SUSU
Oleh :
IMFRANTONI PURBA
O5111003014
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
A. PENDAHULUAN
Susu merupakan bahan pangan yang
tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi seimbang, bernilai gizi tinggi,
mudah dicerna dan mengandung semua unsur makanan yang dibutuhkan manusia.
Dengan kandungan nutrisinya yang lengkap, susu merupakan media yang baik bagi
pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu susu mudah mengalami kerusakan. Kandungan protein, glukosa, lipida, garam mineral, dan
vitamin dengan pH sekitar 6,80 menyebabkan mikroorganisme mudah tumbuh dalam
susu. Secara alami, susu mengandung mikroorganisme kurang dari 5 x 103
per ml jika diperah dengan cara yang benar dan berasal dari sapi yang sehat (Wahyudi (Setiawati, 2011)).
Untuk mencegah kerusakan
susu akibat mikroba maka dilakukan berbagai upaya pengawetan antara lain dengan
cara sterilisasi, pasteurisasi, fermentasi dan lain-lain. Faktor penyebab
kerusakan susu dapat meliputi faktor kimia, fisik, dam mikrobiologi. Faktor
utama yang mengakibatkan kerusakan susu adalah faktor kerusakan mikrobiologi. Hal ini karena susu
sangat mudah tercemar oleh mikroba, baik pada waktu proses pemerahan maupun
pengolahan, sehingga menjadikan masa simpan susu relatif singkat (Koswara
(Legowo, 2010)).
Banyak jenis mikroorganisme tumbuh
dan berkembang dengan cepat pada kondisi kamar, sehingga penanganan awal
setelah pemerahan merupakan perlakuan yang sangat penting untuk menjaga
kesegaran dan keawetan air susu. Mikroorganisme yang ada dalam susu diduga
berasal dari udara sekitar, pekerja dan peralatan, cara pengolahan dan
penanganannya. Adanya jenis bakteri koliform merupakan indikator adanya polusi
kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan
produk susu. Adanya koliform menunjukkan bahwa bahan pangan mengandung bakteri
lain yang bersifat enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi manusia (Hariyadi
(Suwito, 2009)).
Jumlah bakteri E.coli pada
susu pasteurisasi tidak diperkenankan lebih 10 koloni/ml. Adanya E. coli pada
susu pasteurisasi dapat disebabkan karena adanya berbagai strain yang resisten
terhadap panas, tidak sempurnanya proses pasteurisasi, serta rekontaminasi
setelah proses sterilisasi. Bakteri pencemar dalam
susu dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bakteri patogen dan bakteri
pembusuk. Bakteri pembusuk seperti Micrococcus sp., Pseudomonas
sp., dan Bacillus sp. Akan menguraikan protein menjadi asam amino
dan merombak lemak dengan enzim lipase sehingga susu menjadi asam dan
berlendir. Beberapa Bacillus sp. yang mencemari susu antara lain adalah B.
cereus, B. subtilis, dan B. Licheniformis (Susilorini
(Zubaidah, 2011)).
B. TUJUAN
Untuk mengetahui karakteristik susu.
C. ALAT
DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 1) ball pipet, 2)
beaker glass, 3) buret, 4) erlemeyer, 5) pipet volume, 6) pH meter, 7) tabung reaksi
tertutup, 8)
spatula.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 1) alkohol 75%, 2) aquadest, 3) phenolptialin, 4) NaOH 0,1 N dan 0,5 N, 5) susu beruang, 6) susu bubuk, 7) susu kental manis, 8) susu UHT, 9) yakult, 10) yoghurt.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 1) alkohol 75%, 2) aquadest, 3) phenolptialin, 4) NaOH 0,1 N dan 0,5 N, 5) susu beruang, 6) susu bubuk, 7) susu kental manis, 8) susu UHT, 9) yakult, 10) yoghurt.
D. CARA KERJA
Cara kerja pada praktikum susu adalah sebagai berikut:
A. Uji Alkohol
1. Susu dicampur dengan alkohol 75% dalam tabung reaksi tertutup.
2. Tabung reaksi dikocok beberapa kali.
3. perubahan selama reaksi diamati baik terjadi atau tidaknya proses koagulasi.
B. Uji Titrasi
1. Buret diisi dengan NaOH 0,1 N dan 0,5 N secara perlahan-lahan agar tidak
Terbentuk gelembung udara.
2. Susu ditimbang sebanyak 18 ml dalam erlemeyer dan ditambahkan indikator
Phenolptalein (PP) sebanyak 10 tetes.
3. Susu dititrasi sampai berubah warna mencapai titik ekuivalen asam-basa.
4. jumlah NaOH yang digunakan saat tritrasi dicatat, kemudian dihitung persentse asam laktat berdasarkan rumus.
C. Uji pH
1. Susu diletakkan didalam beaker glass.
2. Elektoda pada pH meter dibilas dengan aquadest kemudian dikeringkan dengan tissue, kemudian dicelupkan ke susu yang akan diukur ph-nya.
3. pH-meter di set pada pengukuran pH.
4. Perubahan PH dicatat.
1. Susu dicampur dengan alkohol 75% dalam tabung reaksi tertutup.
2. Tabung reaksi dikocok beberapa kali.
3. perubahan selama reaksi diamati baik terjadi atau tidaknya proses koagulasi.
B. Uji Titrasi
1. Buret diisi dengan NaOH 0,1 N dan 0,5 N secara perlahan-lahan agar tidak
Terbentuk gelembung udara.
2. Susu ditimbang sebanyak 18 ml dalam erlemeyer dan ditambahkan indikator
Phenolptalein (PP) sebanyak 10 tetes.
3. Susu dititrasi sampai berubah warna mencapai titik ekuivalen asam-basa.
4. jumlah NaOH yang digunakan saat tritrasi dicatat, kemudian dihitung persentse asam laktat berdasarkan rumus.
C. Uji pH
1. Susu diletakkan didalam beaker glass.
2. Elektoda pada pH meter dibilas dengan aquadest kemudian dikeringkan dengan tissue, kemudian dicelupkan ke susu yang akan diukur ph-nya.
3. pH-meter di set pada pengukuran pH.
4. Perubahan PH dicatat.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil
dari praktikum pengetahuan bahan tentang susu adalah sebagai
berikut:
Uji alkohol
No
|
Jenis
susu
|
Curd
|
1
|
Susu
bubuk
|
-
|
2
|
Susu
beruang
|
-
|
3
|
Yoghurt
|
-
|
4
|
Yakult
|
-
|
5
|
Susu
UHT
|
-
|
6
|
Susu
kental
|
-
|
Uji Titrasi
No
|
Jenis
susu
|
Ml
NaOH
|
%
as. laktat
|
1
|
Susu
bubuk
|
0,8
|
0.04
|
2
|
Susu
beruang
|
6,5
|
0,325
|
3
|
Yoghurt
|
19,1
|
0,955
|
4
|
Yakult
|
9,5
|
0,475
|
5
|
Susu
UHT
|
6,2
|
0,155
|
6
|
Susu
kental
|
2,2
|
0,055
|
PH
No
|
Jenis
susu
|
PH
|
1
|
Susu
bubuk
|
7,91
|
2
|
Susu
beruang
|
7,14
|
3
|
Yoghurt
|
4,32
|
4
|
Yakult
|
4,26
|
5
|
Susu
UHT
|
7,45
|
6
|
Susu
kental
|
7,45
|
B. Pembahasan
Bakteri asam laktat adalah
kelompok bakteri
gram-positif
yang tidak membentuk spora
dan dapat memfermentasikan karbohidrat untuk menghasilkan asam laktat.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa semakin banyak bakteri asam laktat pada susu
maka semakin kecil PH susu tersebut. Hal tersebut terjadi karena bakteri asam
laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah karbohidrat menjadi asam
laktat. Efek bakterisidal dari asam laktat berkaitan dengan penurunan pH
lingkungan menjadi 3 sampai 4,5 sehingga pertumbuhan bakteri lain termasuk
bakteri pembusuk akan terhambat. Semakin banyak kadar bakteri asam laktat maka
semakin asam rasa susu tersebut. Bakteri asam laktat yang penting peranannya
yaitu untuk menciptakan keseimbangan mikroflora usus. Keasaman yang dihasilkan
mampu menghambat bakteri penyebab penyakit yang umumnya tidak tahan terhadap
asam. Sementara bakteri lain yang memang seharusnya melimpah dirangsang untuk
bertumbuh.
Sebagian bakteri asam laktat berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan dan nutrisi manusia, beberapa di antaranya adalah meningkatkan nilai nutrisi makanan, mengontrol infeksi pada usus, meningkatkan digesti (pencernaan) laktosa, mengendalikan beberapa tipe kanker, dan mengendalikan tingkat serum kolesterol dalam darah. Sebagian merupakan hasil dari pertumbuhan dan aksi bakteri selama pengolahan makanan, sebagian lagi hasil dari pertumbhan beberapa BAL di dalam saluran usus saat mencerna makanan yang mengandung BAL sendiri. Bakteri asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain dengan memproduksi protein yang disebut bakteriosin. Senyawa bakteriosin yang diproduksi BAL dapat bermanfaat karena menghambat bakteri patogen yang dapat merusak makanan ataupun membayakan kesehatan manusia. Koagulasi merupakan penggumpalan partikel koloid yang membentuk endapan. Dengan adanya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisika seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit pencampuran koloid yang berbeda muatan. Koagulasi yaitu interaksi acak molekul-molekul protein yang mengakibatkan terbentuknya agregat protein baik yang memiliki sifat larut maupun yang tidak larut. Koagulasi ini akan menghasilkan hasil samping yang umumnya mengandung albumin, protease, pepton, nitrogen yang bukan dari protein, gula, antitrypsin, urease, lipoksidase, serta enzim-enzim lain dan bahan lain yang ikut terlarut dalam air. Asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri adalah penyebab koagulasi susu sehingga terbentuk dadih (curd).
Sebagian bakteri asam laktat berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan dan nutrisi manusia, beberapa di antaranya adalah meningkatkan nilai nutrisi makanan, mengontrol infeksi pada usus, meningkatkan digesti (pencernaan) laktosa, mengendalikan beberapa tipe kanker, dan mengendalikan tingkat serum kolesterol dalam darah. Sebagian merupakan hasil dari pertumbuhan dan aksi bakteri selama pengolahan makanan, sebagian lagi hasil dari pertumbhan beberapa BAL di dalam saluran usus saat mencerna makanan yang mengandung BAL sendiri. Bakteri asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain dengan memproduksi protein yang disebut bakteriosin. Senyawa bakteriosin yang diproduksi BAL dapat bermanfaat karena menghambat bakteri patogen yang dapat merusak makanan ataupun membayakan kesehatan manusia. Koagulasi merupakan penggumpalan partikel koloid yang membentuk endapan. Dengan adanya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisika seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit pencampuran koloid yang berbeda muatan. Koagulasi yaitu interaksi acak molekul-molekul protein yang mengakibatkan terbentuknya agregat protein baik yang memiliki sifat larut maupun yang tidak larut. Koagulasi ini akan menghasilkan hasil samping yang umumnya mengandung albumin, protease, pepton, nitrogen yang bukan dari protein, gula, antitrypsin, urease, lipoksidase, serta enzim-enzim lain dan bahan lain yang ikut terlarut dalam air. Asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri adalah penyebab koagulasi susu sehingga terbentuk dadih (curd).
F. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
1.
Bakteri asam laktat yaitu kelompok bakteri gram-positif yang dapat memfermentasikan karbohidrat
untuk menghasilkan asam laktat.
2.
Bakteri asam laktat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan
nutrisi manusia, yaitu meningkatkan nilai nutrisi makanan, mengontrol infeksi pada usus,
meningkatkan digesti (pencernaan) laktosa, mengendalikan beberapa tipe kanker,
dan mengendalikan tingkat serum kolesterol dalam darah.
3.
Pada bakteri asam laktat dihasilkan protein yang disebut bakteriosin yaitu senyawa yang bermanfaat karena menghambat bakteri patogen
yang dapat merusak makanan ataupun membayakan kesehatan manusia.
4.
Koagulasi merupakan penggumpalan partikel koloid yang membentuk endapan asam laktat yang
dihasilkan oleh bakteri merupakan penyebab koagulasi susu
sehingga terbentuk dadih (curd).
5.
Koagulasi yaitu interaksi acak
molekul-molekul protein yang mengakibatkan terbentuknya agregat protein baik
yang memiliki sifat larut maupun yang tidak larut.
DAFTAR PUSTAKA
Zubaidah , elok .dkk.2011. Studi Keamanan Susu Pasteurisasi yang Beredar di Kotamadya
Malang (Kajian dari Mutu Mikrobiologis dan Nilai gizi). Teknologi Hasil
Pertanian.Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.
Setiawati , budi .2011.
Evaluasi mutu yogurt formulasi susu jagung manis – kedelai. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang.
Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta.
Legowo,ahmad.2010. Parameter Keasaman Susu Pasteurisasi dengan Penambahan
Ekstrak Daun Aileru (Wrightia Caligria). Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Yogyakarta : Yogyakarta.
Suwito,widodo.2009.Bakteri yang Sering Mencemari
Susu: Deteksi, Patogenesis, Epidemiologi, dan Cara Pengendaliannya. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Yogyakarta : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar