LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA
I
PROTEIN
DAN ASAM AMINO
Oleh :
IMFRANTONI
PURBA
05111003014
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
A.
PENDAHULUAN
Protein merupakan makromolekul yang
menyusun lebih dari separuh bagian dari sel. Protein juga menentukan ukuran dan
struktur sel, komponen utama dari sistem komunikasi antar sel serta sebagai
katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sistem sel mahluk hidup. Protein memiliki rantai yang panjang dan juga
dapat mengalami cross-linking dan lain-lain. Protein merupakan substansi
organik sehingga mirip dengan bahan organik lain mengandung unsur karbon,
hidrogen dan oksigen. Semua protein merupakan polipeptida. Protein merupakan
kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen. Ketika berada di luar makhluk
hidup atau sel, protein sangat tidak stabil. Protein yang terlibat dalam reaksi
biokimia sebagian besar berupa enzim banyak terdapat di dalam sitoplasma dan
sebagian terdapat pada kompartemen dari organel sel (Sudarmaji, 2007).
Asam amino yaitu senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil(-COOH) dan amina (-NH2). Gugus
karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam
bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada
larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena
asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
Asam amino termasuk golongan senyawa yang berfungsi yaitu
sebagai penyusun protein (Poedjiadi, 2001).
Molekul
protein sangat besar dan memiliki rantai panjang asam amino yang berikatan
secara kimiawi. Secara umum protein tersusun oleh 20 macam asam amino.. Suatu
sistem metabolisme akan terganggu apabila biokatalis yang berperan di dalamnya
mengalami kerusakan. Di dalam sel, protein terdapat baik pada membran plasma
maupun membran internal yang menyusun organel sel seperti mitokondria, retikulum
endoplasma, nukleus dan badan golgi dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung
pada tempatnya (Sudjadi, 2004).
Kualitas protein didasarkan pada
kemampuannya untuk menyediakan nitrogen dan asam amino bagi pertumbuhan,
pertahanan dan memperbaiki jaringan tubuh. Secara umum kualitas protein tergantung
pada dua yaitu Digestibilitas protein untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino
harus dilepaskan dari komponen lain makanan dan dibuat agar dapat diabsorpsi.
Jika komponen yang tidak dapat dicerna mencegah proses ini asam amino yang
penting hilang bersama feses. Dan Komposisi asam amino seluruh asam amino yang
digunakan dalam sintesis protein tubuh harus tersedia pada saat yang sama agar
jaringan yang baru dapat terbentuk.dengan demikian makanan harus menyediakan
setiap asam amino dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk as.amino lain
yang dibutuhkan (Apriyantono, 2000).
B. Tujuan
Untuk mengetahui
sifat-sifat protein.
C. BAHAN DAN ALAT
Alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah : 1) Beaker glass, 2) hot plat, 3) pipet tetes, 4)
penjepit tabung, 5) tabung Reaksi.
Bahan-bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah : 1) Etanol, 2) HCL, 3) NaCl, 4) NaOH, 5) putih
telur, 6) Susu.
D. Cara
Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada
praktikum protein dan asam amino ini adalah sebagai berikut :
Uji Biuret
a. 2 mL bahan percobaan (susu dan putih
telur) di masukkan kedalam tabung reaksi.
b. Bahan tersebut ditambah dengan larutan
NaOH, HCl, NaCl dan etanol di setiap
tabung yang berbeda-beda.
c. Campur atau kocok dengan hati-hati.
d. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
Uji xanthonratant
a. 2 ml putih telur dan susu di masukkan ke
dalam masing-masing tabung reaksi dan di
tambah 1 ml HNO3 pekat, di kocok dan
perubahan warna di amati.
b. Tabung berisi sampel di panaskan, di amati
dan tabung di dinginkan dengan air mengalir.
c. Tabung yang berisi sampel ditetesi NaOH
pekat dan perubahan warna di amati.
Uji pengendapan
logam berat
a. Disediakan
2 tabung reaksi
b. Masing-masing tabung reaksi diisi 3 mL putih
telur
c. Tabung 1 diisi Pb Asetat 5% dan tabung ke 2
diisi AgNO3 5%
d. Diamati apa yang terjadi lalu dicatat
hasilnya
Uji
kelarutan protein
a. 4 buah tabung reaksi di isi dengan putih
telur sebanyak 2 ml dengan di tambahkan masing-masing tabung 1) NaOH 10%, 2) HCL 2%, 3) NaCL 1%, dan 4) alkohol 70%
serta amati warna yang terjadi.
E. HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari praktikum pengetahuan bahan tentang protein dan asam amino adalah
sebagai berikut:
Tabel
No
|
Uji
|
Bahan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Biuret
|
Putih telur
|
Terpisah :
atas ungu, bawah gumpalan bening
|
|
|
Susu
|
Terpisah :
atas ungu, bawah putih keruh
|
2
|
Xhantonratant
|
Putih telut +
HNO3 + NaOH
|
Terbentuk
cincin benzen dipermukaan, terpisah menjadi 3 lapisan (cincin benzen, protein
yang terdanaturasi, lemak)
|
|
|
Susu + HNO3 +
NaOH
|
Terbentuk
cincin benzen untuk sesaat, terpisah menjadi 2 lapisan (protein dan lemak).
|
3
|
Pengendapan
|
Putih telur +
Pb Asetat 5%
|
Mengendap
warna putih
|
|
|
Putih telur +
AgNO3 5%
|
Mengendap
terdapat 2 lapisan (endapan atas berwarna putih, bawah bening)
|
4
|
Kelarutan
protein
|
Putih teur +
NaOH
|
Terjadi
koagulasi dan larut
|
|
|
Putih telur +
HCL
|
Cair, larut
pada HCL
|
|
|
Putih telur +
NaCL
|
Cair, larut
NaCL
|
|
|
Putih telur +
alkohol
|
Terpisah :
bawah putih telur, atas gumpalan putih
|
B.
Pembahasan
Pada
Uji biuret larutan protein dibuat alkalis (zat yang mempercepat reaksi namun
tidak ikut bereaksi) dengan NaOH 10% dan kemudian ditambahkan larutan CuSO4 0,1
%. Hasil reaksi menunjukkan putih telur dengan campuran larutan diatas dihasilkan 2 larutan berbeda yaitu dibagian
atas berwarna ungu sedangkan dibagian bawah terdapat gumpln keruh. Susu dengan
campuran larutan yang sama dihasilkan larutan yang sama terpisah yang bagian
atas berwarna ungu sedangkan bagian bawah larutan berwarna putih keruh. Uji ini
menunjukkan reaksi positif karena larutan yang dihasilkan berwarna ungu dan
terpisah dengan larutan lain. Uji tersebut menunjukkan adanya senyawa-senyawa
yang mengandung gugus asam amida yang berada bersama gugus amida yang lain.
Membuktikan adanya peptida pada protein dilakukan dengan penambahan larutan
NaOH yang bersifat basa, larutan tersebut akan bereaksi dengan polipeptida.
Warna ungu yang dihasilkan menunjukkan bahwa ikatan peptidnya sangat kuat
karena jika ikatan peptidanya lemah maka warna ungunya akan memudar saat
dikocok.
Uji
xanthonratant pada larutan putih telur ditambahkan dengan HNO3 dan NaOH
terbentuk cincin benzen dipermukaan larutan pada larutan tersebut dihasilkan 3
lapisan yaitu cincin benzen, protein yang terdenaturasi dan lemak. Denaturasi
terjadi karena terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam
dan terbentuknya lipatan molekul protein. Campuran susu dengan larutan HNO3 dan
NaOH menghasilkan 2 lapisan yaitu protein dan lemak dan dihasilkan cincin
benzen pada permukaan larutan. Cincin benzen pada kedua larutan disebabkan karena
nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein oleh asam nitrat
pekat. Reaksi tersebut menghasilkan turunan nitro benzen berwarna kuning. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin,
fenilalanin dan triptofan.
Masing-masing
larutan putih telur dengan campuran yang berbeda menghasilkan endapan warna
putih, endapan putih tersebut adalah endapan garam yang tidak larut akibat penamambahan
larutan Pb asetat. Hal ini terjadi karena Pb asetat memiliki tingkat kelarutan
lebih tinggi daripada protein.
Uji
kelarutan protein,pada putih telur dicampur dengan NaOH terjadi koagulasi dan
larut. Terjadi karena NaOH memiliki sifat panas dan merupakan zat kimia yang memiliki konstanta di elektrolit
yang tinggi yang mengakibatkan kerusakan pada protein putihtelur. Penambahan HCL dihasilkan larutan yang cair yang
menunjukkan HCL larut pada protein begitu juga dengan pencampuran dengan
larutan NaCL. Sedangkan pada alkohol diperoleh larutan terpisah yaitu bagian
bawah putih telur dan bagian atas gumpalan berwarna putih.
F.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
1. Pada uji biuret dihasilkan warna ungu yang
menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang
mengandung gugus asam amida yang berada bersama gugus amida yang lain.
2. Penambahan larutan NaOH yang bersifat basa
dilakukan untuk membuktikan adanya ikatan peptida pada protein karena larutan tersebut akan bereaksi dengan
polipeptida.
3. Denaturasi terjadi karena terpecahnya ikatan hidrogen,
interaksi hidrofobik, ikatan garam dan terbentuknya lipatan molekul protein.
4. Cincin benzen yang dihasilkan pada kedua larutan hasil dari nitrasi pada
inti benzena yang terdapat pada molekul protein oleh asam nitrat pekat reaksi
tersebut menghasilkan turunan nitro benzen berwarna kuning.
5. Endapan putih yang dihasilkan pada pencampuran antara
putih telur dan Pb asetat adalah endapan garam yang tidak larut karena penamambahan
larutan Pb asetat tersebut.
6. Pencampuran putih telur dengan NaOH terjadi koagulasi dan
larut hal tersebut terjadi karena NaOH memiliki sifat panas dan merupakan zat kimia yang
memiliki konstanta di elektrolit yang tinggi yang mengakibatkan kerusakan pada protein
putih telur.
DAFTAR
PUSTAKA
Apriyantono, A. dkk.
2000. Analisis Pangan. Bogor:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Psat
Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.
Poedjiadi, A. 2001. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
Penerbit UI-Press.
Sudarmaji, S, dkk.
2007. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.
Sudjadi, A. dan
Rohman. 2004. Analisis Obat dan
Makanan cetakan I. Yogyakarta: Yayasan Farmasi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar