cairan sampai dari batas bawah ke batas aas
E. HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel hasil dari praktikum
ini adalah :
Bahan
|
Botol
|
|
|
Waktu (t)
|
Jarak (cm)
|
Air
|
10,79 s
|
13 cm
|
Minyak
|
12,26 s
|
8 cm
|
Air
|
31 s
|
15 cm
|
Minyak
|
33,48 s
|
13 cm
|
Air
|
91,45 s
|
21 cm
|
Minyak
|
106,46 s
|
18 cm
|
Bahan
|
Viscometer
|
|
|
Ostwalt
|
Cannon
|
Air
|
9,40 sec
|
|
|
10,88 sec
|
|
|
11,23sec
|
|
Minyak
|
|
94 sec
|
|
|
61 sec
|
|
|
89 sec
|
Praktikum mengenai viskositas atau pengukuran kekentalan suatu cairan. Bahan yang digunakan yaitu Air dan minyak goreng. Alat yang kita gunakan didalam
pengukuran kekentalan suatu sample pada praktikum ini yaitu Viskometer ostwald dan viscometer cannon van ski. Kekentalan suatu cairan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Di
dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair.
Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul
gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran
yang disebut koefisien viskositas.
Hasil
percobaan menunjukkan bahwa cairan yang memiliki viskositas lebih besar
memiliki daya tembak/lempar lebih kecil daripada cairan yang memiliki
viskositas yang lebih kecil. Begitu juga dengan waktu yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan cairan dari dalam botol aqua, waktu yang dibutuhkan air lebih
sedikit daripada waktu yang dibutuhkan minyak karena perbedaan viskositas
tersebut sebab viskositas minyak lebih tinggi daripada air.
Viskositas
kinematik merupakan ukuran ketahanan fluida untuk tidak mengalir dibawah
pengaruh gaya gravitasinya sendiri pada suhu tertentu (tandar internasional 400C
dan 1000C) dinyatakan satuan centi Stoke (cSt) atau dalam unit SI
dengan cm2/s sama dengan 100 Cst. Satuan lain viskositas kinematik
adalah Saybolt Univeral Seconds (SUS) dan Saybolt Furol Seconds (SFS) namun
sudah tidak dipakai. Viskositas dinamik yaitu merupakan hasil kali dari
viskositas kinematik dengan density dari fluida tersebut, dan dinyatakan dengan
centi pois (cP) atau dalam unit Si dengan miliPascal (mPa-s) dimana cP = mPa-s.
Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau
pascal sekon (Pa s). Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien
viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram
sekon) untuk si koofisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Untuk fluida
yang kental seperti minyak, diperlukan gaya yang lebih besar, sedangkan untuk fluida yang
kurang kental (viskositasnya kecil), seperti air, diperlukan gaya yang lebih
kecil.
F. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum
yang telah kita lakukan, dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam
suatu fluida, karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu
lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya.
2. Kekentalan suatu zat dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi, tekanan, dan berat
molekul.
3.
Semakin kental suatu larutan yang digunakan, maka semakin kecil daya tembak/lemparnya.
4. Setiap larutan memiliki viskositas
(kekentalan) yang berbeda-beda.
5. Sample yang memiliki viskositas yang paling besar yaitu terdapat pada minyak goreng.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 2006. Kimia Fisika Jilid II Edisi IV. Jakarta. Erlangga.
Chang, Raymond 2007. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Erlangga. Jakarta.
Chang, Raymond 2007. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Erlangga. Jakarta.
Lutfy, Stokes.
2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.
Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba
Teknika. Jakarta. Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya.
Inderalaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar